- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Divestasi Saham Freeport Disebut Pepesan Kosong, ....


TS
madcabonger2018
Divestasi Saham Freeport Disebut Pepesan Kosong, ....
Divestasi Saham Freeport Disebut Pepesan Kosong, Tim Jokowi Bela Bukan Seperti Beli Kacang Goreng
Minggu, 21 Oktober 2018 14:26
SERAMBINEWS.COM - Divestasi atau pengambil alihan saham PT Freeport Indonesia sebesar 51 persen ini disebut sebagai pepesan kosong oleh timses Prabowo-Sandi.
Namun, tim Jokowi membela bahwa proses divestasi saham PT freeport ini bukan seperti membeli kacang goreng yang mudah dan saat itu juga terealisasi.
Dalam kesepakatan pada Kamis 27 September 2018, pemerintah Indonesia ini diketahui sudah menandatangani kesepakatan dengan PT Freeport Indonesia pada Kamis (27/9/2018).
Dalam kesepakatan tersebut, Indonesia resmi memiliki 51 persen saham PT Freeport Indonesia atau menjadi pemegang saham mayoritas.
Akan tetapi hingga sekarang PT Inalum (Persero) masih belum melunasi pembayaran untuk divestasi saham PT Freeport Indonesia.
Baca: Beredar Dokumen Sebut Divestasi Saham Freeport Belum Terealisasi, Ini Tanggapan Fahri dan Ferdinand
Padahal jauh-jauh hari, pemerintah sudah berkoar bahwa PT Freeport Indonesia yang sudah 50 tahun lebih menguasai Indonesia ini akan kembali berada di tangan ibu pertiwi.
"Mayoritas saham Freeport kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi," ujar Presiden Jokowi dalam pidato kenegaraan di Gedung MPR-DPR, Jakarta, Kamis (16/8/2018).
Menurut Presiden, dana hasil pengambil alihan 51 persen saham PT Freeport Indonesia ini bisa dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Akan tetapi, pada hasil Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi VII DPR justru menyatakan hasil yang sebaliknya.
Dalam lingkaran merah hasil RPD tersebut menyebutkan bahwa divestasi atau pengambilalihan saham PT Freeport Indonesia masih belum terelisasi.
"Komisi VII DPR RI mendapatkan penjelasan bahwa divestasi saham PT Freeport Indonesia masih belum teralisasi,
Baca: Indonesia belum Kuasai 51% Saham Freeport, Masalah Lingkungan Bisa Hambat Bank Asing Cairkan Dana
untuk itu Komisi VII DPR RI meminta kepada pejabat tinggi terkait agar memberikan pernyataan yang benar kepada rakyat mengenai proses divestasi saham PT Freeport Indonesia," demikian salah satu kesimpulan dalam rapat tersebut.
Hal inilah yang mebuat anggota Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Drajat Wibowo, mempermasalahkannya.
Drajat Wibowo juga menyebutkan bahwa divestasi saham Freeport ini hanya pepesan kosong.
Ia pun sempat merasa lega dan percaya bahwa Freeport sudah selesai divestasinya.
Akan tetapi, sejak September 2018, PT Inalum belum juga melakukan pembayaran divestasi atau pengambil alihan saham.
Menurtut Direktur Utama Inalum, Budi Gunadi Sadikin, Inalum akan membayar transaksi dengan Freeport McMoran dan Rio Tinto di akhir tahun 2018.
"Rencana jadwal itu tahun ini bisa selesai bulan Desember dengan FCX dan Rio Tinto," elas Budi di Gedung DPR/MPR, Rabu (17/10/2019).
Dari kesepakatan tersebut, rupanya PT Inalum harus membayar 3,85 miliar USD.
Menurut Drajat Wibowo, angka ini tentu sangat banyak apalagi menilikkini kondisi kurs rupiah yang sedang terpuruk dimata dollar.
"Artinya, dari sisi perjanjian memang ada kesepakatan. Dalam beberapa kepekatan tersebut ada beberapa kondisi yang perlu waktu yang cukup panjang untuk menyelesaikannya," ujar Drajat seperti yang dilansiir TribunnewsBogor.conm dari laman Youtube Talkshow TV One.
Drajat Wibowo menyatakan harusnya pemerintah tidak mengatakan hal yang seolah janji kosong atau pepesan kosong belaka.
Menurutnya kata-kata Presiden Jokowi dan pemerintah ketika mengumumkan divestasi PT Freeport itu harus diubah.
"Harusnya, secepat mungkin Freeport kembali ke pangkuan ibu pertiwi," tutur lanjutnya.
Inas Nasrullah Zubir, tim pemenangan Jokowi-Ma'ruf Amin lantas mengingatkan mengenai hasil RPD komisi VII DPR RI itu sudah mempermalukan pemerintah akibat bahasa.
Dalam kesimpulan RPD komisi VII DPR RI divestasi saham PT Freeport Indonesia masih belum terealisasi.
Kata 'terealisasi' dalam kesimpulan tersebut adalah belum terwujud tapi sudah ada prosesnya.
"Realisasi itu apa? Realisasi itu proses untuk mewujudkan," ujar Inas Nasrullah Zubir.
Inas Nasrullah Zubir pun menyanggah pernyataan dari Drajat Wibowo yang mengatakan masih ada negosiasi yang panjang.
"Sudah tidak ada negosiasi, karena perjanjian. sudah selesai,"
Inas Nasrullah Zubir menyebutkan ada beberapa persayaratan, diantaranya Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), pendanaan dan anggaran dasar.
Lebih lanjut, mengenai persayaratan anggaran dasar ini merupakan yang paling krusial, bukan seperti beli kacang goreng.
"Yang paling krusial adalah masalah anggaran dasar, kan gak bisa sehari dua hari gak kayak beli kacang goreng. Kita kan politisi tahu, ini kan divestasi bukan seperti beli kacang goreng, beli ambil kacang lalu ambil, tidak," tutur Inas Nasrullah Zubir.
Dalam anggaran dasar ini masih ada pembicaraan lebih lanjut oleh Inalum dan PT Freeport Indonesia.
Mendengar pernyataan Inas Nasrullah Zubir, Drajat Wibowo pun menyebutkan bahwa justru pemerintah dan menteri-menterinya ini yang membuatnya seperti kacang goreng.
Drajat Wibowo pun menyebutkan satu persatu pernyataan para menteri yang menyebutkan dengan yakin bahwa divestasi saham Freeport ini sudah final.
Inas Nasrullah ubir menyebutkan bahwa dalam negosiasi berjalan molor.
"Dalam satu negosiasi itu wajar aja gaak molor-molor. Tapi persoalannya ini tahun elektoral, kemudian dibikin kacang gorengnya bukan sama menteri-menterinya, ya itu Prabowo and the geng yang bikin kacang gorengnya," tutur Inas Z Zubir.
Geram mendengar pernyataan Inas Nasrullah Zubir, Drajat Wibowo pun mengingatkan untuk berhati-hati.
"Tolong hati-hati ya, karena sudah menuduh tim Prabowo mengatakan divestasi Freeport kacang goreng, Hati-hati ada tim lawyer yang melihat," tutur Drajat.
http://aceh.tribunnews.com/2018/10/2...-kacang-goreng
------------------------------------
Jangan ada BOHONG dan DUSTA lagi di antara kita ...

Minggu, 21 Oktober 2018 14:26
SERAMBINEWS.COM - Divestasi atau pengambil alihan saham PT Freeport Indonesia sebesar 51 persen ini disebut sebagai pepesan kosong oleh timses Prabowo-Sandi.
Namun, tim Jokowi membela bahwa proses divestasi saham PT freeport ini bukan seperti membeli kacang goreng yang mudah dan saat itu juga terealisasi.
Dalam kesepakatan pada Kamis 27 September 2018, pemerintah Indonesia ini diketahui sudah menandatangani kesepakatan dengan PT Freeport Indonesia pada Kamis (27/9/2018).
Dalam kesepakatan tersebut, Indonesia resmi memiliki 51 persen saham PT Freeport Indonesia atau menjadi pemegang saham mayoritas.
Akan tetapi hingga sekarang PT Inalum (Persero) masih belum melunasi pembayaran untuk divestasi saham PT Freeport Indonesia.
Baca: Beredar Dokumen Sebut Divestasi Saham Freeport Belum Terealisasi, Ini Tanggapan Fahri dan Ferdinand
Padahal jauh-jauh hari, pemerintah sudah berkoar bahwa PT Freeport Indonesia yang sudah 50 tahun lebih menguasai Indonesia ini akan kembali berada di tangan ibu pertiwi.
"Mayoritas saham Freeport kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi," ujar Presiden Jokowi dalam pidato kenegaraan di Gedung MPR-DPR, Jakarta, Kamis (16/8/2018).
Menurut Presiden, dana hasil pengambil alihan 51 persen saham PT Freeport Indonesia ini bisa dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Akan tetapi, pada hasil Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi VII DPR justru menyatakan hasil yang sebaliknya.
Dalam lingkaran merah hasil RPD tersebut menyebutkan bahwa divestasi atau pengambilalihan saham PT Freeport Indonesia masih belum terelisasi.
"Komisi VII DPR RI mendapatkan penjelasan bahwa divestasi saham PT Freeport Indonesia masih belum teralisasi,
Baca: Indonesia belum Kuasai 51% Saham Freeport, Masalah Lingkungan Bisa Hambat Bank Asing Cairkan Dana
untuk itu Komisi VII DPR RI meminta kepada pejabat tinggi terkait agar memberikan pernyataan yang benar kepada rakyat mengenai proses divestasi saham PT Freeport Indonesia," demikian salah satu kesimpulan dalam rapat tersebut.
Hal inilah yang mebuat anggota Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Drajat Wibowo, mempermasalahkannya.
Drajat Wibowo juga menyebutkan bahwa divestasi saham Freeport ini hanya pepesan kosong.
Ia pun sempat merasa lega dan percaya bahwa Freeport sudah selesai divestasinya.
Akan tetapi, sejak September 2018, PT Inalum belum juga melakukan pembayaran divestasi atau pengambil alihan saham.
Menurtut Direktur Utama Inalum, Budi Gunadi Sadikin, Inalum akan membayar transaksi dengan Freeport McMoran dan Rio Tinto di akhir tahun 2018.
"Rencana jadwal itu tahun ini bisa selesai bulan Desember dengan FCX dan Rio Tinto," elas Budi di Gedung DPR/MPR, Rabu (17/10/2019).
Dari kesepakatan tersebut, rupanya PT Inalum harus membayar 3,85 miliar USD.
Menurut Drajat Wibowo, angka ini tentu sangat banyak apalagi menilikkini kondisi kurs rupiah yang sedang terpuruk dimata dollar.
"Artinya, dari sisi perjanjian memang ada kesepakatan. Dalam beberapa kepekatan tersebut ada beberapa kondisi yang perlu waktu yang cukup panjang untuk menyelesaikannya," ujar Drajat seperti yang dilansiir TribunnewsBogor.conm dari laman Youtube Talkshow TV One.
Drajat Wibowo menyatakan harusnya pemerintah tidak mengatakan hal yang seolah janji kosong atau pepesan kosong belaka.
Menurutnya kata-kata Presiden Jokowi dan pemerintah ketika mengumumkan divestasi PT Freeport itu harus diubah.
"Harusnya, secepat mungkin Freeport kembali ke pangkuan ibu pertiwi," tutur lanjutnya.
Inas Nasrullah Zubir, tim pemenangan Jokowi-Ma'ruf Amin lantas mengingatkan mengenai hasil RPD komisi VII DPR RI itu sudah mempermalukan pemerintah akibat bahasa.
Dalam kesimpulan RPD komisi VII DPR RI divestasi saham PT Freeport Indonesia masih belum terealisasi.
Kata 'terealisasi' dalam kesimpulan tersebut adalah belum terwujud tapi sudah ada prosesnya.
"Realisasi itu apa? Realisasi itu proses untuk mewujudkan," ujar Inas Nasrullah Zubir.
Inas Nasrullah Zubir pun menyanggah pernyataan dari Drajat Wibowo yang mengatakan masih ada negosiasi yang panjang.
"Sudah tidak ada negosiasi, karena perjanjian. sudah selesai,"
Inas Nasrullah Zubir menyebutkan ada beberapa persayaratan, diantaranya Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), pendanaan dan anggaran dasar.
Lebih lanjut, mengenai persayaratan anggaran dasar ini merupakan yang paling krusial, bukan seperti beli kacang goreng.
"Yang paling krusial adalah masalah anggaran dasar, kan gak bisa sehari dua hari gak kayak beli kacang goreng. Kita kan politisi tahu, ini kan divestasi bukan seperti beli kacang goreng, beli ambil kacang lalu ambil, tidak," tutur Inas Nasrullah Zubir.
Dalam anggaran dasar ini masih ada pembicaraan lebih lanjut oleh Inalum dan PT Freeport Indonesia.
Mendengar pernyataan Inas Nasrullah Zubir, Drajat Wibowo pun menyebutkan bahwa justru pemerintah dan menteri-menterinya ini yang membuatnya seperti kacang goreng.
Drajat Wibowo pun menyebutkan satu persatu pernyataan para menteri yang menyebutkan dengan yakin bahwa divestasi saham Freeport ini sudah final.
Inas Nasrullah ubir menyebutkan bahwa dalam negosiasi berjalan molor.
"Dalam satu negosiasi itu wajar aja gaak molor-molor. Tapi persoalannya ini tahun elektoral, kemudian dibikin kacang gorengnya bukan sama menteri-menterinya, ya itu Prabowo and the geng yang bikin kacang gorengnya," tutur Inas Z Zubir.
Geram mendengar pernyataan Inas Nasrullah Zubir, Drajat Wibowo pun mengingatkan untuk berhati-hati.
"Tolong hati-hati ya, karena sudah menuduh tim Prabowo mengatakan divestasi Freeport kacang goreng, Hati-hati ada tim lawyer yang melihat," tutur Drajat.
http://aceh.tribunnews.com/2018/10/2...-kacang-goreng
Quote:
------------------------------------

Jangan ada BOHONG dan DUSTA lagi di antara kita ...

Diubah oleh madcabonger2018 24-10-2018 04:59
-1
2K
17


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan