Bolehkah aku meminta waktumu 5 menit?
Hanya sekedar untuk membaca ini, tulisan yang belum pernah berani ku ungkap di publik.Tapi untuk pertama kalinya aku memberanikan diri.

Bolehkah aku menyapamu?
Hai kamu yang tak bisa ku lupakan apalagi ku tepikan, masihkah ada ruang bagiku untuk bercerita? Atau sekedar untukku bersandar?
Beberapa tahun sudah aku tak mendengar kabarmu, apalagi tau kesibukanmu. Bukan aku tak ingin lagi tahu, atau bukan aku sudah tidak peduli, tapi masih bolehkah aku tahu semua itu? Sementara kamu bukan milikku lagi. Sebenarnya aku sudah tidak ingin lagi mengingatmu, seperti kamu yang tak ingin lagi mendengar namaku, tapi entah kenapa tengah malam begini dalam sunyi nya waktu, mengingatmu adalah hal yang menyenangkan. Beberapa bulan ini semua terasa berbeda , entah karna aku yang berubah, keadaan yang berubah atau karena kamu yang sudah tak ada. Aku harus jujur kali ini aku benar2 merindukanmu, rindu seorang wanita yang masih berharap untuk kau bahagiakan.
Aku rindu segala percakapan kita dari pagi hingga malam.
Aku rindu saat kita berpegangan tangan.
Aku rindu saat kamu memelukku.
Aku rindu saat kita bernyanyi bersama.
Aku rindu kamu yang selalu punya cara membuat aku bahagia.
Aku rindu semua tentangmu.

Bolehkah aku memberitahumu?
Jadi begini,
Pagiku tak lagi cerah, siangku terlalu panas menyengat dan malamku terasa dingin mencekam.
Maaf jika ini terdengar berlebihan, tapi percayalah ini nyata.
Sejak saat itu ketika aku mengantarmu pergi, menatapmu menghilang di ujung jalan, membiarkanmu menemukan bahagia, ada yang kau bawa pergi dari diriku.

Lalu bolehkah aku bertanya?
Apa kamu juga merasakan hal yang sama?
Apa kamu juga kehilangan aku?
Apa pagimu masih secerah dulu?
Atau apa malam mu dingin mencekam seperti aku?
Atau jangan jangan kamu sudah bahagia disana?
Baiklah kamu tak perlu menjawab.

Rasanya ini sudah lebih 5 menit, maaf sudah menyita banyak waktumu. Terimakasih telah tertarik untuk membaca tulisanku.

Jadi,
Bolehkah aku memintamu untuk kembali?