90 tahun usia sumpah pemuda, apa kabar pemuda hari ini? Sudahkan menunjukkan baktinya untuk negeri? Sudahkah berbuat untuk tanah air Indonesia? Sudahkah bangga sebagai bangsa Indonesia? Sudahkah berbahasa bahasa Indonesia di setiap kesempatan dengan baik dan benar? Masih banyak pertanyaan yang layak dipertanyakan kepada pemuda dan pemudi Indonesia berdasar apa yang terjadi di negara Indonesia belakangan ini.



90 tahun lalu perwakilan pemuda dari seluruh daerah di Indonesia menepikanperbedaan untuk berikrar satu Indonesia. Ya tanah air, ya bangsa, ya bahasa, INDONESIA. Apakah hari ini masih sama? Di tengah serbuan arus informasi dan modernisasi yang masif baik dari dalam maupun dari luar. Masihkah ada kebanggan kita sebagai bangsa Indonesia? Atau justru kita merasa rendah di depan bangsa lain?

Yang menyatakan Indonesia negara hebat dikatakan over proud, sedangkan yang memuji asing dikatakan realistis. Yang menggunakan quote bahasa Indonesia dikatakan kuno dan ndeso, sedang yang pakai quote bahasa asing dianggap modern, maju, pintar, pandai, terpercaya. Jika bicara kemajuan negara lain begitu semangatnya, tapi saat ditantang untuk membuat kemajuan itu untuk Indonesia pura-pura bisu dan tidak tahu. Pemuda macam apa ini!



Wage Rudolf Soepratman, sang pencipta lagu Indonesia Raya sudah jelas menulis lirik di dalam lagu Indonesia Raya, Bangunlah jiwanya, bangunlah badannya untuk Indonesia Raya. Ingat yang dibangun itu Indonesia, bukan asing. Yang dibanggakan itu Indonesia, bukan eropa apalagi amerika. Boleh saja anda memandang hebat negara itu, tapi cukupkan pandangan anda, dan mari membangun Indonesia. Jangan membuat Bung Karno malu.

"Beri aku 1.000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia." Pernyataan dari Soekarno, Bapak bangsa ini jangan sampai berubah jadi "beri aku 10 pemuda maka akan kunyinyiri negara mu." Monggo direnungkan, benar tidak tulisan saya? Fair dan jujur saja. Jawab semua tanya di atas sana. Renungkan makna sumpah pemuda, masihkah ada sisa kebanggan untuk negeri ini?



Sumpah pemuda juga bisa menjadi momentum bersatunya pemuda dan pemudi untuk menangkal bahaya radikalisme. Entah itu kiri maupun kanan. Kita hidup di Indonesia, kita sepakat, bahwa pancasila adalah dasar negara kita. Jadi ketika ada siapapun, apapun bentuknya ingin mengganti pancasila, maka pemuda punya peran strategis untuk bergerak. Ingat kan sumpah pemuda 90 tahun lalu? Ada relevansinya dengan sila ketiga, Persatuan Indonesia.

Yang bersatu bukan hanya bangsa, tanah air, bahasa, tapi juga ideologi dan pemikiran. Pemikiran untuk memajukan Indonesia. Kalau negara sana bisa maju, kenapa kita tidak? Bukankah Tuhan sama-sama menganugerahkan panca indera pada kita? Dari pada sibuk mencaci dan mengutuk keadaan bangsa ini, kenapa tidak mencari solusi agar bangsa ini maju. Berbuat sesuatu meski kecil. Dari gelombang-gelombang kecil kebaikan, akan bergabung menjadi gelombang besar untuk maju bersama.



Hey Pemuda dan Pemudi! Bangun! Mari menjadi Indonesia yang Indonesia banget! Mari bangga dengan bangsa ini. Syukuri, hari ini kita para pemuda tak harus mengangkat senjata untuk memajukan bangsa ini. Kita punya banyak cara untuk mengisi apa yang telah diperjuangkan pemuda-pemuda zaman dulu. Stop jadi agen kapitalis! stop over proud pada asing! Mari bangga pada negeri ini, mari bangga pada bangsa ini. Dan yang paling penting, mari bangun bangsa ini agar setara dengan mereka yang selalu kau puja karena kemajuannya.

Sadar, bumi Indonesia lah yang kalian injak tiap hari. Langit Indonesia yang memayungi kalian setiap waktu, jadi apa alasan untuk tidak bersatu? Apa alasan untuk saling beradu? Tidak ada. Yang ada adalah alasan untuk bergandeng tangan, bekerja sama, membangun bersama. Di bawah dwi warna, di atas tanah air dalam balutan satu bahasa, INDONESIA!!Salam Damai


MERDEKA!



Sumber Referensi : sini, Pemikiran Pribadi
Sumber Gambar : sini, sini, sini, sini