- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Pengamat: Sakit Hati, Eks HTI Akan Terus Ganggu Pemerintah


TS
andika.1stravel
Pengamat: Sakit Hati, Eks HTI Akan Terus Ganggu Pemerintah

Pengamat: Sakit Hati, Eks HTI Akan Terus Ganggu Pemerintah
Jakarta - Pengamat Politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia (UAI) Ujang Komarudin menilai sangat beralasan jika eks HTI terus mengganggu pemerintah. Pasalnya, mereka sakit hati karena telah dibubarkan oleh pemerintah.
"Yang jelas, HTI tidak akan tinggal diam. Pasti akan melakukan perlawanan, baik secara hukum ataupun melalui gerakan-gerakan sosial. Tentu gerakan itu tidak akan berbaju HTI tetapi bisa berbaju organisasi atau organ taktis lain," ujar Ujang di Jakarta, Jumat (02/11).
Ujang mengatakan, sejak pelarangan HTI tahun 2017 memang semakin populer dan solid. Namun, HTI tidak akan semakin besar "HTI sakit hati karena dibubarkan pemerintah. Mereka bergerak dalam diam untuk mengganggu pemerintah," tandas dia.
Lebih lanjut, Ujang mengatakan isu HTI bisa berujung pada Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2019. Selain itu, kata dia, HTI bisa dimanfaatkan capres dan cawapres tertentu untuk menjatuhkan lawan politiknya.
"Buktinya pembakaran bendera berwarna hitam di Garut menjadi isu seksi politik di tahun politik dan dilakukan kelompok tertentu untuk melakukan demonstrasi. Hingga saat ini demonstrasi terus berjalan. Bisa saja pihak-pihak tertentu yang tidak suka kepada pemerintahan Jokowi akan memanfaatkannya," ungkap dia.
Ujang mengatakan Aksi Bela Tauhid bisa saja ditunggangi oleh eks HTI. Menurut dia, pemerintah mungkin sudah memiliki bukti kuat akan keterlibatan eks HTI.
"Agar masalah pembakaran bendera berwarna hitam tidak berlarut-larut, maka harus diselesaikan melalu jalur hukum. Jalur hukumlah yang terbaik karena negara kita negara hukum," pungkas dia.
________
Bahaya laten
Jakarta - Pengamat Politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia (UAI) Ujang Komarudin menilai sangat beralasan jika eks HTI terus mengganggu pemerintah. Pasalnya, mereka sakit hati karena telah dibubarkan oleh pemerintah.
"Yang jelas, HTI tidak akan tinggal diam. Pasti akan melakukan perlawanan, baik secara hukum ataupun melalui gerakan-gerakan sosial. Tentu gerakan itu tidak akan berbaju HTI tetapi bisa berbaju organisasi atau organ taktis lain," ujar Ujang di Jakarta, Jumat (02/11).
Ujang mengatakan, sejak pelarangan HTI tahun 2017 memang semakin populer dan solid. Namun, HTI tidak akan semakin besar "HTI sakit hati karena dibubarkan pemerintah. Mereka bergerak dalam diam untuk mengganggu pemerintah," tandas dia.
Lebih lanjut, Ujang mengatakan isu HTI bisa berujung pada Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2019. Selain itu, kata dia, HTI bisa dimanfaatkan capres dan cawapres tertentu untuk menjatuhkan lawan politiknya.
"Buktinya pembakaran bendera berwarna hitam di Garut menjadi isu seksi politik di tahun politik dan dilakukan kelompok tertentu untuk melakukan demonstrasi. Hingga saat ini demonstrasi terus berjalan. Bisa saja pihak-pihak tertentu yang tidak suka kepada pemerintahan Jokowi akan memanfaatkannya," ungkap dia.
Ujang mengatakan Aksi Bela Tauhid bisa saja ditunggangi oleh eks HTI. Menurut dia, pemerintah mungkin sudah memiliki bukti kuat akan keterlibatan eks HTI.
"Agar masalah pembakaran bendera berwarna hitam tidak berlarut-larut, maka harus diselesaikan melalu jalur hukum. Jalur hukumlah yang terbaik karena negara kita negara hukum," pungkas dia.
________
Bahaya laten

1
1.7K
27


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan