Ada Perang Dagang, RI Terancam Dibanjiri Barang Selundupan
Jakarta - Perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China menimbulkan ancaman tersendiri bagi Indonesia. Perang dagang bisa memicu derasnya barang selundupan masuk ke dalam negeri.
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menerangkan perang dagang membuat pasokan barang berlebih. Di sisi lain, barang produksi tak bisa dijual.
Sementara, Indonesia memiliki penduduk lebih dari 200 juta jiwa yang merupakan pasar empuk untuk barang selundupan.
"Ya, karena mereka over production mereka tak bisa jualan, daya beli semua negara juga lemah. Sehingga itu kemudian mereka mencari daerah, pasar yang ada, dan Indonesia dengan 264 juta penduduk pasar yang potensial," kata Enggar usai penandatangan nota kesepahaman dengan TNI terkait pengamanan perdagangan di kantornya, Selasa (23/10/2018).
Enggar tak menerangkan secara detil titik mana saja yang rawan penyelundupan. Dia juga tak memaparkan barang-barang apa saja yang berpotensi masuk secara ilegal. Dia hanya menjelaskan secara umum.
"Di semua titik di pantai timur Sumatera, perbatasan Kalimantan, semua perbatasan. Mulai dari makanan kalengan hal-hal kecil itu juga ada," ujarnya.
Dengan adanya nota kesepahaman ini, Enggar berharap TNI bisa memberantas adanya penyelundupan khususnya di wilayah perbatasan. Apalagi, perbatasan merupakan pintu masuk barang-barang dari luar negeri.
"Sebenarnya berjalan, kami sudah dapat perlindungan, ada sesuatu kami bicara dengan Pak Panglima TNI dengan mudah memberikan arahan dan perintahnya," ujarnya.