Kaskus

News

gru124Avatar border
TS
gru124
ADA KONSPIRASI DI PSSI?
            Lagi, rivalitas panjang antara Persib dan Persija, Viking dan Jack Mania memakan korban. Seorang Jack Mania tewas setelah dikeroyok oleh Viking di luar area stadion Gelora Bandung Lautan Api saat kedua tim bertemu pada Minggu, 23 September 2018. Suporter tersebut bernama Haringga Sirila (23), Haringga tewas setelah dia ketahuan seorang Jack Mania, oleh sekelompok Viking yang melakukan sweeping di luar stadion. Dilansir jabar tribunnews, Kasatreskrim Polrestabes Bandung mengatakan para bobotoh mengetahuinya dari KTP yang dibawa Haringga. Akhirnya dia dihajar tanpa ampun oleh sekelompok Viking dengan batu, besi, dan pipa. Sebelum tewas, Ari –sapaan Haringga- sempat meminta tolong kepada penjual bakso, namun apa daya, dia ditarik dan dihajar kembali dengan brutal sampai meregang nyawa. Hal ini tentunya sangat disayangkan, karena kapolres Bandung dan Ketua Jack Mania sudah mengimbau kepada suporternya agar tidak datang ke Bandung, mengingat risiko nya yang sangat berbahaya. Tewasnya Haringga menambah daftar korban rivalitas antara kedua suporter tersebut menjadi 6 orang, dengan rincian 2 orang Jack Mania dan 4 orang Viking. Karena kejadian ini, Persib, panpel, dan Viking harus menerima hukuman berat. Untuk Persib, mereka harus menjalani laga kandang di sisa kompetisi sampai pertengahan liga 1 2019 di luar pulau Jawa. Untuk viking juga sama, mereka dilarang menyaksikan pertandingan kandang dan tandang sampai pertengahan Liga 1 2019. Sedangkan untuk ketua panpel, dihukum 2 tahun dilarang beraktivitas di dunia sepakbola ditambah denda 100 juta. Banyak yang menduga keputusan ini sangat tidak adil, termasuk saya sendiri, karena bagaimana mungkin hukumannya sangat berat jika dibandingkan dengan tim lain yang mengalami peristiwa serupa. Lalu kenapa hukuman berat baru berlaku sekarang ketika Persib sedang dalam tren positif di liga 1 Indonesia. Tentu publik Indonesia masih ingat dengan peristiwa tewasnya suporter PSS Sleman, yaitu Muhammad Iqbal pada Kamis, 26 Juli 2018. Mirisnya, Muhammad Iqbal masih berusia 16 tahun. Dan bentrok kedua suporter ini juga terjadi pada tahun lalu, tepatnya pada Mei 2017 juga menewaskan suporter PSS Sleman, suporter tersebut bernama Stanislaus Gandhang Deswara. Nyawanya melayang karena dikeroyok kelompok suporter lain asal Yogyakarta dengan luka bacok di kepala bagian belakang dan luka tusuk di bagian tubuh lain. Setelah kejadian tersebut, pihak komdis tidak ambil tindakan apa apa, sehingga kejadian tersebut terlupakan. Pihak komdis juga tidak memberikan hukuman seberat yang diberikan kepada Persib Bandung, padahal nyawa yang melayang ada 2 orang dalam 2 tahun. Bukti ini menunjukkan bahwa dalam pihak komdis ada yang tidak senang dengan pencapaian Persib musim ini. Jika saya membahas pelanggaran yang tidak dihukum sebagaimana mestinya, pastinya sangat banyak. Kemana hukum komdis PSSI kepada Arema Malang ketika bertanding melawan Persija yang menyebabkan penonton meluber ke lapangan, kemana juga hukuman dari Komdis PSSI ketika suporter Arema masuk ke lapangan, lalu memukul offisial dan pelatih Persib Bandung? Apa mungkin karena Persib klub yang mampu secara finansial sehingga PSSI memanfaatkannya untuk meraup keuntungan. Contoh terbaru adalah ketika Persib Bandung memilih langkah stadion Mandala, Jayapura untuk melaksanakan laga usiran melawan Madura United, namun tiba tiba pihak Persib membatalkan niat tersebut, padahal menurut pelatih Persib, mereka memilih stadion Mandala karena setelah laga melawan Madura, mereka akan langsung menjamu Persipura Jayapura. Pembatalan ini sangat mencurigakan, bisa jadi pembatalan itu karena stadion Mandala adalah stadion jauh yang jarang disiarkan secara langsung oleh televisi, contohnya Persipura juga sangat jarang disiarkan secara langsung oleh pihak TV swasta. Akhirnya pemilihan jatuh kepada stadion Batakan, Balikpapan. Ini tentunya sangat miris menurut saya, di satu sisi komdis ingin merugikan Persib, disisi lain mereka juga membutuhkan keuntungan dari Persib juga. Pada laga amal untuk Haringga Sirila, perwakilan klub Liga 1 berkumpul dan menandatangani untuk mengakhiri rivalitas berdarah selama ini. Namun saat pertandingan, masih terderngar nyanyian rasis dari suporter yang ditujukan kepada suporter lain. Bukankah ini kejadian miris karena terjadi di laga amal? Nyanyian yang provokatif pastinya akan menimbulkan dendam di masa depan, apalagi jika nyanyian tersebut dilakukan bersama suporter cilik, tentunya ini akan menimbulkan doktrin kebencian dalam pikiran suporter cilik kepada suporter tertentu. Langkah dalam penghentian rivalitas berdarah harus dimulai dari suporter itu sendiri dengan cara pembinaan secara mendalam kepada tiap anggota suporter. Tentunya tidak ada hukuman yang sebanding dengan nyawa suporter, dan jika saya membahas korban dari pihak suporter, maka tidak akan ada habisnya. Karena itu marilah kita hentikan rivalitas ini, bersatulah. Karena sepakbola adalah ajang dalam mempersatukan jiwa untuk mendukung klub kota kebanggan. Kenapa jika kita mendukung timnas semua suporter bisa totalitas tetapi jika mendukung klub masing masing maka saling membenci? Akhir kata, salam suporter !!!!!ADA KONSPIRASI DI PSSI?
anasabilaAvatar border
anasabila memberi reputasi
1
714
3
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan