- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
"Ketamakan" Properti Indonesia Perlu Belajar Dari Kelam nya Tiongkok


TS
bisabegitucom
"Ketamakan" Properti Indonesia Perlu Belajar Dari Kelam nya Tiongkok
Disclaimer:

"Beli Sekarang Sebelum Harga Naik" seperti ini sudah biasa dan selalu menjadi template bagi setiap marketing. Sebenarnya, tanpa tulisan gimmick itu nyatanya memang harganya akan naik seiring semakin laku batch tertentu, hukum permintaan-penawaran pasar akan sendirinya efektif, menjadikan iklan ini tidak menjadi isapan jempol belaka.
Peningkatan harga tersebut menarik minat pembeli yang sekedar hanya mencari asset sebagai tambahan investasi, membuat harga semakin melambung melebihi ekspetasi semua orang, termaksud calon pembeli yang memang membeli rumah sebagai tempat tinggal.
Kejamnya hukum permintaan-penawaran bukan hanya berdampak pada lesunya minat beli, namun gagal investasi yang akan merugikan bagi pembeli yang memang niat awalnya sekedar investasi pada property.

Niscaya dari ketimpangan antara ekspetasi dari permintaan-penawaran yang diharapan dengan realita, menjadikan investasi properti menjadi investasi "bodong" semakin naik harga yang ditawarkan semakin menurun minat beli, semakin lama banyak rumah kosong, semakin parah menciptakan fenomena "ghost city"
fenomena ghost city adalah akibat dari ketamakan developer properti, dimana dengan memanfaatkan ketamakan pembeli rumah yang niatnya hanya investasi alias makelar, menjanjikan nilai re-sell yang tinggi, sehingga harga pasar menjadi meroket, namun tidak memperhitungkan kemampuan masyarakat. Akhirnya, properti tidak dilirik, generasi milenial lebih memilih menyewa rumah, dan berdampak pada kerugian pada semua orang.

Tiongkok adalah salah satu negara dengan fenomena ghost city terbesar, dimana begitu banyak apartemen kosong, karena hanya sedikit yang mampu membeli dengan harga yang luar biasa tinggi. Hampir seluruh dari perumahan apartemen dikuasai oleh makelar sehingga harga dimainkan begitu tinggi dan tidak ada yang sanggup membeli.
Dan entah mengapa, banyak developer Indonesia, mulai menapak pada langkah kaki yang sama.
Quote:

"Beli Sekarang Sebelum Harga Naik" seperti ini sudah biasa dan selalu menjadi template bagi setiap marketing. Sebenarnya, tanpa tulisan gimmick itu nyatanya memang harganya akan naik seiring semakin laku batch tertentu, hukum permintaan-penawaran pasar akan sendirinya efektif, menjadikan iklan ini tidak menjadi isapan jempol belaka.
Peningkatan harga tersebut menarik minat pembeli yang sekedar hanya mencari asset sebagai tambahan investasi, membuat harga semakin melambung melebihi ekspetasi semua orang, termaksud calon pembeli yang memang membeli rumah sebagai tempat tinggal.
Kejamnya hukum permintaan-penawaran bukan hanya berdampak pada lesunya minat beli, namun gagal investasi yang akan merugikan bagi pembeli yang memang niat awalnya sekedar investasi pada property.

Menurut hasil riset dan analisis yang dilakukan bersama antara portal properti Rumah123.com dan Karir.com,bahwa hanya 17% dari generasi milenial yang memiliki kemampuan untuk membeli rumah dengan nilai tiga ratus juta.
Niscaya dari ketimpangan antara ekspetasi dari permintaan-penawaran yang diharapan dengan realita, menjadikan investasi properti menjadi investasi "bodong" semakin naik harga yang ditawarkan semakin menurun minat beli, semakin lama banyak rumah kosong, semakin parah menciptakan fenomena "ghost city"
fenomena ghost city adalah akibat dari ketamakan developer properti, dimana dengan memanfaatkan ketamakan pembeli rumah yang niatnya hanya investasi alias makelar, menjanjikan nilai re-sell yang tinggi, sehingga harga pasar menjadi meroket, namun tidak memperhitungkan kemampuan masyarakat. Akhirnya, properti tidak dilirik, generasi milenial lebih memilih menyewa rumah, dan berdampak pada kerugian pada semua orang.

Tiongkok adalah salah satu negara dengan fenomena ghost city terbesar, dimana begitu banyak apartemen kosong, karena hanya sedikit yang mampu membeli dengan harga yang luar biasa tinggi. Hampir seluruh dari perumahan apartemen dikuasai oleh makelar sehingga harga dimainkan begitu tinggi dan tidak ada yang sanggup membeli.

Dan entah mengapa, banyak developer Indonesia, mulai menapak pada langkah kaki yang sama.
Polling
Poll ini sudah ditutup. - 22 suara
Agan-Aganwati ngerasa berat ngak sih nyari properti untuk tempat tinggal menetap?
Berad mang!
41%
Biasa aje, orang kaya bebas
32%
Ngak kepikiran ane mah. Ngopi dulu atuh
27%
Diubah oleh bisabegitucom 05-11-2018 20:09


hendri9158 memberi reputasi
1
2.7K
24


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan