[url=https://akuraS E N S O Rnews/id-375145-read-fahri-hamzah-nanti-kalau-rezim-berubah-semua-frekuensi-tv-swasta-dicabut-saja]AKURAT.CO Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah menyoroti pemberitaan televisi swasta nasional yang dianggap tidak netral dalam memberitakan Aksi Bela Tauhid jilid II.[/url]

Mulanya ada seorang warganet menggunakan akun @AcehSelatanSatu beranggapan bahwa ketika Aksi Bela Tauhid jilid II digelar hanya ada satu televisi swasta yang netral dalam pemberitaan. Penilaian itu pun dikomentari Fahri Hamzah.

Menurut Fahri pemberitaan televisi yang tidak netral lantaran mereka memiliki frekuensi sendiri. Karena itu, Fahri mengusulkan agar semua frekuensi televisi swasta dicabut. Dia pun menyarankan televisi nasional TVRI yang mengelola semua frekuensi.


"Mereka anggap frekuensi itu milik pribadi...nanti kalau rezim berubah semua frekuensi dicabut aja...biar yg kelola TVRI semua...????????," ujar Fahri Hamzah lewat akun Twitternya.

Sebelumnya, politisi Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean mendapat informasi bahwa pihak Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo subianto-Sandiaga Uno memboikot wawancara dengan wartawan stasiun televisi swasta Metro TV.

Ferdinand tidak menyebut sumber informasi. Namun dia mengatakan bahwa Partai Demokrat lebih awal memboikot untuk diwawancarai wartawan Metro TV. Dia tidak membeberkan alasan Partai Demokrat memboikot Metro TV.

"Info yang saya terima, Kami dari Tim BPN Prabowo Sandi menyatakan memboikot @Metro_TV dari seluruh wawancara. Partai @PDemokrat sudah mendahului tidak menerima wawancara dari Metro.

Hari ini, BPN Prabowo Sandi menyatakan memboikot saluran tv @Metro_TV," tulis Ferdinand lewat akun Twitternya, Sabtu (3/11)

Komen TS:

Ngapain cuma Metro TV? Cabut sekalian semua frekuensi stasiun TV Swasta. KIta balik lagi ke jaman Orba saja.  
Itu juga kalau Prabowo - Sandi menang lawan Jokowi - Ma'ruf.