Pada hari ini genap Indonesia memperingati 90 tahun Sumpah Pemuda. Di dalam torehan sejarah Indonesia, bagi penulis pemuda memiliki riwayat posisi yang spesial pada perkembangan bangsa. 20 tahun sebelum dicetuskannya Sumpah Pemuda, para pemuda mendirikan suatu organisasi yang berkecimpung di bidang pendidikan, sosial, ekonomi, dan kebudayaan. Dari organisasi yang disebut sebagai Budi Utomo tersebut terbentuklah Sarekat Islam dan Indische Partij yang dari perspektif penulis adalah merupakan benih terciptanya rasa nasionalisme di kalangan para pemuda saat itu.

Pemuda selalu saja memiliki kekhasan tersendiri dalam berpenampilan untuk mengekspresikan dirinya. Dalam sejarah Indonesia, barangkali saja Gan Sis sudah ada yang mengetahui bahwa pemerintah Indonesia pada tahun 1970 ternyata jengah dengan penampilan pemuda yang berambut gondrong. It's a real story Gan Sis! Pemerintah Indonesia saat itu bahkan melakukan banyak razia rambut gondrong terhadap pemuda dengan melibatkan unsur milter dan polisi yang dibekali gunting untuk memotong rambut pemuda yang gondrong. Pemerintah ternyata juga menargetkan, pada tahun 1973 pemuda Indonesia terbebas dari rambut gondrong. Terlihatnya sepele sekali ya Gan Sis urusan rambut gondrong ini? Ternyata tidak.

Para pemuda saat itu mulai melakukan berbagai gelombang protes yang di inisiasi oleh kalangan pelajar dan mahasiswa. Puncaknya adalah pada tanggal 6 Oktober 1970 terjadinya insiden meninggalnya satu orang mahasiswa ITB bernama Rene Louis Coenraad yang melintas setelah pecahnya bentrokan fisik antara mahasiswa ITB dan taruna akibat kalahnya tim taruna kepolisian dalam pertandingan sepakbola oleh mahasiswa ITB yang sering mereka razia rambut gondrongnya itu. Jenazah Rene tewas dikeroyok dengan meninggalkan bekas luka tembak di tubuhnya. Dalam catatan jurnalistik, beberapa orang yang diduga sebagai pelaku penganiayaan Rene bahkan kini dapat menikmati jabatan tinggi di kepolisian dan berpangkat Jenderal.

 Pada tanggal 9 Oktober 1970, para pemuda yang terdiri dari mahasiswa dan pelajar di Bandung melepas jenazah Rene Louis Coenraad kepada keluarganya.

Ternyata Gan Sis, persoalan razia rambut gondrong itu menurut penulis menjadi pemicu terjadinya serangkaian peristiwa yang melibatkan bentrokan antara pemuda dengan unsur pemerintah. Selang 3 tahun lebih lamanya terjadilah peristiwa Malapetaka 15 Januari 1974 atau yang sering disebut sebagai peristiwa Malari (Malapetaka Limabelas Januari). Dimana para pemuda yang terdiri dari mahasiswa dan pelajar berdemonstrasi menolak gencarnya investasi asing saat kedatangan Perdana Menteri (PM) Jepang Kakuei Tanaka. Pihak media menengarai peristiwa Malari ini adalah demonstrasi besar pertama di era Orde Baru yang disusupi pihak antek asing sehingga berujung pada pengerusakan, pembakaran, korban luka-luka dan korban jiwa di Jakarta.


Demo para pemuda tanggal 15 Januari 1974 atau peristiwa Malari (Malapetaka Limabelas Januari) di Jakarta.

Gan Sis, selang 3 sampai dengan 4 tahun setelah peristiwa Malari para pemuda Indonesia pun kembali bergejolak menjelang Sidang Umum MPR tahun 1978. Aksi tidak percaya terhadap pemerintah pun santer bergaung dan salah satunya datang dari mahasiswa ITB.


Pada tahun 1978, spanduk terbentang di depan kampus ITB Jl. Ganeca kota Bandung berisikan kalimat penolakan terhadap kepemimpinan presiden saat itu.

