rulfhiAvatar border
TS
rulfhi
Mencari Rumah Kertas #AslinyaLo


Judul             : Rumah Kertas
Penulis          : Carlos Maria Dominguez
Penerjemah  : Ronny Agustinus
Penerbit         : Marjin Kiri
Cetakan         : I, September 2016
Tebal              : 76 hlm, 12x 19cm
ISBN               : 978-979-1260-62-6
 
Ketertarikan saya pada buku ini diawali dari tweetnya @Benzbara_. Bara merekomendasikan buku ini sangat layak dibaca. Awalnya saya ragu, harga yang mahal untuk ukuran buku tipis kurang dari 100 halaman. Saya buladkan tekad untuk membeli dan membacanya.

Dibuka dengan cerita yang tragis. Pada musim semi 1998, dosen Bluma Lenon membeli buku lalu ia ditabrak mobil dan meninggal. Bluma Lennon adalah dosen Jurusan Sastra Amerika Latin Universitas Cambridge yang sangat dikagumi. Ia dikenal sebagai dosen yang rajin dan pintar.

Seorang tokoh yang yang dipanggil ‘Aku’ menggantikan tugas Bluma di kampus. Pasca kematian Bluma, sebuah paket berprangko Uruguay tanpa nama dan alamat pengirim tiba di meja Bluma. Paket tersebut berisi buku edisi lama La Linea de Sombrakarya Joseph Conrad. Ada yang aneh dalam buku tersebut, terdapat kerak bekas adukan semen di sampul depan dan belakang. Satu-satunya petunjuk yang didapatkan ada di halaman persembahan yang tertera tulisan Bluma.

Terdorong rasa penasaran si tokoh Aku menelusuri siapa pengirim buku dan motifnya. Hingga didapati nama Carlos Brauer, seorang bibliofil yang menjadi salah satu pendengar di konferensi penulis yang dihadiri Bluma di Montterey, Mexico. Berbekal petunjuk tersebut, tokoh Aku melakukan perjalanan panjang lintas benua untuk menuntaskan rasa penasarannya.

Dalam pencarian Carlos Brauer, tokoh Aku dipertemukan dengan Delgado. Di mana Delgado mengenal Brauer dan mereka sama-sama penggila buku. Secara garis besar buku ini mengisahkan pencarian seorang tokoh dengan petunjuk seadanya. Mungkin semacam cerita detektif. Namun yang menarik dari buku ini, dalam pencariannya kita akan disuguhi  oleh kisah mencengangkan dari seorang kolektor buku yang gila buku. mereka mengumpulkan buku layaknya sekeping emas. Kita akan membayangkan bagaiamana sejauh mata memandang, setiap sudut ruangan semua diisi dengan buku. Bahkan Brauer rela memberikan mobilnya agar garasinya dapat diisi dengan buku.

Brauer bukan semata kolektor buku, tapi ia benar-benar seorang pembaca buku. Ia menjamah setiap buku. Bahkan ia memperlakukan buku layaknya makhluk hidup. Makhluk hidup yang memilki perasaan dan emosi. Ia menempatkan setiap buku berdasarkan relasi antar si penulis buku. Jika relasinya buruk maka akan ditempatkan berjauhan. Tak sampai di situ, tokoh Aku mendapatkan kisah lebih gila yang disebabkan oleh buku.  

Novel tipis ini memberikan pengalaman melihat kehidupan seorang kutu buku. Saya dibuat geleng-geleng melihat buku tak hanya menjadi sumber pengetahuan, lebih dari itu buku bisa mengubah persepsi sampai gaya hidup, bahkan bisa membuat gila.

Berbicara teknik penuturan dan gaya cerita Carlos Maria Dominguez, ia menggunakan kalimat yang minim metafora. Setiap kata mampu membuka sedikit demi sedikit kisah layaknya sebuah pencarian kepingan puzzle. Lebih penting lagi mudah dicerna. Tanpa plot twist cerita ini tetap menarik ditambah ide yang ringan dan dikemas dengan apik membuat cerita bernyawa.

Setelah menuntaskan halaman terakhir, membuat saya berpikir dan berkata buku ini memang gila dan benar-benar gila. Terlintas apakah benar ada orang yang menggilai buku sampai sedemikian rupa. Apalagi saya seorang pembaca buku maka tentu akan merasakan atmosfir yang berlebih. Dan saya dibuat berpikir kelak jika koleksi buku saya benar-benar menumpuk akan diapakan.

Maka saya yakinkan lagi bahwa buku ini benar-benar harus dibaca walau hanya sekali dalam seumur hidup.
 
3
2K
7
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan