BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Salam Sejahtera Bagi Kita Semua, Om Swastiastu, Namo Buddhaya, Salam Kebajikan

Melihat debat kusir yang terjadi, terutamanya di media sosial bikin ane pribadi kesel - kesel gemes. Mulai dari keluar dari substansi, menyerang personal, sampai menjurus kepada fitnah, hoax, dan pembunuhan karakter. Entah siapa dalang dibalik semua ini, namun yang pasti menurut ane kejadian seperti ini tidak bisa dibiarkan berlarut. Nah, karena itu ane akan memberikan tantangan bagi kita semua. Memang sih, gak ada hadiahnya . Tapi harapannya paling tidak bisa menjadi sarana bagi kita untuk lebih dewasa.



1. Jangan pakai kata - kata kasar dan jorok.

Yuk, kita pakai bahasa yang santun dan sopan. Kita adalah bangsa yang berbudaya dan bermartabat. Kata - kata keras masih diwajarkan, tapi tolong hindari kata - kata kasar dan jorok, apalagi kata - kata yang bersinggungan dengan SARA. Ketika agan dan sista ingin mengeluarkan unek - unek dengan kata tersebut, coba dulu bayangkan bagaimana kalau agan dan sista atau bahkan orang tua agan dan sista mendapatkan cemooh an dengan kata - kata seperti itu.

2. Mulai bahas substansi, jangan personal

Ayolah, ga usahlah kita nyrempet - nyrempet ke ranah personal. Mari kita bahas substansinya seperti persoalan ide, gagasan, integritas, rekam jejak, target, capaian dan lain sebagainya. Memang sih, figur seorang pemimpin mau tidak mau akan terus disorot. Tapi jangan terlalu kepo sama kehidupan pribadinya. Misal nih, anak pak ABC ngupil sembarangan di depan umum, masak hal kayak gitu juga mau dibahas.

3. Jangan jadi penjual sop buntut

Ane pinjam istilah ini dari Mbah Nun . Maksudnya menjadi penjual sop buntut adalah kita hanya mengambil bagian buntutnya saja dari seluruh badan sapi yang besar. Kerap kali ane melihat orang - orang hanya mengambil satu atau dua pernyataan dari seorang tokoh yang mungkin menguatkan posisi pilihan mereka. Padahal jika kita lihat secara utuh, mungkin hal tersebut bermaksud lain. Kelakuan sepertni bisa merugikan tokoh tersebut loh. Bisa saja orang salah arti dan menjadi benci dengan tokoh tersebut.

4. Setuju untuk tidak setuju

Ane pinjam istilah ini dari MLI . Memang kita berbeda pandangan politik, tapi jangan sampailah jadwal ngopi bareng jadi terganggu. Sebagai warga negara, kita berhak untuk menentukan pilihan politik kita. Jangan kita memaksakan kehendak kepada orang lain apalagi sampai memusuhi karena perbedaan pilihan. Mungkin mereka melihat dari sudut pandang yang berbeda. Sadari kalau kita juga punya kehidupan di luar sana. Sadari bahwa mungkin suatu saat kita juga perlu bantuan dari teman atau saudara kita yang mungkin berbeda pilihan. Orang para elit politik juga gontok - gontokan waktu debat publik doang.

5. Kalau ada yang masih menyebar kebencian, anggap saja orang gila

Nah ini, jangan mudah terpancing emosi. Sesuai pepatah, orang sejenius apapun akan kalah dengan orang gila . Mereka yang berusaha memecah belah, mereka yang tidak sungkan menghasut, mereka yang biasa melontar fitnah abaikan saja. Gak usah diladenin, anggap aja orang gila tiba - tiba lewat. Atau bercandain aja, tanya nomor tog*l kek ke mereka .



Nah segitu dulu deh gan, sist tantangan dari ane. Oh iya, di thread ini ane tidak ingin berdebat tentang siapa yang paling cocok jadi Presiden 2019, debat di tempat lain aja. Mari kita semua berdamai dan jangan saling berpecah belah. Pada akhirnya tujuan dan keinginan kita sama yaitu membuat Indonesia lebih baik lagi. Bangsa dan Negara ini terlalu berharga jika harus terpecah belah. Emang piring, kalau udah pecah bisa beli lagi . Jika ada yang tersinggung, ada salah kata dan ucap tolong diluruskan dan dimaafkan. Akhir kata dari ane