Ternyata peristiwa terbunuhnya mahasiswa ITB bernama Rene Louis Coenraad terdahulu secara tidak langsung memanaskan situasi antara para pemuda terhadap pemerintah yang berkuasa dan sikap represif militer. Singkatnya pada saat itu terjadilah bentrokan antara pihak militer dan mahasiswa ITB, bahkan sejarah mencatat pihak militer pada saat itu sempat menguasai dan mengosongkan kampus ITB.


Pihak militer yang bersenjata lengkap sempat menduduki dan mengosongkan kampus ITB di Jl. Ganeca kota Bandung pada tahun 1978

Tidak dipungkiri sejarah mencatat pemerintah Indonesia pernah memasuki ranah pribadi para pemuda pada saat itu, seperti intervensi penampilan pemuda berambut gondrong, bercelana jeans dan bertato. Terlebih pemerintah saat itu melalui Komando Operasi Pemulihan Keamanan dan Ketertiban (Kopkamtib) melakukan serangkaian operasi besar-besaran berskala nasional untuk merazia pemuda yang berambut gondrong, bercelana jeans dan bertato. Hal tersebut ternyata menimbulkan sikap antipati pemuda Indonesia terhadap pemerintahan saat itu.

Di penghujung thread ini melalui momen 90 tahun Sumpah Pemuda, penulis ingin memperlihatkan pada Gan Sis bahwa pemuda di Indonesia memiliki peranan penting terhadap laju perkembangan bangsanya. Dalam memasuki tahun politik 2019 dimana Indonesia akan memasuki perhelatan pemilihan presiden yang menurut data Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) pada laporan Data Penduduk Potensial Pemilih Pemilu (DP4) kepada Komisi Pemilihan Umum (KPU) terdapat 186 juta orang yang dipastikan memiliki hak memilih dalam Pemilu 2019. Dari data tersebut para pemuda ternyata memiliki porsi pemilih muda di bawah usia 40 tahun sebanyak lebih dari 50 persen atau 100 juta pemilih. Jumlah tersebut secara nyata menggambarkan bahwa para pemuda adalah penentu kemana arah perkembangan bangsa dan negara ini.


Besaran potensi pemilih muda di bawah usia 40 tahun mendominasi lebih dari 50 persen kelompok pemilih berdasarkan usia dari keseluruhan pemilih tetap yang terdaftar di KPU.

Pada zaman ini, penulis melihat generasi muda saat ini kritis dan lebih dinamis persepsi politiknya. Namun politik rasanya jauh dari keseharian generasi muda saat ini sehingga wajar saja jika ada yang menilai politik tidak menarik bagi generasi muda zaman sekarang. Namun terlepas dari itu, pemuda di Indonesia saat ini jika dilihat dari jumlah populasinya ternyata adalah kelompok mayoritas yang tentunya memegang peranan penting bagi stabilitas negara baik itu dari segi sosial, ekonomi, politik dan keamanan. Banyak dari para pemuda Indonesia yang dapat membuktikan hal tersebut, misalkan saja sekarang banyak bermunculan para pemuda yang hadir di badan legislatif dan eksekutif, serta memegang berbagai posisi penting di perusahaan.

Rasanya tidak ada lagi yang pantas meremehkan dan memandang para pemuda Indonesia sebelah mata karena sejarah merekam jejak para pemuda di Indonesia terhadap besar andilnya dari sebelum serta sesudah kemerdekaan, sampai dengan momen reformasi dan seterusnya.

Maka Gan Sis, penulis melalui momen Sumpah Pemuda ini ingin mengajak untuk mari bersama-sama kita sebagai generasi penerus bangsa dalam satu ikrar, berkarya dan berprestasi secara maksimal di bidangnya masing-masing bagi Indonesia.

Referensi, sumber foto dan gif:
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9

Threads
damnhottie:

[MUSICOC] #Playlist My Current Top 5 Club Tracks Right Now Are... #AslinyaLo

TOP 5 Game Terburuk Dengan Glitches yang Paling Membuat Kesal

Top 5 Awkward Easter Eggs EVER! Seriously...

#IniIndonesiaku Orang Terkaya Seantero Nusantara Pun Menjadi Atlet Asian Games 2018

Sepenggal Kisah Penggemar iPhone X di Silicone Valley

Banzz Kreator Asal Korea Berpenghasilan 1 Juta USD Per Tahun

'Resolute Desk' Meja Kerja Para Penguasa Negeri Paman Sam

Polemik Memberi Bantuan Langsung Pada Pengemis