- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
PSV Ajak Tokoh NU Pro-Khittah Bergabung di Jalan Tengah


TS
lucy...pinder
PSV Ajak Tokoh NU Pro-Khittah Bergabung di Jalan Tengah
Quote:
Selain mengundang kaum muda pro-demokrasi, khususnya dari kalangan kampus untuk menjadi relawan, Adhie M Massardi selaku Ketua Umum Perkumpulan Swing Voters (PSV) juga mengajak tokoh-tokoh Nahdlatul Ulama (NU) pro-khittah '26 bergabung dalam lembaganya yang diinisiasi bersama Ahli Hukum Tata Negara, Refly Harun.
Alasan Adhie mengajak tokoh-tokoh NU karena doktrin PSV sejatinya merupakan manifestasi atau penyesuaian atas 'jembatan politik ' bagi NU untuk kembali ke Khittah 1926, yang dimatangkan Gus Dur pada 1983 pada Munas NU di Situbondo, Jawa Timur waktu itu.
PSV, menurut juru bicara presiden era KH Abdurrahman Wahid itu, juga mengadopsi dan mengaktualisasikan pikiran-pikiran Gus Dur yang secara cerdas, konseptual, kontekstual, dan komprehensif, menerjemahkan Ahlus-Sunnah wal-Jamaah (Aswaja) dan sebagai akidah keagamaan ke dalam perjuangan sosial politik kemasyarakatan, yang didasarkan atas prinsip tawassuth (berdiri di tengah-tengah), tawazun (seimbang dalam berbagai hal), i'tidal (tegask lurus), dan tasamuh (toleransi).
"Doktrin Aswaja itu oleh PSV dimodifikasi dan disesuaikan sebagai fiqif sosial, platform, landasan perjuangan yang dikemas dalam tiga kata, yaitu integritas, netralitas, dan obyektivitas, demi mematangkan jalannya demokrasi kita," kata Adhie saat ditemui di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (21/10/2018).
Menurut Adhie, PBNU konsisten menjalani Khittah-nya, sebagaimana pernah dilakukan Gus Dur dalam hampir tiga periode kepemimpinannya (1984-1999), PSV tidak diperlukan lagi oleh bangsa ini.Sebab, tutur Adhie, dalam rezim demokrasi elektoral ini, dengan khittahnya, NU otomatis akan menjadi pendulum, pemandu masyarakat untuk menentukan pilihan.
"Pada dasarnya, ulama, para cerdik pandai, kaum intelektual, memang mempunyai tanggung jawab moral yang besar untuk senantiasa membimbing, mengembangkan integritas dan obyektivitas masyarakat. Bukan malah menyeret masyarakat menjadi kaum partisan dalam blok-blok politik yang tidak mendidik," tutur Adhie.
Adhie mengaku mendengar banyak tokoh NU, terutama di daerah-daerah, yang masygul dan cemas melihat ormas keagamaan terbesar di dunia itu oleh segelintir elitenya dipolitisasi, dieksploitasi, bahkan diperlakukannya layaknya kendaraan untuk memburu kekuasaan dan kenikmatan duniawi (low politic), padahal maqam para ulama itu di ranah siyasah 'aliyah samiyah (high politic).
"Saya percaya, baik di pusat maupun di daerah, mayoritas ulama NU masih mengikuti garis kebijakan Gus Dur terkait khittah NU. Makanya, baik secara terbuka maupun tertutup, pada hakekatnya para ulama NU pro-khittah akan bergabung dengan PSV guna memandu rakyat untuk secara cerdas dan obyektif menggunakan hak pilihnya dalam pileg dan pilpres 2019 nanti," ujarnya.
http://m.tribunnews.com/nasional/201...i-jalan-tengah
Alasan Adhie mengajak tokoh-tokoh NU karena doktrin PSV sejatinya merupakan manifestasi atau penyesuaian atas 'jembatan politik ' bagi NU untuk kembali ke Khittah 1926, yang dimatangkan Gus Dur pada 1983 pada Munas NU di Situbondo, Jawa Timur waktu itu.
PSV, menurut juru bicara presiden era KH Abdurrahman Wahid itu, juga mengadopsi dan mengaktualisasikan pikiran-pikiran Gus Dur yang secara cerdas, konseptual, kontekstual, dan komprehensif, menerjemahkan Ahlus-Sunnah wal-Jamaah (Aswaja) dan sebagai akidah keagamaan ke dalam perjuangan sosial politik kemasyarakatan, yang didasarkan atas prinsip tawassuth (berdiri di tengah-tengah), tawazun (seimbang dalam berbagai hal), i'tidal (tegask lurus), dan tasamuh (toleransi).
"Doktrin Aswaja itu oleh PSV dimodifikasi dan disesuaikan sebagai fiqif sosial, platform, landasan perjuangan yang dikemas dalam tiga kata, yaitu integritas, netralitas, dan obyektivitas, demi mematangkan jalannya demokrasi kita," kata Adhie saat ditemui di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (21/10/2018).
Menurut Adhie, PBNU konsisten menjalani Khittah-nya, sebagaimana pernah dilakukan Gus Dur dalam hampir tiga periode kepemimpinannya (1984-1999), PSV tidak diperlukan lagi oleh bangsa ini.Sebab, tutur Adhie, dalam rezim demokrasi elektoral ini, dengan khittahnya, NU otomatis akan menjadi pendulum, pemandu masyarakat untuk menentukan pilihan.
"Pada dasarnya, ulama, para cerdik pandai, kaum intelektual, memang mempunyai tanggung jawab moral yang besar untuk senantiasa membimbing, mengembangkan integritas dan obyektivitas masyarakat. Bukan malah menyeret masyarakat menjadi kaum partisan dalam blok-blok politik yang tidak mendidik," tutur Adhie.
Adhie mengaku mendengar banyak tokoh NU, terutama di daerah-daerah, yang masygul dan cemas melihat ormas keagamaan terbesar di dunia itu oleh segelintir elitenya dipolitisasi, dieksploitasi, bahkan diperlakukannya layaknya kendaraan untuk memburu kekuasaan dan kenikmatan duniawi (low politic), padahal maqam para ulama itu di ranah siyasah 'aliyah samiyah (high politic).
"Saya percaya, baik di pusat maupun di daerah, mayoritas ulama NU masih mengikuti garis kebijakan Gus Dur terkait khittah NU. Makanya, baik secara terbuka maupun tertutup, pada hakekatnya para ulama NU pro-khittah akan bergabung dengan PSV guna memandu rakyat untuk secara cerdas dan obyektif menggunakan hak pilihnya dalam pileg dan pilpres 2019 nanti," ujarnya.
http://m.tribunnews.com/nasional/201...i-jalan-tengah
Ane juga percaya bahwa elit nu dan warga nu yg bersikap layaknya banser (dukung mukidi) cuman oknum dan segelintir saja

Gusdurian Ahlul Bait Dukung Jokowi, Sahabat Gus Dur Dukung?
Quote:
Dukung mendukung sejumlah kelompok kepada pasangan capres-cawapres di Pilpres 2019 semakin deras, termasuk barisan Gusdurian.
Adhie M Massardi dikenal sebagai orangnya Gus Dur. Lantas apakah Adhie berada di barisan Yenny Wahid yang bersama konsorsium pengikut Gus Dur sudah menyatakan diri mendukung Joko Widodo (Jokowi) di Pilpres 2019?
"Nggak," jawab Jurubicara Presiden era Pemerintahan Gus Dur itu kepada Kantor Berita Politik RMOL, Senin (1/10).
Adhie menjelaskan ada dua jenis pengikut Gus Dur. Pertama para sahabat yang berjuang merealisasikan gagasan-gagasan Gus Dur. Kedua Gus Dur Ahlul Bait atau pengikut Gus Dur yang berasal dari kalangan keluarga.
Gusdurian dari lingkaran para sahabat antara lain Ahmad Bagdja, Rizal Ramli, Hasyim Muzadi, dan Ahmad Toleng. Adhie berada di barisan ini. Bagi para sahabat, kata Adhie, Gus Dur bukan hanya sekadar tokoh agama tapi juga pejuang pergerakan yang mengimplementasikan kaidah-kaidah keagamaan ke ranah sosial.
Misalnya konsep ahlusunnah wal jamaah (Aswaja) diimplementasikan Gus Dur sebagai praktik sosial kemasyarakatan yang menekankan keseimbangan. Mendukung pemerintah jika berjalan sesuai kehendak rakyat tetapi bersikap kritis dan tidak berpihak jika pemerintah melenceng. Dalam bidang ekonomi paradigma ini paling jelas dijalankan oleh Rizal Ramli.
"Sebagai contoh, Rizal Ramli sangat anti kebijakan impor karena jelas-jelas merugikan rakyat. Tentu para sahabat Gus Dur lainnya bersikap sama. Para sahabat Gus Dur tidak mudah berpihak kepada yang nyata-nyata tidak berpihak kepada rakyat," kata aktivis pro demokrasi itu.
Inti perjuangan Gus Dur adalah terciptanya kesejahteraan rakyat dan tidak mudah konflik. Toleransi akan muncul jika rakyat sejahtera.
Hal ini lah yang diperjuangkan oleh para sahabat Gus Dur. Sementara pengikut Gus Dur Ahlul Bait, menurut Adhie, punya cara berbeda. Mereka mengandalkan kharisma Gus Dur, bergerak berdasarkan romantika. Karenanya tidak aneh kalau Gusdurian Ahlul Bait kerap berjalan sendiri.
"Pada saatnya nanti kami juga akan menentukan pilihan. Sebelum memutuskan (mendukung capres mana) harus mengkaji terlebih dahulu dengan logika dan analisis yang bisa dijelaskan secara sosial politik maupun ekonomi. Prinsipnya dukungan itu untuk kemaslahatan bangsa dan negara," tukas Adhie.
https://politik.rmol.co/read/2018/10...ukung--?page=2
Adhie M Massardi dikenal sebagai orangnya Gus Dur. Lantas apakah Adhie berada di barisan Yenny Wahid yang bersama konsorsium pengikut Gus Dur sudah menyatakan diri mendukung Joko Widodo (Jokowi) di Pilpres 2019?
"Nggak," jawab Jurubicara Presiden era Pemerintahan Gus Dur itu kepada Kantor Berita Politik RMOL, Senin (1/10).
Adhie menjelaskan ada dua jenis pengikut Gus Dur. Pertama para sahabat yang berjuang merealisasikan gagasan-gagasan Gus Dur. Kedua Gus Dur Ahlul Bait atau pengikut Gus Dur yang berasal dari kalangan keluarga.
Gusdurian dari lingkaran para sahabat antara lain Ahmad Bagdja, Rizal Ramli, Hasyim Muzadi, dan Ahmad Toleng. Adhie berada di barisan ini. Bagi para sahabat, kata Adhie, Gus Dur bukan hanya sekadar tokoh agama tapi juga pejuang pergerakan yang mengimplementasikan kaidah-kaidah keagamaan ke ranah sosial.
Misalnya konsep ahlusunnah wal jamaah (Aswaja) diimplementasikan Gus Dur sebagai praktik sosial kemasyarakatan yang menekankan keseimbangan. Mendukung pemerintah jika berjalan sesuai kehendak rakyat tetapi bersikap kritis dan tidak berpihak jika pemerintah melenceng. Dalam bidang ekonomi paradigma ini paling jelas dijalankan oleh Rizal Ramli.
"Sebagai contoh, Rizal Ramli sangat anti kebijakan impor karena jelas-jelas merugikan rakyat. Tentu para sahabat Gus Dur lainnya bersikap sama. Para sahabat Gus Dur tidak mudah berpihak kepada yang nyata-nyata tidak berpihak kepada rakyat," kata aktivis pro demokrasi itu.
Inti perjuangan Gus Dur adalah terciptanya kesejahteraan rakyat dan tidak mudah konflik. Toleransi akan muncul jika rakyat sejahtera.
Hal ini lah yang diperjuangkan oleh para sahabat Gus Dur. Sementara pengikut Gus Dur Ahlul Bait, menurut Adhie, punya cara berbeda. Mereka mengandalkan kharisma Gus Dur, bergerak berdasarkan romantika. Karenanya tidak aneh kalau Gusdurian Ahlul Bait kerap berjalan sendiri.
"Pada saatnya nanti kami juga akan menentukan pilihan. Sebelum memutuskan (mendukung capres mana) harus mengkaji terlebih dahulu dengan logika dan analisis yang bisa dijelaskan secara sosial politik maupun ekonomi. Prinsipnya dukungan itu untuk kemaslahatan bangsa dan negara," tukas Adhie.
https://politik.rmol.co/read/2018/10...ukung--?page=2
Ini menjelaskan kenapa kapasitas rizal ramli berada jauh diatas yenni wahid

Diubah oleh lucy...pinder 28-10-2018 13:39
-1
1.4K
Kutip
32
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan