- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
Iseng-iseng bikin cerita fiksi Zombie


TS
Blazerknight
Iseng-iseng bikin cerita fiksi Zombie
Hay agan/sista ane mau share cerita fiksi Zombie nih, kalau jelek ya harap maklum, nilai bahasa Indonesia ane juga ga bagus-bagus banget soalnya 
Cerita 1.

Quote:
Ane sebenernya ngga penggila Zombie, cuma ane sekedar suka dengan Zombie, mulai dari film dan gamenya.
Terkadang suka bikin jantungan dan deg-degan, sensasi tersendiri buat ane.
kebetulan ane lagi nganggur gan, udah ga kerja, jadi iseng-iseng aja bikin nih cerita.
Sekali lagi maaf yak kalo tulisan ane rancu, jelek, atau ada pengulangan kata,
Terkadang suka bikin jantungan dan deg-degan, sensasi tersendiri buat ane.

kebetulan ane lagi nganggur gan, udah ga kerja, jadi iseng-iseng aja bikin nih cerita.
Sekali lagi maaf yak kalo tulisan ane rancu, jelek, atau ada pengulangan kata,

Quote:
Cerita ini berjudul Blood Rain, yang menceritakan tentang seorang anak muda berumur 22 tahun bernama Rico.
Awal cerita dia sedang olahraga, hingga dia melihat suatu kejadian aneh menimpa orang-orang.
Keadaan itu diperburuk dengan banyak nya media yang menampilkan hal yang sama, yaitu penyerangan Zombie secara serentak.
Diperjalanan menuju kamp, Rico tertahan karena ada seorang kapten yang meminta bantuannya untuk mencari rekannya, karena hanya Rico yang mengenal tempat itu, setelah mendapatkan ijin, dia pergi mencari rekan dari tentara itu.
Kalo mau kelanjutannya baca aja ceritanya gan
Awal cerita dia sedang olahraga, hingga dia melihat suatu kejadian aneh menimpa orang-orang.
Keadaan itu diperburuk dengan banyak nya media yang menampilkan hal yang sama, yaitu penyerangan Zombie secara serentak.
Diperjalanan menuju kamp, Rico tertahan karena ada seorang kapten yang meminta bantuannya untuk mencari rekannya, karena hanya Rico yang mengenal tempat itu, setelah mendapatkan ijin, dia pergi mencari rekan dari tentara itu.
Kalo mau kelanjutannya baca aja ceritanya gan

Cerita 1.
Quote:
25 Mei 2018,
Pukul 04:35.
Minggu pun datang menjelang, aktifitas pekerjaan segera berhenti sejenak hanya untuk menghilangkan penat setelah beberapa hari kerja.
Gue Rico, berumur 23 tahun.
Tinggal di Jakarta sendirian, seluruh keluarga gue berada di Lampung.
Pagi ini gue ada acara jogging dengan sahabat-sahabat gue, mereka teman semasa gue SMA.
Sahabat gue ada 5 orang, diantaranya Aril, Bonar, Mukhlis, Maul, dan Oka.
Gue sudah merencanakan Jogging sejak semalam, ketika gue berkumpul. Ya walaupun hanya meminum segelas kopi di pinggir jalan, setidaknya itu bias mempererat persahabatan kita.
Gue bangun sejak pukul 04:00 tadi pagi selepas sholat subuh, sambil menunggu kedatangan mereka sesekali gue sempatkan untuk berlari-lari kecil dan pemanasan, agar otot gue tidak kaku.
Yang gue suka ketika bangun pagi hari itu, karena udaranya yang begitu amat sejuk. Sungguh membuat paru-paru ini terasa begitu hidup, membuat ketenangan dalam diri sendiri.
Mungkin inilah rahasia penemu-penemu terhebat dan terkemuka dibumi ini selalu bangun pagi, karena dapat membuat jiwa menjadi lebih tenang dan relax.
Dibelakang rumah gue terdapat lahan kosong, yang dibuat sebagai persawahan, sungguh jarang di Jakarta ada persawahan, karena lahan kosong sudah dibuat menjadi rumah-rumah ataupun Mall dan lain-lain.
Sesekali gue ketengah-tengah sawah itu ketika sore hari, terkadang dapat membuat mood gue menjadi lebih baik.
Karena yang gue tau bahwa warna hijau dapat menyegarkan mata.
Mungkin itu alasan mengapa dokter bedah selalu menggunakan gaun warna hijau. Agar matanya tidak begitu lelah ketika melihat darah dari pasien yang mereka bedah.
Memang tidak begitu besar sawahnya, ya setidaknya ada ruang bagi gue untuk melihat persawahan.
Jam di Hp gue menunjukkan pukul 05:04.
Mungkin mereka semua masih tidur hingga mereka tidak datang kerumah gue.
Yasudah, gue putuskan untuk kerumah dan kembali tidur.
Ketika gue berjalan beberapa langkah, ada suara klakson motor yang seakan memanggil gue.
Ketika gue lihat, ternyata itu sahabat gue.
Dia datang ber 5 dengan membawa 3 motor.
Aril dengan Oka, Maul dengan Mukhlis, dan Bonar sendirian.
Mereka sampai tepat didepan gue, tanpa banyak tanya gue segera naik ke atas motor si Bonar.
Dan kami segera berangkat jogging ke daerah Daan Mogot, lebih tepatnya di Mall Daan Mogot.
Rumah gue tidak terlalu jauh dengan daerah itu, tidak sampai 10 menit gue sampai pada Mall itu.
Kami pun segera mencari tempat parkir motor, ya walaupun banyak parkir liar, tetapi kami tidak sembarangan memarkir.
Sudah banyak kasus kehilangan motor disini, dan tukang parkir selalu tidak pernah tau.
Alhasil gue memarkir motor dibelakan Mall, karena disana cukup ramai dan tempatnya strategis, dan mudah dilihat.
Disepanjang jalan selalu banyak penjual makanan dan minuman, mulai dari bubur ayam, lontong sayur, nasi uduk, bahkan tukang peralatan dan mainan pun terkadang ada.
Setelah memarkirkan motor, kami segera jogging. Mereka semua melakukan pemanasan, ada yang meregangkan tubuh, ada pula yang latihan silat.
Maklum, mereka semua para petarung ketika kami masih sekolah. Tapi hanya gue yang tidak ikut silat, karena waktu itu jadwal silat dengan basket bentrok. Akhirnya gue lebih memilih basket dibanding silat.
Walaupun jiwa mereka semua adalah jiwa petarung, tetapi ketika berhadapan dengan kekasih nya, jiwa mereka menjadi kupu-kupu.
Ditambah mereka suka menggoda wanita, walaupun tampang pas-pasan, tetapi mental mereka cukup berani untuk menggoda wanita.
Gue sendiri ngga berani untuk menggoda wanita, jangankan menggoda, kenalan saja gue ngga berani.
Tampang Brimob, tapi hati hello kitty. Itu yang mereka katakana kepada gue.
Mereka nampak sudah melakukan pemanasannya, Bonar mengajak yang lainnya untuk segera berlari mengelilingi jalan ini 3 putaran.
Mereka pasti sanggup, karena mereka sudah merasakan tataran pesilat yang lebih dari ini.
Gue mungkin hanya sanggup 1 putaran, selanjutnya gue bisa mati.
Benar saja, ketika 1 putaran gue sudah tidak kuat.
Tetapi mereka tetapi berlari, gue sudah tidak sanggup dan segera berjalan pelan.
Didepan sana ada cewek 2 orang yang begitu putih bening, rambut yang terurai, dan wajah yang cantik.
Sontak semua sahabat gue itu segera mempercepat langkahnya, dan seperti biasa mereka menggoda wanita itu. Ya walaupun Cuma say “Hai”.. menurut gue itu cukup berani.
Pertama-tama bonar melewati wanita itu dan berkata “Hai”. Wanita itu hanya melirik, lalu disambung dengan Aril, Mukhlis, Oka dan maul.
Gue pun tak tinggal diam, gue segera mengikuti mereka, sekedar coba-coba saja. Karena gue cukup tertarik dengan wanita itu.
Ketika gue melewatinya, dan baru melihat dia dan belum berkata apapun, gue sudah disiram menggunakan air minum kemasan.
Gue hanya terdiam, sahabat gue menertawakan gue dari kejauhan.
Dan wanita itu mengomel kepada gue, sebagai alibi gue hanya berkata “Gue mau lihat barang-barang yang dijual di abang disamping lu, bukan maksud menggoda lu mba” Jawab gue dengan muka sedikit memelas, dengan harapan wajah gue yang tersiksa itu berhasil.
Dan wanita itu tetap tidak mengerti.
Gue diam, dan segera balik ke parkiran dengan baju yang basah terkena air. Wanita itu cantik, tapi hatinya sungguh menakutkan.
5 menit kemudian teman-teman gue menghampiri gue dengan menertawakan gue.
Gue hanya diam, karena mengikuti mereka gue jadi seperti ini.
Atau ini emang salah gue untuk ikut-ikut seperti mereka.
Bonar datang dengan membawakan air minum, walaupun hanya 1 botol mineral tapi tak apalah, sekedar menghilangkan haus.
Air minum itu pun habis diminum dan dibagikan kepada 5 orang sahabat gue.
Alhasil gue yang disuruh beli lagi air minum itu.
Untung tukang minum tidak jauh dari tempat gue berada, gue segera berjalan menuju tukang minuman itu.
“Berapaan bang air nya?” Tanya gue sambil menunjuk air mineral.
“kalo yang kecil Rp. 3.000,-. Kalo yang gede Rp.5000”
“Yaudah yang gede aja bang,” Sambil mengeluarkan uang.
Setelah membeli, gue segera menuju ketempat sahabat gue.
Ketika baru saja gue berjalan, terdengar suara wanita berteriak minta tolong.
Sontak gue berlari menuju suara itu berada.
ternyata itu wanita yang tadi melempar gue menggunakan air mineral, gue segera menghampirinya.
Gue lihat dilengannya penuh darah, disamping nya terdapat seseorang yang sedang dipegangi oleh beberapa pria. Dia seperti orang gila, berontak-berontak dengan mulut yang berdarah.
“Kenapa dengan lengan kamu mba?” tanya gue sambil menghampirinya.
Dia tidak menjawab dan hanya menangis, lalu seorang pria yang memegangi seseorang tersebut bicara.
“Dia menggigit wanita itu mas, dia berlari lalu menggigit wanita itu hingga berdarah” Kata pria itu sambil memegangi pria yang berontak-berontak itu.
Gue kaget, separah itu gigitannya hingga lengan wanita itu berdarah? Gue lihat ada seseorang mencoba menelpon ambulance untuk segera mendapatkan pertolongan pertama pada wanita itu.
Wanita itu tetap meringis kesakitan sambil memegangi lengannya itu.
Gue ga sanggup mendengar tangisannya.
Seseorang yang berbadan besar menganggkat wanita itu dan mencoba membawanya ketempat yang lebih aman.
Gue berdiri menatap wanita itu, sedangkan pria yang menggigitnya itu dibawa ke polsek terdekat.
Sahabat gue berlarian mendekati gue dan bertanya.
“Ada kejadian apa tadi?” Tanya Bonar ke gue.
“Wanita yang tadi lu goda, dia digigit oleh pria itu” Sambil menunjuk ke arah pria yang sedang diseret menuju polsek terdekat.
“Sampai berdarah seperti itu?” Kata muklis sambil mendekati bercak darah yang terjatuh di aspal.
“Seperti itulah…” Jawab gue santai.
Memang hal apa yang sudah dilakukan pria itu hingga menggigit wanita yang tidak bersalah itu? Atau mungkin dia memang orang gila yang baru saja keluar dari RSJ.
Tak beberapa lama kemudian terdengar lagi suara orang berteriak, gue bersama sahabat gue yang lain berlari menuju suara itu.
Ternyata wanita yang tadi diangkat oleh seorang pria berbadan besar menggigit lengan pria itu hingga berdarah.
What the… gue semakin bingung dengan semua ini, wanita itu berlari mencoba menyerang seseorang terdekatnya, dan dia menggigit seorang anak muda yang sedang merokok di pinggir jalan.
Gue coba menghampiri pria yang digigit oleh wanita itu, dia terdiam dengan tubuh sedikit kejang-kejang.
Tinggal beberapa Centimeter lagi gue menghampirinya, tetapi dia segera bangkit dan mencoba menyerang temen gue.
Karena temen gue bisa menggunakan bela diri silat, dia segera menjatuhkan pria itu dan mengunci nya.
Sehingga dia tidak bisa bergerak sama sekali.
Pria itu terus menggeram dengan tatapan tajam ke arah gue.
Gue menyarankan Maul untuk segera melepas kunciannya, dan pergi meninggalkan tempat ini.
Maul melepaskan kunciannya dan segera berlari mengikuti gue dengan yang lainnya.
Tetapi pria itu tetap mengejar kami, hingga ada seseorang memukul dia dengan sebuah balok kayu. Dan dia terjatuh dan tak bergerak.
Pria yang memukul itu segera menghampiri pria yang terjatuh tersebut, kami semua terdiam dan melihat.
Gue berpikir pria berbadan besar itu sudah meninggal, tetapi dia memegang kaki pria yang memukulnya dan segera menggigit pria itu.
Kami semua semakin takut, kami berlari menuju parkiran untuk mengambil motor dan segera pulang.
Sialnya semua orang disini sudah saling gigit dan saling serang, entah dari mana orang gila seperti ini. Mereka semakin banyak dan semakin berkembang.
Sahabat gue mencoba segera mengeluarkan motor dengan sigapnya, gue segera naik dimotor bonar, dan yang lainnya segera mengikuti.
Gue pergi meninggalkan tempat ini.
Didepan gue terdapat Bapak-bapak yang sedang membawa beras, tiba-tiba dia diserang oleh seseorang dari depan.
Bapak-bapak itu jatuh bersama motor yang dinaikinya.
Akhirnya kami segera menambah kecepatan laju kami.
“Bon, gue takut… sebaiknya gue balik ke kost tempat gue ya” Kata Aril yang sedang memboncengi Oka.
“Gue juga, gue mau balik aja” Lanjut Maul dan Muklis.
Bonar mengangguk, “Yaudah gue juga balik sama Rico, gue juga takut”
Mereka mengangguk, “Baik… kalau besok sudah tenang, kita bertemu lagi” Kata Aril sambil mengeluarkan kepalan tangannya, dan Bonar membalas nya.
Itu adalah salam khas dari kami.
Kita pun berpisah dipersimpangan, mereka ber 4 berbelok ke kanan, sedangkan gue dan Bonar ke arah kiri.
“Itu orang gila lepas dari RSJ kali co?” Tanya Bonar ke gue.
“Mana gue tau, setahu gue pria itu datang dan menggigit wanita itu.”
Bonar hanya mengangguk, dan dia memberhentikan motornya. “Gue mau nyalain Rokok bentar”
Kata dia sambil mencari rokok di kantungnya.
Gue was-was ketika motor diberhentikan, barangkali ada yang mencoba menyerang gue bersama bonar.
Tetapi dia nampak seperti santai ketika asap rokok keluar dari mulutnya, mungkin itu yang dapat menenangkan dia.
Terdengar derap langkah begitu banyak di arah belakang, gue pun menoleh untuk melihat apa yang terjadi.
ternyata sekumpulan orang seperti sudah kehilangan akal, mereka menyerang apapun yang berada didepannya.
Termasuk mencoba menyerang kami.
“Jalan, Bon! Dia dibelakang kita!” Teriak gue sambil menepuk pundaknya Bonar.
Dia dia memacu motornya dengan kencang.
“Mereka sudah sebanyak itu? Apa mungkin RSJ melepaskan mereka semua?”
Tanya Bonar ke gue.
“Jangan tanya gue, gue ga tau apa-apa..”
Setelah perbincangan tersebut, gue segera meminta kepada Bonar untuk menurunkan gue di Kostan gue.
Tak sampai 10 menit, gue sampai di kost.
“Hati-hati dirumah men, tutup pintu lu. Jaga-jaga kalau orang gila itu mendobrak masuk” Saran Bonar sambil menghembuskan asap rokok dari mulutnya.
“Nanti kalo gue butuh bantuan, pasti gue hubungin lu.” Jawab gue santai,
Dia menyalakan motornya, “Yaudeh, gue balik dlu. Assalamualaikum”
“Waalaikumsalam.”
Dia segera pergi meninggalkan rumah gue.
Gue pun segera masuk kerumah dan mengunci pintu rumah, berharap tidak ada yang mencoba mendobrak masuk kerumah gue.
Gue sendiri masih bingung dengan apa yang terjadi tadi pagi, gue menyalakan Televisi, barangkali kejadian tadi diliput oleh wartawan.
Dan akhirnya ketemu, berita dengan judul “Wabah aneh menyerang Jakarta dan sekitarnya”
Dan wartawan itu berkata “Seperti yang bisa anda lihat dibelakang saya, banyak petugas dari kepolisan dan TNI turun langsung menangani wabah ini. Wabah ini terjadi sejak dini hari yaitu berawal dari laporan seorang warga yang tinggal di daerah Taman Kota yang melapor adanya serangan terhadap salah satu warga yang menyebabkan warga lainnya geger. Semua warga yang terjangkit wabah tersebut memiliki ciri-ciri yang sama, yaitu selalu terdapat luka gigitan, lalu sekitar 5 menit kemudian tubuh nya kejang-kejang, lalu bangkit dan segera menyerang warga yang lainnya.
Untuk sementara warga diminta untuk tidak keluar rumah, dan mengunci rapat pintunya.”
Gue kaget, ternyata kejadian tadi tidak hanya didaerah rumah gue. Ternyata sudah menyebar di beberapa wilayah Jakarta dan sekitarnya.
Jam di dinding sudah menunjukkan pukul 08:47.
sudah sekitar 7 jam lebih dari laporan pertama yang diterima pihak kepolisian, tetapi wabah nya sudah sampai segitu jauhnya.
Gue coba menghubungi orang tua gue, tetapi tidak ada signal, gue mau keluar untuk mencari signal, tetapi masih sangat berbahaya. Karena wabah itu sudah hampir menimpa daerah sini.
Terpaksa gue tetap memantau apa yang terjadi melalui televisi.
Baru saja 10 menit gue dirumah, pintu rumah gue sudah digebrak oleh seseorang, awalnya gue pikir mereka sudah sampai dirumah gue. Lalu terdengar suara.
“Buka pintunya, kami dari pihak berwenang ingin berbicara dengan anda” Kata seseorang diluar pintu.
Setelah gue tau dia dari pihak berwenang, pintu pun segera gue buka.
Ternyata itu adalah TNI yang sedang melakukan evakuasi.
“Kami ingin mengevakuasi seluruh warga, untuk pergi meninggalkan tempat ini. Tempat ini sudah tidak aman.” Kata tentara yang menggunakan topi, bernama Bambang. T, terlihat jelas di name tag nya.
“Baik, Pak. Tunggu 5 menit lagi, saya membereskan apa yang harus saya bawa.”
Tentara itu mengangguk dan segera berkeliling untuk mengevakuasi warga yang lainnya.
Gue membawa sebuah tas, dengan berisi pakaian dan sedikit makanan kaleng untuk berjaga-jaga.
Pukul 04:35.
Minggu pun datang menjelang, aktifitas pekerjaan segera berhenti sejenak hanya untuk menghilangkan penat setelah beberapa hari kerja.
Gue Rico, berumur 23 tahun.
Tinggal di Jakarta sendirian, seluruh keluarga gue berada di Lampung.
Pagi ini gue ada acara jogging dengan sahabat-sahabat gue, mereka teman semasa gue SMA.
Sahabat gue ada 5 orang, diantaranya Aril, Bonar, Mukhlis, Maul, dan Oka.
Gue sudah merencanakan Jogging sejak semalam, ketika gue berkumpul. Ya walaupun hanya meminum segelas kopi di pinggir jalan, setidaknya itu bias mempererat persahabatan kita.
Gue bangun sejak pukul 04:00 tadi pagi selepas sholat subuh, sambil menunggu kedatangan mereka sesekali gue sempatkan untuk berlari-lari kecil dan pemanasan, agar otot gue tidak kaku.
Yang gue suka ketika bangun pagi hari itu, karena udaranya yang begitu amat sejuk. Sungguh membuat paru-paru ini terasa begitu hidup, membuat ketenangan dalam diri sendiri.
Mungkin inilah rahasia penemu-penemu terhebat dan terkemuka dibumi ini selalu bangun pagi, karena dapat membuat jiwa menjadi lebih tenang dan relax.
Dibelakang rumah gue terdapat lahan kosong, yang dibuat sebagai persawahan, sungguh jarang di Jakarta ada persawahan, karena lahan kosong sudah dibuat menjadi rumah-rumah ataupun Mall dan lain-lain.
Sesekali gue ketengah-tengah sawah itu ketika sore hari, terkadang dapat membuat mood gue menjadi lebih baik.
Karena yang gue tau bahwa warna hijau dapat menyegarkan mata.
Mungkin itu alasan mengapa dokter bedah selalu menggunakan gaun warna hijau. Agar matanya tidak begitu lelah ketika melihat darah dari pasien yang mereka bedah.
Memang tidak begitu besar sawahnya, ya setidaknya ada ruang bagi gue untuk melihat persawahan.
Jam di Hp gue menunjukkan pukul 05:04.
Mungkin mereka semua masih tidur hingga mereka tidak datang kerumah gue.
Yasudah, gue putuskan untuk kerumah dan kembali tidur.
Ketika gue berjalan beberapa langkah, ada suara klakson motor yang seakan memanggil gue.
Ketika gue lihat, ternyata itu sahabat gue.
Dia datang ber 5 dengan membawa 3 motor.
Aril dengan Oka, Maul dengan Mukhlis, dan Bonar sendirian.
Mereka sampai tepat didepan gue, tanpa banyak tanya gue segera naik ke atas motor si Bonar.
Dan kami segera berangkat jogging ke daerah Daan Mogot, lebih tepatnya di Mall Daan Mogot.
Rumah gue tidak terlalu jauh dengan daerah itu, tidak sampai 10 menit gue sampai pada Mall itu.
Kami pun segera mencari tempat parkir motor, ya walaupun banyak parkir liar, tetapi kami tidak sembarangan memarkir.
Sudah banyak kasus kehilangan motor disini, dan tukang parkir selalu tidak pernah tau.
Alhasil gue memarkir motor dibelakan Mall, karena disana cukup ramai dan tempatnya strategis, dan mudah dilihat.
Disepanjang jalan selalu banyak penjual makanan dan minuman, mulai dari bubur ayam, lontong sayur, nasi uduk, bahkan tukang peralatan dan mainan pun terkadang ada.
Setelah memarkirkan motor, kami segera jogging. Mereka semua melakukan pemanasan, ada yang meregangkan tubuh, ada pula yang latihan silat.
Maklum, mereka semua para petarung ketika kami masih sekolah. Tapi hanya gue yang tidak ikut silat, karena waktu itu jadwal silat dengan basket bentrok. Akhirnya gue lebih memilih basket dibanding silat.
Walaupun jiwa mereka semua adalah jiwa petarung, tetapi ketika berhadapan dengan kekasih nya, jiwa mereka menjadi kupu-kupu.
Ditambah mereka suka menggoda wanita, walaupun tampang pas-pasan, tetapi mental mereka cukup berani untuk menggoda wanita.
Gue sendiri ngga berani untuk menggoda wanita, jangankan menggoda, kenalan saja gue ngga berani.
Tampang Brimob, tapi hati hello kitty. Itu yang mereka katakana kepada gue.
Mereka nampak sudah melakukan pemanasannya, Bonar mengajak yang lainnya untuk segera berlari mengelilingi jalan ini 3 putaran.
Mereka pasti sanggup, karena mereka sudah merasakan tataran pesilat yang lebih dari ini.
Gue mungkin hanya sanggup 1 putaran, selanjutnya gue bisa mati.
Benar saja, ketika 1 putaran gue sudah tidak kuat.
Tetapi mereka tetapi berlari, gue sudah tidak sanggup dan segera berjalan pelan.
Didepan sana ada cewek 2 orang yang begitu putih bening, rambut yang terurai, dan wajah yang cantik.
Sontak semua sahabat gue itu segera mempercepat langkahnya, dan seperti biasa mereka menggoda wanita itu. Ya walaupun Cuma say “Hai”.. menurut gue itu cukup berani.
Pertama-tama bonar melewati wanita itu dan berkata “Hai”. Wanita itu hanya melirik, lalu disambung dengan Aril, Mukhlis, Oka dan maul.
Gue pun tak tinggal diam, gue segera mengikuti mereka, sekedar coba-coba saja. Karena gue cukup tertarik dengan wanita itu.
Ketika gue melewatinya, dan baru melihat dia dan belum berkata apapun, gue sudah disiram menggunakan air minum kemasan.
Gue hanya terdiam, sahabat gue menertawakan gue dari kejauhan.
Dan wanita itu mengomel kepada gue, sebagai alibi gue hanya berkata “Gue mau lihat barang-barang yang dijual di abang disamping lu, bukan maksud menggoda lu mba” Jawab gue dengan muka sedikit memelas, dengan harapan wajah gue yang tersiksa itu berhasil.
Dan wanita itu tetap tidak mengerti.
Gue diam, dan segera balik ke parkiran dengan baju yang basah terkena air. Wanita itu cantik, tapi hatinya sungguh menakutkan.
5 menit kemudian teman-teman gue menghampiri gue dengan menertawakan gue.
Gue hanya diam, karena mengikuti mereka gue jadi seperti ini.
Atau ini emang salah gue untuk ikut-ikut seperti mereka.
Bonar datang dengan membawakan air minum, walaupun hanya 1 botol mineral tapi tak apalah, sekedar menghilangkan haus.
Air minum itu pun habis diminum dan dibagikan kepada 5 orang sahabat gue.
Alhasil gue yang disuruh beli lagi air minum itu.
Untung tukang minum tidak jauh dari tempat gue berada, gue segera berjalan menuju tukang minuman itu.
“Berapaan bang air nya?” Tanya gue sambil menunjuk air mineral.
“kalo yang kecil Rp. 3.000,-. Kalo yang gede Rp.5000”
“Yaudah yang gede aja bang,” Sambil mengeluarkan uang.
Setelah membeli, gue segera menuju ketempat sahabat gue.
Ketika baru saja gue berjalan, terdengar suara wanita berteriak minta tolong.
Sontak gue berlari menuju suara itu berada.
ternyata itu wanita yang tadi melempar gue menggunakan air mineral, gue segera menghampirinya.
Gue lihat dilengannya penuh darah, disamping nya terdapat seseorang yang sedang dipegangi oleh beberapa pria. Dia seperti orang gila, berontak-berontak dengan mulut yang berdarah.
“Kenapa dengan lengan kamu mba?” tanya gue sambil menghampirinya.
Dia tidak menjawab dan hanya menangis, lalu seorang pria yang memegangi seseorang tersebut bicara.
“Dia menggigit wanita itu mas, dia berlari lalu menggigit wanita itu hingga berdarah” Kata pria itu sambil memegangi pria yang berontak-berontak itu.
Gue kaget, separah itu gigitannya hingga lengan wanita itu berdarah? Gue lihat ada seseorang mencoba menelpon ambulance untuk segera mendapatkan pertolongan pertama pada wanita itu.
Wanita itu tetap meringis kesakitan sambil memegangi lengannya itu.
Gue ga sanggup mendengar tangisannya.
Seseorang yang berbadan besar menganggkat wanita itu dan mencoba membawanya ketempat yang lebih aman.
Gue berdiri menatap wanita itu, sedangkan pria yang menggigitnya itu dibawa ke polsek terdekat.
Sahabat gue berlarian mendekati gue dan bertanya.
“Ada kejadian apa tadi?” Tanya Bonar ke gue.
“Wanita yang tadi lu goda, dia digigit oleh pria itu” Sambil menunjuk ke arah pria yang sedang diseret menuju polsek terdekat.
“Sampai berdarah seperti itu?” Kata muklis sambil mendekati bercak darah yang terjatuh di aspal.
“Seperti itulah…” Jawab gue santai.
Memang hal apa yang sudah dilakukan pria itu hingga menggigit wanita yang tidak bersalah itu? Atau mungkin dia memang orang gila yang baru saja keluar dari RSJ.
Tak beberapa lama kemudian terdengar lagi suara orang berteriak, gue bersama sahabat gue yang lain berlari menuju suara itu.
Ternyata wanita yang tadi diangkat oleh seorang pria berbadan besar menggigit lengan pria itu hingga berdarah.
What the… gue semakin bingung dengan semua ini, wanita itu berlari mencoba menyerang seseorang terdekatnya, dan dia menggigit seorang anak muda yang sedang merokok di pinggir jalan.
Gue coba menghampiri pria yang digigit oleh wanita itu, dia terdiam dengan tubuh sedikit kejang-kejang.
Tinggal beberapa Centimeter lagi gue menghampirinya, tetapi dia segera bangkit dan mencoba menyerang temen gue.
Karena temen gue bisa menggunakan bela diri silat, dia segera menjatuhkan pria itu dan mengunci nya.
Sehingga dia tidak bisa bergerak sama sekali.
Pria itu terus menggeram dengan tatapan tajam ke arah gue.
Gue menyarankan Maul untuk segera melepas kunciannya, dan pergi meninggalkan tempat ini.
Maul melepaskan kunciannya dan segera berlari mengikuti gue dengan yang lainnya.
Tetapi pria itu tetap mengejar kami, hingga ada seseorang memukul dia dengan sebuah balok kayu. Dan dia terjatuh dan tak bergerak.
Pria yang memukul itu segera menghampiri pria yang terjatuh tersebut, kami semua terdiam dan melihat.
Gue berpikir pria berbadan besar itu sudah meninggal, tetapi dia memegang kaki pria yang memukulnya dan segera menggigit pria itu.
Kami semua semakin takut, kami berlari menuju parkiran untuk mengambil motor dan segera pulang.
Sialnya semua orang disini sudah saling gigit dan saling serang, entah dari mana orang gila seperti ini. Mereka semakin banyak dan semakin berkembang.
Sahabat gue mencoba segera mengeluarkan motor dengan sigapnya, gue segera naik dimotor bonar, dan yang lainnya segera mengikuti.
Gue pergi meninggalkan tempat ini.
Didepan gue terdapat Bapak-bapak yang sedang membawa beras, tiba-tiba dia diserang oleh seseorang dari depan.
Bapak-bapak itu jatuh bersama motor yang dinaikinya.
Akhirnya kami segera menambah kecepatan laju kami.
“Bon, gue takut… sebaiknya gue balik ke kost tempat gue ya” Kata Aril yang sedang memboncengi Oka.
“Gue juga, gue mau balik aja” Lanjut Maul dan Muklis.
Bonar mengangguk, “Yaudah gue juga balik sama Rico, gue juga takut”
Mereka mengangguk, “Baik… kalau besok sudah tenang, kita bertemu lagi” Kata Aril sambil mengeluarkan kepalan tangannya, dan Bonar membalas nya.
Itu adalah salam khas dari kami.
Kita pun berpisah dipersimpangan, mereka ber 4 berbelok ke kanan, sedangkan gue dan Bonar ke arah kiri.
“Itu orang gila lepas dari RSJ kali co?” Tanya Bonar ke gue.
“Mana gue tau, setahu gue pria itu datang dan menggigit wanita itu.”
Bonar hanya mengangguk, dan dia memberhentikan motornya. “Gue mau nyalain Rokok bentar”
Kata dia sambil mencari rokok di kantungnya.
Gue was-was ketika motor diberhentikan, barangkali ada yang mencoba menyerang gue bersama bonar.
Tetapi dia nampak seperti santai ketika asap rokok keluar dari mulutnya, mungkin itu yang dapat menenangkan dia.
Terdengar derap langkah begitu banyak di arah belakang, gue pun menoleh untuk melihat apa yang terjadi.
ternyata sekumpulan orang seperti sudah kehilangan akal, mereka menyerang apapun yang berada didepannya.
Termasuk mencoba menyerang kami.
“Jalan, Bon! Dia dibelakang kita!” Teriak gue sambil menepuk pundaknya Bonar.
Dia dia memacu motornya dengan kencang.
“Mereka sudah sebanyak itu? Apa mungkin RSJ melepaskan mereka semua?”
Tanya Bonar ke gue.
“Jangan tanya gue, gue ga tau apa-apa..”
Setelah perbincangan tersebut, gue segera meminta kepada Bonar untuk menurunkan gue di Kostan gue.
Tak sampai 10 menit, gue sampai di kost.
“Hati-hati dirumah men, tutup pintu lu. Jaga-jaga kalau orang gila itu mendobrak masuk” Saran Bonar sambil menghembuskan asap rokok dari mulutnya.
“Nanti kalo gue butuh bantuan, pasti gue hubungin lu.” Jawab gue santai,
Dia menyalakan motornya, “Yaudeh, gue balik dlu. Assalamualaikum”
“Waalaikumsalam.”
Dia segera pergi meninggalkan rumah gue.
Gue pun segera masuk kerumah dan mengunci pintu rumah, berharap tidak ada yang mencoba mendobrak masuk kerumah gue.
Gue sendiri masih bingung dengan apa yang terjadi tadi pagi, gue menyalakan Televisi, barangkali kejadian tadi diliput oleh wartawan.
Dan akhirnya ketemu, berita dengan judul “Wabah aneh menyerang Jakarta dan sekitarnya”
Dan wartawan itu berkata “Seperti yang bisa anda lihat dibelakang saya, banyak petugas dari kepolisan dan TNI turun langsung menangani wabah ini. Wabah ini terjadi sejak dini hari yaitu berawal dari laporan seorang warga yang tinggal di daerah Taman Kota yang melapor adanya serangan terhadap salah satu warga yang menyebabkan warga lainnya geger. Semua warga yang terjangkit wabah tersebut memiliki ciri-ciri yang sama, yaitu selalu terdapat luka gigitan, lalu sekitar 5 menit kemudian tubuh nya kejang-kejang, lalu bangkit dan segera menyerang warga yang lainnya.
Untuk sementara warga diminta untuk tidak keluar rumah, dan mengunci rapat pintunya.”
Gue kaget, ternyata kejadian tadi tidak hanya didaerah rumah gue. Ternyata sudah menyebar di beberapa wilayah Jakarta dan sekitarnya.
Jam di dinding sudah menunjukkan pukul 08:47.
sudah sekitar 7 jam lebih dari laporan pertama yang diterima pihak kepolisian, tetapi wabah nya sudah sampai segitu jauhnya.
Gue coba menghubungi orang tua gue, tetapi tidak ada signal, gue mau keluar untuk mencari signal, tetapi masih sangat berbahaya. Karena wabah itu sudah hampir menimpa daerah sini.
Terpaksa gue tetap memantau apa yang terjadi melalui televisi.
Baru saja 10 menit gue dirumah, pintu rumah gue sudah digebrak oleh seseorang, awalnya gue pikir mereka sudah sampai dirumah gue. Lalu terdengar suara.
“Buka pintunya, kami dari pihak berwenang ingin berbicara dengan anda” Kata seseorang diluar pintu.
Setelah gue tau dia dari pihak berwenang, pintu pun segera gue buka.
Ternyata itu adalah TNI yang sedang melakukan evakuasi.
“Kami ingin mengevakuasi seluruh warga, untuk pergi meninggalkan tempat ini. Tempat ini sudah tidak aman.” Kata tentara yang menggunakan topi, bernama Bambang. T, terlihat jelas di name tag nya.
“Baik, Pak. Tunggu 5 menit lagi, saya membereskan apa yang harus saya bawa.”
Tentara itu mengangguk dan segera berkeliling untuk mengevakuasi warga yang lainnya.
Gue membawa sebuah tas, dengan berisi pakaian dan sedikit makanan kaleng untuk berjaga-jaga.


anasabila memberi reputasi
1
5.9K
Kutip
56
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan