Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

cukur.rambuAvatar border
TS
cukur.rambu
Mantan Anggota HTI: Rakyat Indonesia Harus Cerdas agar Tak Mudah Disulut Isu Agama
Mantan Anggota HTI: Rakyat Indonesia Harus Cerdas agar Tak Mudah Disulut Isu Agama


Dosen sekaligus mantan anggota Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), Ainur Rofiq dalam Seminar Kebangsaan bertajuk 'Jangan Suriahkan Indonesia', mengatakan bahwa Indonesia dengan kondisi negara saat ini merupakan negara yang rakyatnya mudah disulut konflik melalui isu agama.

Membandingkan kondisi di Suriah sebelum konflik, yang merupakan negara makmur, tapi masih terjadi konflik melalui celah agama. Ia pun menilai konflik di Indonesia lebih mudah terjadi karena kondisi negara yang tidak semakmur Suriah.

"Di Suriah itu katanya makmur tanpa ada orang miskin, pendidikan oke, ekonomi oke, kalau kita (Indonesia), banyak orang miskin, pendidikan masih mahal, ini yang potensial untuk disulut, apalagi disulut dengan nilai-nilai muatan agama,"kata Ainur di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, Kamis malam (1/11/2018).

Ia mencontohkan kejadian yang menggambarkan betapa mudahnya rakyat Indonesia disulut isu agama adalah insiden pembakaran bendera bertuliskan kalimat tauhid.

Menurutnya, bendera yang dibakar itu adalah bendera Hizbut Tahrir dan kemudian bendera tersebut dianggap sebagai bendera tauhid atau bendera umat Islam sehingga menimbulkan percikan konflik di dalam umat Islam sendiri.

"Masalah bendera ini kan sebetulnya masalah sederhana bahwa itu adalah bendera Hizbut Tahrir, tapi kemudian diformulasikan, digoreng sedemikian rupa seolah itu adalah bendera tauhid, bendera umat Islam, ini menjadi (masalah) berat," tutur Ainur. Lebih lanjut, Ainur berharap, dengan adanya kejadian pembakaran bendera tersebut, rakyat Indonesia harus bisa bersikap lebih cerdas lagi sehingga tidak akan mudah tersulut konflik.

"Kita harus cerdas, jangan sampai diasosiasikan bahwa ini adalah bendera umat Islam yang disepakati oleh semuanya, yang diasosiasikan dengan bendera yang dibawa sahabat nabi saat perang. Hizbut Tahrir juga pernah mengklaim bahwa khilafahnya itu khilafah Islam, padahal saya bisa pastikan, itu khilafah ala Hizbut Tahrir yang tidak sama dengan kitab mana pun. Nah, bendera juga begitu, bendera itu diklaim atau diambil Hizbut Tahrir yang digunakan sebagai simbolnya," ungkapnya.

Ainur menambahkan, ia pun menolak adanya aksi bela Tauhid 211 sebagai dampak dari pembakaran bendera oleh Banser. Sebab baginya itu hanyalah isu agama yang dipolitisasi.

"Seperti yang saya katakan, pembakaran bendera itu masalah sederhana yang digoreng jadi seolah-olah itu yang dibakar bendera umat Islam. Jadi saya tidak setuju kalau sampai ada aksi seperti itu (aksi 211). Ada kemungkinan juga masalah itu sudah dipolitisasi," tutupnya.

jangan suriahkan indonesia
nona212
nona212 memberi reputasi
1
1.7K
17
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan