- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Australia Larang Pejabat Pemerintah Terbang Pakai Lion Air


TS
kellyrp
Australia Larang Pejabat Pemerintah Terbang Pakai Lion Air
ini BP sekaligus BPLN

737 Max8 PK-LQP dlm persiapan utk terbang perdana 24 juli 2019, renton
meintein yg buruk.
PK-LQP write off

737 Max8 PK-LQP dlm persiapan utk terbang perdana 24 juli 2019, renton
Quote:
Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah Australia memutuskan melarang pejabat publik dan kontraktor terbang menggunakan maskapai Lion Air. Peringatan itu disampaikan selepas insiden pesawat Lion Air JT-610 rute Jakarta-Pangkalpinang yang jatuh pada Senin (29/10) pagi.
"Menyusul insiden fatal jatuhnya pesawat Lion Air pada 29 Oktober 2018, seluruh pejabat pemerintah Australia dan kontraktor diinstruksikan untuk tidak terbang menggunakan pesawat Lion Air atau maskapai lainnya di bawah perusahaan tersebut," demikian bunyi pernyataan Kementerian Luar Negeri dan Perdagangan Australiapada situsnya.
Pemerintah Australia di Ibu Kota Canberra mengatakan larangan tersebut berlaku hingga hasil penyelidikan penyebab kecelakaan pesawat nahas itu diketahui.
Pesawat berisikan 189 penumpang tersebut dinyatakan jatuh di Tanjung Karawang setelah sempat hilang kontak 13 menit setelah lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta pada pukul 06.10 WIB.
Pesawat itu jatuh di laut dengan kedalaman 30-35 meter. Pesawat rute Jakarta-Tanjung Pinang itu lepas landas dari Bandara Soekarno Hatta pada pukul 06.21 WIB dengan tujuan Bandara Depati Amir.
Sekitar pukul 06.33 WIB pesawat Lion Air JT-610 itu hilang kontak lalu dikonfirmasi jatuh di perairan Tanjung Pakis, Karawang, Jawa Barat.
Lion Air memang memiliki riwayat panjang kecelakaan. Dalam satu dekade terakhir, maskapai berbiaya murah itu tercatat telah mengalami 16 kali kecelakaan yang sebagian besar diakibatkan tergelincir atau gagal mendarat.
Menurut catatan cari laman Aviation Safety, Lion Air masuk dalam daftar maskapai yang dilarang melakukan penerbangan ke Eropa pada 4 Juli 2007. Pangkal masalahnya adalah maskapai itu dianggap tidak lolos dalam standar keamanan penerbangan. Namun, mereka lolos dari larangan itu pada 16 Juni 2016. (rds)
https://www.cnnindonesia.com/internasional/20181029184825-113-342410/australia-larang-pejabat-pemerintah-terbang-pakai-lion-air
"Menyusul insiden fatal jatuhnya pesawat Lion Air pada 29 Oktober 2018, seluruh pejabat pemerintah Australia dan kontraktor diinstruksikan untuk tidak terbang menggunakan pesawat Lion Air atau maskapai lainnya di bawah perusahaan tersebut," demikian bunyi pernyataan Kementerian Luar Negeri dan Perdagangan Australiapada situsnya.
Pemerintah Australia di Ibu Kota Canberra mengatakan larangan tersebut berlaku hingga hasil penyelidikan penyebab kecelakaan pesawat nahas itu diketahui.
Pesawat berisikan 189 penumpang tersebut dinyatakan jatuh di Tanjung Karawang setelah sempat hilang kontak 13 menit setelah lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta pada pukul 06.10 WIB.
Pesawat itu jatuh di laut dengan kedalaman 30-35 meter. Pesawat rute Jakarta-Tanjung Pinang itu lepas landas dari Bandara Soekarno Hatta pada pukul 06.21 WIB dengan tujuan Bandara Depati Amir.
Sekitar pukul 06.33 WIB pesawat Lion Air JT-610 itu hilang kontak lalu dikonfirmasi jatuh di perairan Tanjung Pakis, Karawang, Jawa Barat.
Lion Air memang memiliki riwayat panjang kecelakaan. Dalam satu dekade terakhir, maskapai berbiaya murah itu tercatat telah mengalami 16 kali kecelakaan yang sebagian besar diakibatkan tergelincir atau gagal mendarat.
Menurut catatan cari laman Aviation Safety, Lion Air masuk dalam daftar maskapai yang dilarang melakukan penerbangan ke Eropa pada 4 Juli 2007. Pangkal masalahnya adalah maskapai itu dianggap tidak lolos dalam standar keamanan penerbangan. Namun, mereka lolos dari larangan itu pada 16 Juni 2016. (rds)
https://www.cnnindonesia.com/internasional/20181029184825-113-342410/australia-larang-pejabat-pemerintah-terbang-pakai-lion-air
meintein yg buruk.
PK-LQP write off
Quote:
Senin, 29/10/2018 18:57 WIB
Jakarta, CNN Indonesia -- Pesawat Lion Air JT-610rute Jakarta-Pangkalpinang dipastikan jatuh di perairan Karawang, Jawa Barat, Senin (29/10) pagi. Pesawat tersebut terakhir terbang dari Denpasar, Bali menuju Jakarta pada malam sebelumnya.
Salah satu kru televisi swasta, Aria Jatmika menceritakan berbagai masalah Pesawat Lion Air yang ditumpanginya itu. Pesawat rute Denpasar-Jakarta yang ditumpangi Aria saat itu bernomor penerbangan JT-033, sementara rute Jakarta-Pangkalpinang JT-610.
Aria dan rombongan dari rekan sekantor berada di Bali untuk keperluan syuting. Selesai syuting, mereka dijadwalkan kembali ke Jakarta pada Minggu (28/10) malam.
Aria atau yang akrab disapa Pepeng itu mengatakan, dia bersama rekan sekantor seharusnya lepas landas atau take off dari Bandara I Gusti Ngurah Rai sekitar pukul 18.15 WIB.
"(Masalah) Pertama, kita delay. Harusnya berangkat 18.15. Tapi baru datang pesawat jam 19.30," ujar Pepeng kepada CNNIndonesia.com.
Saat pesawat tiba, dia dan penumpang lain diperkenankan masuk ke dalam pesawat. Namun setelah 30 menit di dalam pesawat, ada sejumlah petugas memperbaiki pendingin ruangan pesawat.
Aria tak tahu persis apa betul pendingin ruangan di pesawat tersebut rusak atau tidak. Yang jelas, kata Aria, hawa di dalam pesawat panas, sehingga dia dan penumpang lain keluar dari pesawat.
Setelah beres, pesawat kemudian bersiap lepas landas. Baru beberapa meter jalan di landasan sebelum terbang, pesawat tiba-tiba berhenti. Sempat dicek oleh awak kabin, pesawat kembali ke appron. Setelah di dalam pesawat selama 30 menit, para penumpang kembali keluar karena kondisi di dalam pesawat sangat panas.
"Kalau kata mereka sih AC-nya nggak benar," ucap Pepeng.
Setelah dua jam, pesawat tersebut kembali bersiap terbang. Saat persiapan take off, Pepeng merasakan hal lain.
"Start engine atau apanya saya tidak tahu persis, kayanya mati nyala, mati nyala gitu," kata Pepeng.
Tak cuma itu, ketika sudah terbang Pepeng juga merasa ada hal aneh lainnya. Dia merasa pesawat seperti terbang rendah dari biasanya. Jika biasanya pesawat terbang dengan ketinggian normal, Pepeng tak bisa melihat daratan, tapi kala itu dia melihat jelas lampu-lampu di daratan sangat dekat.
"Terbangnya agak rendah. Biasanya kalau tinggi, kita nggak lihat daratan, nah ini saya lihat ada lampu-lampu (di daratan)," kata dia.
"Nah teman saya saat terbang itu, merasa suara mesin pesawat tidak seperti biasanya," ucap Pepeng.
Terlepas dari gangguan itu, durasi penerbangan malam itu dari Denpasar ke Jakarta normal, sekitar satu jam 15 menit. Pun demikian, penumpang lain tak terlihat ada kepanikan atau sesuatu dari biasanya.
Presiden dan CEO Lion Air Group, Edward Sirait sebelumnya mengatakan, pesawat Lion Air JT-610 terakhir terbang dari Denpasar menuju Jakarta, sebelum akhirnya dipastikan jatuh saat terbang dari Jakarta menuju Pangkalpinang, pada Senin (29/10) pagi.
Penerbangan dari Denpasar itu, Edward mengakui pesawat tersebut dilaporkan mengalami kendala teknis. Namun ia mengklaim masalah teknis yang tidak ia rinci itu sudah ditangani oleh teknisi dari pabrik pesawat.
"Ada laporan masalah teknis, tapi sudah dikerjakan sesuai porosedur maintenance yang dikeluarkan pabrikan pesawat," kata Edward saat konferensi pers di Bandara Seokarno-Hatta, Cengkareng, Senin (29/10).
Edward menegaskan permasalahan teknis sebetulnya umum terjadi pada maskapai. Namun Edward belum bisa berkomentar bahwa kecelakaan yang terjadi di perairan Karawang itu murni masalah teknis pesawat atau bahkan karena pesawat meledak.
"Kita tidak mau spekulasi, ada pihak terkait yang bisa menyelidiki kita siap kasih data. Masalah teknis itu umum terjadi dan memang harus dikerjakan dan dirawat," ungkap Edward.
Petugas gabungan dan Basarnas saat ini masih berusaha mencari badan pesawat dan korban penumpang Lion Air JT-610. Sejumlah serpihan dan potongan tubuh telah ditemukan sejak siang. Basarnas memprediksi tidak ada penumpang yang selamat dari insiden jatuhnya pesawat Lion Air JT-610 di Karawang.
Jakarta, CNN Indonesia -- Pesawat Lion Air JT-610rute Jakarta-Pangkalpinang dipastikan jatuh di perairan Karawang, Jawa Barat, Senin (29/10) pagi. Pesawat tersebut terakhir terbang dari Denpasar, Bali menuju Jakarta pada malam sebelumnya.
Salah satu kru televisi swasta, Aria Jatmika menceritakan berbagai masalah Pesawat Lion Air yang ditumpanginya itu. Pesawat rute Denpasar-Jakarta yang ditumpangi Aria saat itu bernomor penerbangan JT-033, sementara rute Jakarta-Pangkalpinang JT-610.
Aria dan rombongan dari rekan sekantor berada di Bali untuk keperluan syuting. Selesai syuting, mereka dijadwalkan kembali ke Jakarta pada Minggu (28/10) malam.
Aria atau yang akrab disapa Pepeng itu mengatakan, dia bersama rekan sekantor seharusnya lepas landas atau take off dari Bandara I Gusti Ngurah Rai sekitar pukul 18.15 WIB.
"(Masalah) Pertama, kita delay. Harusnya berangkat 18.15. Tapi baru datang pesawat jam 19.30," ujar Pepeng kepada CNNIndonesia.com.
Saat pesawat tiba, dia dan penumpang lain diperkenankan masuk ke dalam pesawat. Namun setelah 30 menit di dalam pesawat, ada sejumlah petugas memperbaiki pendingin ruangan pesawat.
Aria tak tahu persis apa betul pendingin ruangan di pesawat tersebut rusak atau tidak. Yang jelas, kata Aria, hawa di dalam pesawat panas, sehingga dia dan penumpang lain keluar dari pesawat.
Setelah beres, pesawat kemudian bersiap lepas landas. Baru beberapa meter jalan di landasan sebelum terbang, pesawat tiba-tiba berhenti. Sempat dicek oleh awak kabin, pesawat kembali ke appron. Setelah di dalam pesawat selama 30 menit, para penumpang kembali keluar karena kondisi di dalam pesawat sangat panas.
"Kalau kata mereka sih AC-nya nggak benar," ucap Pepeng.
Setelah dua jam, pesawat tersebut kembali bersiap terbang. Saat persiapan take off, Pepeng merasakan hal lain.
"Start engine atau apanya saya tidak tahu persis, kayanya mati nyala, mati nyala gitu," kata Pepeng.
Tak cuma itu, ketika sudah terbang Pepeng juga merasa ada hal aneh lainnya. Dia merasa pesawat seperti terbang rendah dari biasanya. Jika biasanya pesawat terbang dengan ketinggian normal, Pepeng tak bisa melihat daratan, tapi kala itu dia melihat jelas lampu-lampu di daratan sangat dekat.
"Terbangnya agak rendah. Biasanya kalau tinggi, kita nggak lihat daratan, nah ini saya lihat ada lampu-lampu (di daratan)," kata dia.
"Nah teman saya saat terbang itu, merasa suara mesin pesawat tidak seperti biasanya," ucap Pepeng.
Terlepas dari gangguan itu, durasi penerbangan malam itu dari Denpasar ke Jakarta normal, sekitar satu jam 15 menit. Pun demikian, penumpang lain tak terlihat ada kepanikan atau sesuatu dari biasanya.
Presiden dan CEO Lion Air Group, Edward Sirait sebelumnya mengatakan, pesawat Lion Air JT-610 terakhir terbang dari Denpasar menuju Jakarta, sebelum akhirnya dipastikan jatuh saat terbang dari Jakarta menuju Pangkalpinang, pada Senin (29/10) pagi.
Penerbangan dari Denpasar itu, Edward mengakui pesawat tersebut dilaporkan mengalami kendala teknis. Namun ia mengklaim masalah teknis yang tidak ia rinci itu sudah ditangani oleh teknisi dari pabrik pesawat.
"Ada laporan masalah teknis, tapi sudah dikerjakan sesuai porosedur maintenance yang dikeluarkan pabrikan pesawat," kata Edward saat konferensi pers di Bandara Seokarno-Hatta, Cengkareng, Senin (29/10).
Edward menegaskan permasalahan teknis sebetulnya umum terjadi pada maskapai. Namun Edward belum bisa berkomentar bahwa kecelakaan yang terjadi di perairan Karawang itu murni masalah teknis pesawat atau bahkan karena pesawat meledak.
"Kita tidak mau spekulasi, ada pihak terkait yang bisa menyelidiki kita siap kasih data. Masalah teknis itu umum terjadi dan memang harus dikerjakan dan dirawat," ungkap Edward.
Petugas gabungan dan Basarnas saat ini masih berusaha mencari badan pesawat dan korban penumpang Lion Air JT-610. Sejumlah serpihan dan potongan tubuh telah ditemukan sejak siang. Basarnas memprediksi tidak ada penumpang yang selamat dari insiden jatuhnya pesawat Lion Air JT-610 di Karawang.
-1
3.2K
Kutip
31
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan