Konsumsi Premium dan Solar Naik 17% dalam Tiga Bulan Terakhir



Konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Premium mengalami peningkatan dalam kurun waktu kurang lebih tiga bulan terakhir. Ini seiring dengan penambahan wilayah penugasan PT Pertamina menjual bahan bakar beroktan 88 itu.

Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) Fanshurullah Asa mengatakan hingga 15 Oktober 2018, konsumsi Premium mencapai 6,78 juta kiloliter (KL). Padahal, berdasarkan data PT Pertamina (Persero) yang dimiliki Katadata.coid, konsumsi Premium per Juli 2018, masih 5,8 juta KL. Artinya, dalam kurun tiga bulan terakhir, ada kenaikan konsumsi sekitar 17%.

Meski begitu, capaian itu masih di bawah kuota yang ditetapkan yakni 11,8 juta KL. “Itu 57,46% dari target,” kata Asa, di Jakarta, Selasa (16/10).

Adapun dalam tiga tahun terakhir, konsumsi Premium terus menurun. Tahun 2015, konsumsi Premium 27,6 juta KL. Tahun 2016, hanya 21,6 juta KL. Sedangkan tahun 2017 hanya 12,3 juta KL.

Direktur Pemasaran Korporat Basuki Trikora Putra mengatakan penjualan Premium sampai saat ini juga masih stabil. Jadi, tidak benar kalau ada kesulitan mendapatkan Premium di sejumlah daerah. “Tidak lah, kan udah ditambah sama BPH Migas,” kata dia.

Tak hanya Premium, konsumsi Solar bersubsidi juga meningkat. Per 15 Oktober 2018, konsumsi Solar mencapai 12 juta KL. Padahal per Juli masih 8,5 juta KL. Adapun kuota sampai akhir tahun mencapai 14,6 juta KL.

Untuk konsumsi Pertamax series, Trikora juga berharap ada peningkatan meskipun baru saja menaikkan harga. Salah satu upaya meningkatkan penjualan itu adalah melakukan promosi dan kampanye bahan bakar bermutu tinggi. Apalagi, BBM jenis ini sudah tergolong EURO 4 yang bersulfur rendah.

Premium masih jadi primadona di kalangan masyarakat umum..
yg penting pasokan lancar dan Pertamina jangan merugi..