- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Salah Suntik Berujung Pasien Anak Meninggal
TS
kellyrp
Salah Suntik Berujung Pasien Anak Meninggal
Quote:
MEULABOH, KOMPAS.com - Keluarga pasien anak yang meninggal dunia tak wajar saat menjalani perawatan di Ruang Anak Rumah Sakit Umum (RSU) Cut Nyak Dhein Meulaboh, meminta agar pihak Kepolisian setempat untuk segera mengusut kasus dugaan malapraktik di RSU tersebut.
Hal itu terkait dugaan salah suntik yang mengakibatkan Alfareza (13) meninggal dalam kondisi tak wajar. Alfareza yang sebelumnya sadar, meninggal setelah lima menit pasca-disuntik
“Kami dari keluarga besar almarhum meminta pihak Kepolian untuk mengusut kasus dugaan salah suntik yang dialami keponakan kami, sehingga tidak terulang pada anak yang lain kasus ini, karena lima menit sebelumnya juga ada satu anak lain yang meninggal juga setelah disuntik,”kata Razali, keluarga almarhum kepada awak media, Minggu (21/10/2018).
Razali mengaku, setelah kejadian pihak keluarga sudah meminta kepada polisi untuk mengusut kasus dugaan salah suntik saat pasien anak masih berada di RSU Cut Nyak Dhein Meulaboh, Jum’at (19/10/18) malam.
Namun karena diminta jenazah harus diotopsi pihak keluarga tidak mengizinkan lantaran tak rela jasad Alfareza harus dibedah.
“Malam kejadian langsung saya yang minta kepada polisi yang ada di lokasi untuk mengusut, dan barang bukti segera diamankan. Tapi kalau tubuh jenazah memang tidak rela kami untuk dibedah, karena langsung harus kami kebumikan sesuai dengan hukum Islam,” katanya.
Sejauh ini kata Razali pihak managemen Rumah Sakit Umum (RSU) Cut Nyak Dhein sudah berkunjung ke rumah duka yang berada di Kecamatan Pante Ceureumen, untuk mengucapakan rasa ikut berlangsung kawa kepada keluarga Alfareza.
Pihak rumah sakit juga membawa santunan berupa satu zak beras dan satu kardus mie instan.
“Pihak rumah sakit ke rumah kami persilahkan, tapi kasus ini harus diproses hukum, sehingga harapan kami tidak menimpa anak lain lagi ke depan,” katanya.
Sementara itu menurut kuasa hukum dari Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Banda Aceh, Pos Meulaboh Riki Yuniagara, menilai kasus itu patut diduga ada unsur malapraktik oleh tenaga medis yang menangani pasien anak.
LBH mengaku siap mendapingi keluarga korban untuk mengusut proses hukum yang dilakukan oleh pihak kepolisian setempat.
“Dugaan ada unsur malapraktik, keluarga korban harus melapor ke polisi untuk proses hukum, dan kami siap untuk memberikan perdampingan hukum,” kata dia.
LBH Banda Aceh Pos Meulaboh mengaku telah dihubungi oleh pihak keluarga korban yang berkonsultasi terkait proses hukum insiden dugaan salah suntik.
https://regional.kompas.com/read/201...n-minta-polisi
Hal itu terkait dugaan salah suntik yang mengakibatkan Alfareza (13) meninggal dalam kondisi tak wajar. Alfareza yang sebelumnya sadar, meninggal setelah lima menit pasca-disuntik
“Kami dari keluarga besar almarhum meminta pihak Kepolian untuk mengusut kasus dugaan salah suntik yang dialami keponakan kami, sehingga tidak terulang pada anak yang lain kasus ini, karena lima menit sebelumnya juga ada satu anak lain yang meninggal juga setelah disuntik,”kata Razali, keluarga almarhum kepada awak media, Minggu (21/10/2018).
Razali mengaku, setelah kejadian pihak keluarga sudah meminta kepada polisi untuk mengusut kasus dugaan salah suntik saat pasien anak masih berada di RSU Cut Nyak Dhein Meulaboh, Jum’at (19/10/18) malam.
Namun karena diminta jenazah harus diotopsi pihak keluarga tidak mengizinkan lantaran tak rela jasad Alfareza harus dibedah.
“Malam kejadian langsung saya yang minta kepada polisi yang ada di lokasi untuk mengusut, dan barang bukti segera diamankan. Tapi kalau tubuh jenazah memang tidak rela kami untuk dibedah, karena langsung harus kami kebumikan sesuai dengan hukum Islam,” katanya.
Sejauh ini kata Razali pihak managemen Rumah Sakit Umum (RSU) Cut Nyak Dhein sudah berkunjung ke rumah duka yang berada di Kecamatan Pante Ceureumen, untuk mengucapakan rasa ikut berlangsung kawa kepada keluarga Alfareza.
Pihak rumah sakit juga membawa santunan berupa satu zak beras dan satu kardus mie instan.
“Pihak rumah sakit ke rumah kami persilahkan, tapi kasus ini harus diproses hukum, sehingga harapan kami tidak menimpa anak lain lagi ke depan,” katanya.
Sementara itu menurut kuasa hukum dari Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Banda Aceh, Pos Meulaboh Riki Yuniagara, menilai kasus itu patut diduga ada unsur malapraktik oleh tenaga medis yang menangani pasien anak.
LBH mengaku siap mendapingi keluarga korban untuk mengusut proses hukum yang dilakukan oleh pihak kepolisian setempat.
“Dugaan ada unsur malapraktik, keluarga korban harus melapor ke polisi untuk proses hukum, dan kami siap untuk memberikan perdampingan hukum,” kata dia.
LBH Banda Aceh Pos Meulaboh mengaku telah dihubungi oleh pihak keluarga korban yang berkonsultasi terkait proses hukum insiden dugaan salah suntik.
https://regional.kompas.com/read/201...n-minta-polisi
2 nyawa langsung melayang.
tunggu info lebih lanjut.
Quote:
Dua Pasien Anak Meninggal Karena Dugaan Malpraktik
Sabtu, 20 Oktober 2018 19:07 WIB
Meulaboh , Law-Justice.co - Dua pasien anak di Rumah Sakit Cut Nyak Dhien (RSUD-CND) Meulaboh, Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh meninggal diduga malpraktik oleh pihak medis yang bertugas dan polisi mulai melakukan penyelidikan, sabtu (20/10).
Kapolres Aceh Barat AKBP Bobby Aria Prakarsa, melalui Kasat Reskrim Iptu Isral, di Meulaboh, Sabtu, mengatakan pihaknya belum menerima laporan dari keluarga korban, akan tetapi polisi sudah datang ke lokasi mengamankan barang bukti serta olah TKP.
"Untuk saat ini belum ada laporan keluarga korban, karena masih dalam suasana duka dan pemakaman anaknya. Kami sudah mengamankan barang bukti berupa jarum suntik dan infus, dan ini masih dalam proses penyelidikan," katanya.
Korban atas nama Alfa Reza (11)merupakan pasien di ruang anak yang dirawat setelah melewati operasi karena cidera dibagian pinggul, pada Jumat (19/10) sore, namun informasi korban meninggal saat dirawat petugas shif rumah sakit pada pukul 24.00 WIB.
Kemudian pasien anak lainnya atas nama Asrol Amilin (15) dan keduanya meninggal saat ditangani oleh petugas medis pada shift waktu yang bersamaan.
Pascakejadian itu, keluarga korban mengamuk dan memecahkan kaca jendela serta kaca lemari di ruang anak, insiden tersebut sempat membuat suasana rumah sakit memanas sehingga pihak polisi datang dan mengamankan lokasi itu.
"Kira-kira lima menit setelah disuntik, tetapi kita belum bisa analisa sampai ke situ apakah mall praktek atau tidak. Nanti setelah mendapat keterangan dari saksi dari pihak rumah sakit baru ada kesimpulan seperti apa,"jelasnya lagi.
Sementara itu managerial RSUD - CND Meulaboh, membenarkan ada pasien anak yang meninggal dan keributan di lokasi rumah sakit, pihaknya belum sempat melakukan investigasi karena masih sibuk dengan persiapan menanti kunjungan tim akreditasi.
"Kami akan melakukan investigasi, apakah ada faktor kelalaian dari petugas atau bagaimana. Yang jelas saat ini kami masih sibuk dengan kegiatan menanti kunjungan tim akreditasi,"kata Kasi Gawat Darurat dan Insentif Sentral Pelayanan Medik RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh, Muhammad Asirudin Anur.
Sebagaimana yang dilansir dari Antara, pihak rumah sakit juga mengakui, pada malam itu ada dua orang pasien anak yang meninggal dengan waktu yang tidak lama berselang, namun pihaknya masih menelusuri petugas yang melakukan penanganan pasien di ruangan itu.
https://law-justice.co/dua-pasien-an...alpraktik.html
Sabtu, 20 Oktober 2018 19:07 WIB
Meulaboh , Law-Justice.co - Dua pasien anak di Rumah Sakit Cut Nyak Dhien (RSUD-CND) Meulaboh, Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh meninggal diduga malpraktik oleh pihak medis yang bertugas dan polisi mulai melakukan penyelidikan, sabtu (20/10).
Kapolres Aceh Barat AKBP Bobby Aria Prakarsa, melalui Kasat Reskrim Iptu Isral, di Meulaboh, Sabtu, mengatakan pihaknya belum menerima laporan dari keluarga korban, akan tetapi polisi sudah datang ke lokasi mengamankan barang bukti serta olah TKP.
"Untuk saat ini belum ada laporan keluarga korban, karena masih dalam suasana duka dan pemakaman anaknya. Kami sudah mengamankan barang bukti berupa jarum suntik dan infus, dan ini masih dalam proses penyelidikan," katanya.
Korban atas nama Alfa Reza (11)merupakan pasien di ruang anak yang dirawat setelah melewati operasi karena cidera dibagian pinggul, pada Jumat (19/10) sore, namun informasi korban meninggal saat dirawat petugas shif rumah sakit pada pukul 24.00 WIB.
Kemudian pasien anak lainnya atas nama Asrol Amilin (15) dan keduanya meninggal saat ditangani oleh petugas medis pada shift waktu yang bersamaan.
Pascakejadian itu, keluarga korban mengamuk dan memecahkan kaca jendela serta kaca lemari di ruang anak, insiden tersebut sempat membuat suasana rumah sakit memanas sehingga pihak polisi datang dan mengamankan lokasi itu.
"Kira-kira lima menit setelah disuntik, tetapi kita belum bisa analisa sampai ke situ apakah mall praktek atau tidak. Nanti setelah mendapat keterangan dari saksi dari pihak rumah sakit baru ada kesimpulan seperti apa,"jelasnya lagi.
Sementara itu managerial RSUD - CND Meulaboh, membenarkan ada pasien anak yang meninggal dan keributan di lokasi rumah sakit, pihaknya belum sempat melakukan investigasi karena masih sibuk dengan persiapan menanti kunjungan tim akreditasi.
"Kami akan melakukan investigasi, apakah ada faktor kelalaian dari petugas atau bagaimana. Yang jelas saat ini kami masih sibuk dengan kegiatan menanti kunjungan tim akreditasi,"kata Kasi Gawat Darurat dan Insentif Sentral Pelayanan Medik RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh, Muhammad Asirudin Anur.
Sebagaimana yang dilansir dari Antara, pihak rumah sakit juga mengakui, pada malam itu ada dua orang pasien anak yang meninggal dengan waktu yang tidak lama berselang, namun pihaknya masih menelusuri petugas yang melakukan penanganan pasien di ruangan itu.
https://law-justice.co/dua-pasien-an...alpraktik.html
0
2.2K
Kutip
24
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan