Empat belas Agustus, hari pertama di Korea. Kita sampai kurang lebih jam 6 pagi, saat itu kita dijemput oleh Eric dan mama nya menggunakan mobil pribadi mereka, melaju lah kita menuju rumah nya. Daegu ini kota nya seperti daerah puncak karena disekelilingi bukit – bukit, bedanya ini seluruh kota, maka dari itulah dinamai kota Daegu yang kalo diartikan ke bahasa inggris menjadi “Big Hill” yang artinya bukit yang besar. Jalanan nya kebanyakan menanjak termasuk daerah rumah temen gw.



Daegu ini kalo kata temen gw terkenal dengan cewe – cewe nya yang cantik nya sedangkan Seoul terkenal dengan cowo – cowo nya yang ganteng, tapi yah kalo boleh jujur tiap daerah yang gw pergi mah juga banyak yang cakep – cakep. Daegu juga dijuluki sebagai kota terpanas sepanjang musim panas di Korea, mengapa demikian? Karena katanya bukit2 disitu memerangkap panas dari angin laut, tapi mah kalo dibanding Beijing atau pun Jakarta menurut gw gk beda jauh hahaha.


Diatas ini foto rumah nya yang gw ambil menggunakan mode landscape, ini dari teras lantai dua yang katanya biasa buat disewain lewat Airbnb, tetapi saat itu lagi gak ada pengunjung.

Setelah pagi – pagi kita sampai di rumah nya, kita tidur selama kurang lebih 2 jam karena masih pada ngantuk semua. Setelah itu kita makan di rumah nya, makanan rumahan khas Korea bersama mama dan kakak perempuan nya. Mereka sangat ramah dan dari yang gw liat kebanyakan orang – orang Korea rasa kesadaran dirinya tinggi, gak ada tuh yang namanya ngeludah atau buang sampah sembarangan.



Oh ya, orang – orang Korea suka banget sama yang namanya kopi, bisa dilihat dengan keberadaan café dimana mana udah kayak warung di Indonesia, mungkin emang lagi booming seperti di Indonesia, tapi yang disini kelewat banyak. Sampe – sampe kita selalu di tawarin kopi sama kakak nya setiap habis makan siang ataupun malam.


Lanjut ke hari ke – 7 di Korea. Kami balik dari Seoul ke Daegu untuk menitipkan barang di rumah Eric. Dihari ini kita diajak kedua orang tuanya untuk pergi makan di salah satu rekomendasi yang bernama Geum san Samgyetang dengan masakan khasnya yaitu Samgyetang. Samgyetang adalah sup ayam ginseng.


Yang unik dari Samgyetang ini adalah ayam nya yang disajikan satu ekor per porsi dan didalam ayam nya diisi dengan nasi dan sedikit sayur – sayuran lalu dimasak dengan sup nya, makanan ini dipercaya orang lokal seagai makanan penambah stamina. Oh ya, orang – orang Korea memiliki kebiasaan untuk memakanan makanan panas (hot dishes) di musim panas dan makanan dingin (cold dishes) di musim dingin yang menurut gw mustinya kebalikan nya, tapi entahlah, namanya tradisi.



Setelah makan malam, kami diajak untuk makan makanan penutup yang bernama Patbingsu. Singkatnya Patbingsu ini adalah es serut versi Korea, tapi gw yakin orang – orang Indonesia juga udah pada tau karena udah booming banget di Indonesia. Salah satu restoran ternama di Korea yang menjual Bingsu bernama Sulbing, Sulbing ini memiliki cabang dimana – mana jadi gampang untuk menemukan nya.



Makan malem udah, makanan penutup udah, sekarang kita diajak untuk keliling danau Suseong yang berada tidak jauh dari restoran Sulbing tadi, malah sebenar nya cuman di seberang nya doank karena disekitar danau ini banyak café – café tempat anak muda nongkrong.
Danau Suseong ini sangat gw rekomendasi kan untuk yang mau sekedar santai – santai di malam hari, jalan setapak di sekeliling danau nya dipercantik dengan pohon – pohon dan berbagai tumbuhan, gk ketinggalan lampu – lampu yang tidak terlalu terang membuat suasana jadi lebih sejuk.


Saat kami datang pun, kami melihat segrup anak – anak muda (bukan artis) yang sedang bernyanyi sambil bermain musik disana, dikelilingi beberapa pasangan, pokoknya seperti di drama – drama Korea deh. Selain itu denger – denger di danau ini ada pertunjukan air mancur setiap malam nya yang kita sudah kelewatan, untuk lebih lanjut mungkin bisa cek Google.



Lanjut ke tanggal 22 Agustus, hari ke – 9. Kami balik dari Busan menggunakan kereta. Hari itu langit sudah sore, jadi kita memutuskan untuk istirahat di rumah Eric. Keesokan harinya kita pergi ke Jalan Deongsongno, disepanjang jalan ini isinya toko – toko seperti Nike, Giordano dan lain – lain. Jalan nya sangat luas dan toko – tokonya pun sangat banyak, tempat belanja banget dah. Buat yang mau belanja produk – produk kecantikan, disini lah surganya.



Sehabis dari Doengsongno, kita lanjut ke Kim Kwang-seok m[/I][/size]emorial street. Seperti namanya, jalanan ini dibuat untuk mengenang almarhum Kim Kwang-seok, salah satu penyanyi dan penulis lagu lawas Korea yang lahir di kota Daegu.
Banyak patung, mural dan berbagai karya – karya seni di jalan yang gak terlalu besar ini. Disamping samping nya terdapat banyak toko pernak pernik dan gak ketinggalan favorit orang Korea yaitu café, pokoknya ini tempat instargrammable banget deh!



Keesokan hari nya kami diajak mama nya Eric untuk pergi ke café yang keren banget, letak nya agak jauh dari perkotaan, di atas bukit gitu (walaupun semuanya bukit). Yang punya café ini katanya senang mengoleksi barang – barang antik, di sekitar café nya pun dihiasi dengan taman – taman dengan pernak pernik nya seperti patung, air mancur dan lain lain. Model café nya seperti café – café untuk orang tua, karena hiasan – hiasa nya yang jaman dulu banget dan antiknya pula, kesimpulan nya lebih ke arah café nyantai – nyantai untuk orang tua. Tapi, maap gan sis, gw gk tau nama café nya, dikarenakan temen Korea gw sekarang lagi wajib militer, jadi gw gak bisa tanya ke dia, mungkin buat yang penasaran banget bisa pm gw kalo gw dah dapet namanya.


Hari terakhir di Daegu sekaligus Korea, kami pergi ke mall yang menurut gw ya kurang lebih sama kayak di Jakarta. Setelah dari mall kita bergi ke Jembatan Ayang (bukan ayang yang itu ya), kalo dalam bahasa inggris disebut Ayang railroad. Jembatan Ayang ini dulunya merupakan jembatan kereta api, lalu setelah lama tutup dan tidak dipakai, tempat ini disulap tempat hiburan. Ditengah tengah jembatan nya didirikan café, observatorium dan museum mini. Bisa dibilang ini ikon dari kota Daegu.



Dalam perjalanan pulang dari jembatan Ayang, kami diberi kesempatan untuk mecoba salah satu snack asli Daegu yaitu Flat Dumplings (Napjak Mandu), isinya sih kebanyakan sayur – sayur seperti kubis, wortel dll, oh ya ada mie kenyal juga di dalam nya, gak ketinggalan juga saus asem manis pedes yang bikin spesial. Katanya sih cuman bisa di dapat di kota Daegu ini, makanya gw beli versi frozen nya di supermarket, dan setelah gw masak gak bisa se enak saat makan disitu, jadi saran gw jangan ketinggalan buat cobain yang satu ini.


Nah itulah tempat – tempat yang gw kunjungi selama di Daegu. Mungkin bisa jadi referensi buat yang mau wisata ke Korea, sampai ketemu di kota selanjutnya!