Baru 4 tahun memerintah, Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) telah menyelesaikan pembangunan 10 bandar udara (bandara) yang dimulai pada periode 2015-2018. Pembangunan bandara ini telah dilakukan di berbagai pulau, mulai dari Papua sampai Kalimantan.
Beberapa bandara yang sukses dibangun adalah Bandara Maratua di kabupaten Berau, bandara Kertajati di Majalengka, Bandara Morowali di kabupaten Morowali, dan Bandara Werur yang berdekatan dengan kawasan wisata Raja Ampat.
Sama halnya dengan jalur darat, pembangunan di era Jokowi ikut berfokus pada revitalisasi. Sebanyak 408 bandara telah direvitalisasi dan dikembangkan. Bandara-bandara tersebut berada di daerah rawan berencana, terisolasi, dan wilayah perbatasan.
Infrastruktur bandara ini sangat penting agar bisa mendorong kelancaran akses, khususnya di bidang perhubungan udara pada seluruh masyarakat yang ada. Untuk memacu pertumbuhan ekonomi masyarakat antar pulau yang selama ini sulit terjangkau transportasi.
Pembangunan jalur udara memberi hasil ekonomi signifikan bagi daerah terpencil atau sulit dijangkau. Sebab, terjadi penurunan selisih harga kebutuhan pokok sebesar 57,21 persen berkat transportasi udara.
Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) gencar membangun infrastruktur, salah satunya adalah bandar udara (bandara).
Bandara dibangun Jokowi untuk meningkatkan konektivitas antar wilayah di Indonesia yang merupakan negara kepulauan.
Selama ini konektivitas antar wilayah di Indonesia sangat terbatas. Padahal, sebagai negara kepulauan, Indonesia membutuhkan transportasi yang memadai, termasuk transportasi udara.
Jokowi pun telah menyelesaikan pembangunan 10 bandara yang dimulai pada periode 2015-2018 alias kurun waktu 4 tahun.
Untuk mengetahui lebih lanjut, baca berita selengkapnya.
Berdasarkan data Kementerian Perhubungan yang diolah detikFinance, Minggu (20/10/2018), pertama ada Bandara Letung, Kep. Anambas, Kep. Riau. Bandara pengumpan ini memiliki panjang runway 1.600 m x 30 m dan kapasitas terminal seluas 600 m2.
Kedua, Bandara Namniwel, Maluku. Pemerintah membangun runway seluas 1.600 m X 30 m dan terminal seluas 1.242 m2 di bandara ini.
Ketiga, Bandara Miangas, Sulawesi Utara. Bandara ini memiliki panjang landasan pacu 1.400 m x 30 m yang dapat didarati pesawat sejenis ATR-72. Selain itu, bandara tersebut dilengkapi runway strip 1.400 m x 150 m dan apron 130 m x 65 m.
Empat, Bandara Morowali, Sulawesi Tengah. Bandara dengan hierarki pengumpan ini memiliki luas terminal 1000 m2, runway 1.050 m X 30 m dan apron seluas 80 m x 70 m.
Lima, Bandara Werur di Tambrauw, Papua Barat. Bandara ini dilengkapi runway sepanjang 30 x 1400 m (lapisan hotmix tebal 5 cm), taxiway 94 x 18 m dan apron 85 x 70 m.
Enam, Bandara Maratua, Kalimantan Utara. Bandara ini memiliki luas apron 1600 m x 30 m. Bandara ini dapat didarati pesawat ATR 72.
Tujuh, Bandara Koroway Batu, Tanah Merah, Papua. Keberadaan bandara ini diharapkan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut.
Delapan, Bandara Internasional Kertajati, Majalengka, Jawa Barat. Bandara ini memiliki luas 96.000 m2 ini merupakan bandar udara terbesar kedua setelah Soekarno-Hatta.
Sembilan, Bandara Aji Pangeran Tumenggung Pranoto, Samarinda, Kalimantan Timur. Bandara ini memiliki runway sepanjang 2.250 m x 45 m dan apron seluas 300 m x 123 m.
Sepuluh, Bandara Tebelian, Sintang, Kalimantan Barat. Bandara pengumpan ini memiliki gedung terminal seluas 2.000 m2, dan juga memiliki panjang runway 1.650 m x 30 m.
Bandara Miangas, Sulawesi Utara adalah bandara di pulau terluar Indonesia yang dibangun Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) pada periode 4 tahun terakhir.
Jokowi meresmikan Bandara Miangas pada 19 Oktober 2016. Dia menegaskan tekad Pemerintah untuk menjadikan pulau terdepan Indonesia sebagai beranda Indonesia bukan sekadar halaman belakang.
Pada kesempatan yang sama, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, beroperasinya bandara ini punya arti penting bagi masyarakat Miangas yang selama ini sangat terisolir. Dengan Mindanao-Filipina, dia hanya berjarak sekitar 92 kilometer.
Sebelumnya pulau ini hanya dapat diakses dengan kapal laut. Jika kondisi cuaca sedang buruk, biasanya pelayanan angkutan laut harus berhenti dalam kurun waktu yang cukup lama. Kondisi ini yang sering dikeluhkan masyarakat dan pemerintah daerah setempat.
Sehingga, adanya bandara ini membuat masyarakat yang tinggal di Pulau Miangas memiliki alternatif transportasi ke kawasan lain ke Indonesia. Harapannya, masyarakat tak lagi merasa seperti penduduk yang diasingkan.
"Dengan beroperasinya Bandar Udara Miangas, distribusi orang dan barang tidak lagi hanya bergantung pada angkutan laut," kata Budi Karya.
Bandara Werur di Tambrauw, Papua Barat menjadi salah satu proyek yang dibangun Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) pada periode 2015-2018. Bandara tersebut kini sudah selesai dibangun. Bandara ini punya nilai historis yang tinggi.
Bandara yang digarap oleh Kementerian Perhubungan bersama pemerintah Kabupaten Tambrauw provinsi Papua Barat itu, disebut sebagai peninggalan Perang Dunia (PD) II, dan disulap menjadi bandara penerbangan perintis.
"Ini cukup strategis, kalau kita lihat ini bandara peninggalan perang dunia kedua. Dia berhadapan dengan Samudera Pasifik. Bagi saya orang awam, bandara ini sangat layak. Tak salah kita kembangkan bandara ini ke depan akan lebih besar lagi. Ini dengan Raja Ampat bersebelahan," kata Bupati Tambrauw Gabriel Assem di kantor Kemenhub, Jakarta, 22 September 2014.
Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan yang juga Plt Dirjen Perhubungan Udara, Santoso Edi Wibowo saat itu, menyebut bandara ini mulai dibangun di 2015.
Bandara peninggalan Perang Dunia ke II ini menjadi alternatif bandara menuju ke Raja Ampat, Papua Barat, serta untuk memacu pertumbuhan ekonomi setempat.
"Infrastruktur ini sangat penting agar bisa mendorong kelancaran akses, khususnya di bidang perhubungan udara pada seluruh masyarakat yang ada. Untuk memacu pertumbuhan ekonomi khususnya di kabupaten Tambrauw," tambah Gabriel.
Bandara Kertajati, Majalengka, Jawa Barat diresmikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 24 Mei 2018. Jokowi mengatakan proyek bandara tersebut telah dicanangkan oleh Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) lebih dari satu dekade lalu.
"Saya ucapkan terima kasih kepada Pak Susilo Bambang Yudhoyono, Pak Ahmad Heryawan dan jajarannya, yang sudah mencanangkan sejak lebih dari satu dekade lalu," tulis Jokowi di akun Instagram-nya, Kamis, 24 Mei 2018.
Namun politikus Partai Demokrat mencoba meluruskan maksud Jokowi, yakni Ketua Divisi Advokasi dan Bantuan Hukum DPP PD Ferdinand Hutahaean.
"Saya pikir mencanangkan satu dekade (sebagaimana yang dikatakan Jokowi) itu kurang tepat," kata Ketua Divisi Advokasi dan Bantuan Hukum DPP PD Ferdinand Hutahaean kepada detikcom, Jumat, 25 Mei 2018.
Ferdinand mengakui proyek Bandara Kertajati itu dimulai pada 2003. Namun pada 2003 itu, baru proses persiapan awal. Jadi belum bisa dibilang bahwa proyek telah dimulai. Selanjutnya, ada proses pencarian lokasi, dilanjutkan dengan studi kelayakan.
Kata Ferdinand, proyek ini secara resmi masuk program pemerintah pada 2011 setelah surat-surat persetujuan dari pemerintah pusat keluar, terutama izin prinsip dan dasar hukumnya. Pada 2011-2014, tahapan memasuki pembuatan detailed engineering design (DED). Pembiayaan direncanakan.
"Baru kemudian pada 2014 diresmikan oleh Presiden SBY untuk dimulai pelaksanaannya. Ini sudah sesuai dokumen MP3EI dan tidak ada yang mangkrak atau terhambat," kata Ferdinand.
https://finance.detik.com/infrastruk...ggalan-pd-ii/5