- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
Ananda dan Jilbabnya


TS
User telah dihapus
Ananda dan Jilbabnya
Menurutku Yogyakarta bukan sekedar letak geografis melainkan titik kembali darimana pun kamu berasal. Definisi sebenarnya dari ucapan anggap saja rumah sendiri.Bahkan kamu bisa merasa romantis meski sendiri oleh sebab duduk sambil menikmati suasana Jogja.
Ananda. Perempuan kelahiran tahun 1998 itu kini bekerja sebagai Chef di salah satu hotel di Yogyakarta. Tepat dimana aku bermalam untuk beberapa hari ke depan. Jauh dari sebelum aku datang, kita memang berencana bertemu sepulang dia bekerja.
Sambil menunggu aku duduk dan mendengarkan musik indie lokal di headset, namun tak habis satu lagu akhirnya dia datang juga. Dia pun langsung duduk dan memberikan sekotak kue yang aku pesan.
Ananda pun menceritakan apa yang terjadi.
Lalu Ananda melanjutkan ceritanya
Ananda semakin antusias menceritakan sedangkan aku masih menunggu inti dari cerita ini
Ananda pun terlihat tidak ambil pusing sebab si A ada di Backery Section, dan Ananda biasa di Pastry/Fondant. Sesuai apa yang Ananda ceritakan si A itu senangnya ngegodain staf-staff secara ekstrem. Biasanya orang kalau ngegodain sewajarnya aja kan?
Dari situlah Ananda jijik dengan si A. Terlebih dia tau kalau si A suka kirim pesan ke cewek-cewek cantik dan mengaku kerja di suatu tempat lain. Menjijikan. Padahal dia bekerja di tempat yang bagus dan terkenal di Jogja. Jabatannya juga bagus tapi entah kenapa masih saja suka berbohong.
Ananda adalah sosok wanita yang ekspresif banget. Jadi semua orang akan mudah tau apakah dia lagi kesal, marah, senang ataupun sedih dan lain-lain. Jadi dia tipe wanita yang menunjukan sikap dengan ekspresi.
Ananda masih melanjutkan ceritanya. Sayangnya dia lupa, saat itu, entah saat masuk kerja siang atau malam. Namun pada intinya kejadian tersebut pada malam hari disaat Ananda menyiapkan sesuatu. Disitu ada Ananda, Staff cewek, dan si A itu. Dan yang lainnya lagi stay di Ala Carte di lantai dua.
Seperti biasa si A ini ngegodain si staf cewek. Melihat kejadian itu Ananda diam saja dan fokus menyiapkan apa yang sudah menjadi pekerjaannya.
Ananda pun mengklarifikasi bahwa tidak semua orang yang berbeda agama tidak bisa menghargai agama orang lain. Dan di tempat ia bekerja pun tidak hanya satu, bahkan ada tiga yang berbeda tetapi baik-baik saja. Hanya si A saja yang begitu. Karena perbedaan itu indah, Agama apapun itu bagus kok.
Dari raut wajahnya saat menceritakan aku yakin Ananda mampu menghadapi hal seperti itu, setiap dia cerita selalu sedikit menghela napasnya sambil beristigfar. Tetap tenang. Aku juga sependapat bahwa Ananda hanya tidak ingin membalas dengan emosi karena yang ada hanya semakin tidak karuan.
Ananda pun tau sedang di rendahkan tetapi dia lebih tau menghadapi orang yang childish seperti apa. Si A ngga akan paham karena masih terlalu Close Mindset. “yang ada aku capek sendiri kak” ucap Ananda

Ananda. Perempuan kelahiran tahun 1998 itu kini bekerja sebagai Chef di salah satu hotel di Yogyakarta. Tepat dimana aku bermalam untuk beberapa hari ke depan. Jauh dari sebelum aku datang, kita memang berencana bertemu sepulang dia bekerja.
Sambil menunggu aku duduk dan mendengarkan musik indie lokal di headset, namun tak habis satu lagu akhirnya dia datang juga. Dia pun langsung duduk dan memberikan sekotak kue yang aku pesan.
“Ini dia pesanan nya kak” ucap Ananda
“Ini buatanmu?” tanya ku sambil mencicipi kue berukuran sedang, dua lapis cokelat, filling selai cokelat di tengah, dan puff pastry gurih di atasnya yang diberi taburan cokelat parut.
“Iya, gimana rasanya? tanya Ananda
“enak.. kenapa?” ku bertanya balik
“kenapa apanya? ucap Ananda, ekspresinya terlihat bingung
“Kenapa bisa enak?” aku bertanya lagi
“Jadi gini kak, di pastry itu saat bikin kue, kita ngga boleh badmood. Karena akan mempengaruhi rasa, cake bahkan dekorasi nya. terkadang kita di anggap remeh. karena mereka ngga tau, di balik cake yang enak terdapat mood yang baik.” ucap Ananda menjelaskan
“berarti di pastry pasti goodmood terus dong? “
“lebih banyak istigfarnya kak”
“Ini buatanmu?” tanya ku sambil mencicipi kue berukuran sedang, dua lapis cokelat, filling selai cokelat di tengah, dan puff pastry gurih di atasnya yang diberi taburan cokelat parut.
“Iya, gimana rasanya? tanya Ananda
“enak.. kenapa?” ku bertanya balik
“kenapa apanya? ucap Ananda, ekspresinya terlihat bingung
“Kenapa bisa enak?” aku bertanya lagi
“Jadi gini kak, di pastry itu saat bikin kue, kita ngga boleh badmood. Karena akan mempengaruhi rasa, cake bahkan dekorasi nya. terkadang kita di anggap remeh. karena mereka ngga tau, di balik cake yang enak terdapat mood yang baik.” ucap Ananda menjelaskan
“berarti di pastry pasti goodmood terus dong? “
“lebih banyak istigfarnya kak”
Ananda pun menceritakan apa yang terjadi.
“Aku ngga ngejelekin orang. Aku juga belajar untuk ngga benci seseorang. Jadi aku punya senior, Cowok. Dan aku ngga ngerti kenapa dari pertama dia sukanya tuh nyuruh-nyuruh. Tapi itu tidak apa, bahkan sampai berbulan-bulan aku kerja disini. Kalau yang lain sih sudah berontak dan ngomel, sedangkan aku masih saja nurut dan yasudah ikut apa kata senior saja. Tapi setiap aku minta tolong dia ngga pernah mau."
"Sejak pertama aku masuk kerja, aku sudah bisa baca orang ini seperti apa. Kita sebut saja dia A dan biarkan aku menjelaskan sedikit tentang si A itu seperti apa. Sumpah, Jijik lihatnya. Sukanya ngegodain cewek-cewek yang baru masuk”
“Dulu kamu di Godain?” tanya ku
“Alhamdulillah dia ngga bisa godain aku. Ya gimana, galak banget gini kan ya?” jawab Ananda sambil menunjukan raut wajah yang galak.
"Sejak pertama aku masuk kerja, aku sudah bisa baca orang ini seperti apa. Kita sebut saja dia A dan biarkan aku menjelaskan sedikit tentang si A itu seperti apa. Sumpah, Jijik lihatnya. Sukanya ngegodain cewek-cewek yang baru masuk”
“Dulu kamu di Godain?” tanya ku
“Alhamdulillah dia ngga bisa godain aku. Ya gimana, galak banget gini kan ya?” jawab Ananda sambil menunjukan raut wajah yang galak.
Lalu Ananda melanjutkan ceritanya
“Kata Senior yang lain dia memang suka ngegodain cewek-cewek. Bahkan katanya si A lebih memilih cewek cantik di banding cewek yang cerdas. Karena dia berasumsi bahwa dia lebih memilih yang enak di lihat daripada yang bisa diajak ngobrol”.
Ananda semakin antusias menceritakan sedangkan aku masih menunggu inti dari cerita ini
“Dia itu tipikal cowok yang akan mengejar cewek cantik mana pun, sampai dia bosan, bahkan sampai cewek yang di godanya itu merasa ilfeel, ah lebih dari itu. Bahkan sampai dia nemuin cewek yang lebih dari cewek sebelumnya”
“tau darimana si A begitu? ngga boleh suudzon” ucap ku
“Aku tau karena senior-senior lain sudah ngewanti-wanti sejak lama” jawab Ananda
“tau darimana si A begitu? ngga boleh suudzon” ucap ku
“Aku tau karena senior-senior lain sudah ngewanti-wanti sejak lama” jawab Ananda
Ananda pun terlihat tidak ambil pusing sebab si A ada di Backery Section, dan Ananda biasa di Pastry/Fondant. Sesuai apa yang Ananda ceritakan si A itu senangnya ngegodain staf-staff secara ekstrem. Biasanya orang kalau ngegodain sewajarnya aja kan?
“Lebih dari itu kak, ini sampai mau nyium staff-staff. Setau aku juga dia suka megang-megang. Sumpah. Parah banget kan?” ucap ananda melanjutkan cerita
“Memangnya tidak ada yang menegur?” tanya ku
“Udah di tegur kak, bahkan sudah di bilang sikap dia itu termasuk Sexual Harrasment. Dan dia hanya menganggap yang menegurnya itu hanya baper. Bodoh memang!” jawab Ananda dengan raut wajah kesal
“Memangnya tidak ada yang menegur?” tanya ku
“Udah di tegur kak, bahkan sudah di bilang sikap dia itu termasuk Sexual Harrasment. Dan dia hanya menganggap yang menegurnya itu hanya baper. Bodoh memang!” jawab Ananda dengan raut wajah kesal
Dari situlah Ananda jijik dengan si A. Terlebih dia tau kalau si A suka kirim pesan ke cewek-cewek cantik dan mengaku kerja di suatu tempat lain. Menjijikan. Padahal dia bekerja di tempat yang bagus dan terkenal di Jogja. Jabatannya juga bagus tapi entah kenapa masih saja suka berbohong.
“Dia ngga pernah bisa megang pundak aku kak. Aku itu sensitif. Maksudnya aku ngga bisa di pegang-pegang cowok kecuali Ayahku. Hahaha aku memang menjauhi hal begitu sih” ucap Ananda
Lalu raut wajahnya kembali terlihat kesal “Dan dia megang pundak aku. Aku kesel dong, terus aku bilang “ih” tapi masih dengan nada bicara yang biasa saja.”
Lalu raut wajahnya kembali terlihat kesal “Dan dia megang pundak aku. Aku kesel dong, terus aku bilang “ih” tapi masih dengan nada bicara yang biasa saja.”
Ananda adalah sosok wanita yang ekspresif banget. Jadi semua orang akan mudah tau apakah dia lagi kesal, marah, senang ataupun sedih dan lain-lain. Jadi dia tipe wanita yang menunjukan sikap dengan ekspresi.
“gimana mau berani, lihat muka mu kesal saja saya pun mau pulang rasanya” jawab ku seolah meledek
“kok ngga pulang kak?” tanya Ananda
“Setelah kejadian itu dia ngga pernah berani megang lagi. Alhamdulillah kak” ucap Ananda
“gimana mau berani, lihat muka mu kesal saja saya pun mau pulang rasanya” jawab ku seolah meledek
“kok ngga pulang kak?” tanya Ananda
“Besok sore saya kembali ke Jakarta” jawab ku
“kok ngga pulang kak?” tanya Ananda
“Setelah kejadian itu dia ngga pernah berani megang lagi. Alhamdulillah kak” ucap Ananda
“gimana mau berani, lihat muka mu kesal saja saya pun mau pulang rasanya” jawab ku seolah meledek
“kok ngga pulang kak?” tanya Ananda
“Besok sore saya kembali ke Jakarta” jawab ku
Ananda masih melanjutkan ceritanya. Sayangnya dia lupa, saat itu, entah saat masuk kerja siang atau malam. Namun pada intinya kejadian tersebut pada malam hari disaat Ananda menyiapkan sesuatu. Disitu ada Ananda, Staff cewek, dan si A itu. Dan yang lainnya lagi stay di Ala Carte di lantai dua.
Seperti biasa si A ini ngegodain si staf cewek. Melihat kejadian itu Ananda diam saja dan fokus menyiapkan apa yang sudah menjadi pekerjaannya.
“Tiba-tiba si A bilang ‘aku belum pernah lihat rambutmu. Buka dong jilbab nya!’ ”
ucap Ananda menirukan apa yang di katakan si A pada waktu itu
“Astagfirullah kak aku merasa kerasukan dan refleks langsung nengok dan kaget” ucap Ananda
“Astagfirullah, gaboleh. Dosa. Di agamaku muslimah ngga boleh kelihatan rambut” Ucap Ananda menirukan apa yang ia katakan kepada si A. Dan kau tau? si A malah ketawa.
ucap Ananda menirukan apa yang di katakan si A pada waktu itu
“Astagfirullah kak aku merasa kerasukan dan refleks langsung nengok dan kaget” ucap Ananda
“Astagfirullah, gaboleh. Dosa. Di agamaku muslimah ngga boleh kelihatan rambut” Ucap Ananda menirukan apa yang ia katakan kepada si A. Dan kau tau? si A malah ketawa.
Ananda pun mengklarifikasi bahwa tidak semua orang yang berbeda agama tidak bisa menghargai agama orang lain. Dan di tempat ia bekerja pun tidak hanya satu, bahkan ada tiga yang berbeda tetapi baik-baik saja. Hanya si A saja yang begitu. Karena perbedaan itu indah, Agama apapun itu bagus kok.
“Aku ngerasa direndahin banget kak, Sakit hati rasanya lebih dari ditinggalin pas sayang-sayangnya.
.....Karena responnya yang begitu saja, pada hari itu sebenarnya aku emosi berat, capek, setress bahkan tidak bisa tidur karena harus mengerjakan tugas yang belum terselesaikan. Tapi aku ingat apa kata ibuku untuk tidak bikin orang lain sakit hati hanya karena ucapan kita. Sesakit hati apapun kita tetap tenang, ada Allah, kita punya Allah. Biar Allah yang berencana, dan ibuku pun mengingatkan bahwa hidup itu penuh masalah. Jika tidak ada masalah berarti kita sudah mati. Tetap ramah sama orang lain walau dia acuh” ucap Ananda menjelaskan.
Dari raut wajahnya saat menceritakan aku yakin Ananda mampu menghadapi hal seperti itu, setiap dia cerita selalu sedikit menghela napasnya sambil beristigfar. Tetap tenang. Aku juga sependapat bahwa Ananda hanya tidak ingin membalas dengan emosi karena yang ada hanya semakin tidak karuan.
Ananda pun tau sedang di rendahkan tetapi dia lebih tau menghadapi orang yang childish seperti apa. Si A ngga akan paham karena masih terlalu Close Mindset. “yang ada aku capek sendiri kak” ucap Ananda

Ilustrasi by panjiprasa.id
“Dan kakak mau tau? tadi aku satu shift lagi sama si A. Ambyaarr mood aku kerja hari ini. Makanya aku hanya istigfar setiap saat” ucap Ananda mengakhiri ceritanya
Quote:
This story is fictional which contains elements of sarcasm and satire. People, place and stroylines are not mentioned, coincidentally if there are similarities. Policy and awareness of reader is needed.
Spoiler for Daftar Pustaka::
Diubah oleh User telah dihapus 23-10-2018 17:50


anasabila memberi reputasi
1
679
2


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan