- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Muncul tagar #UninstallGojek Gara-Gara Gojek Dituduh Dukung LGBT, Kok Bisa?
TS
mukamukaos
Muncul tagar #UninstallGojek Gara-Gara Gojek Dituduh Dukung LGBT, Kok Bisa?
Di Sabtu yang indah, ketika langit berwarna biru tanpa dihiasi gumpalan awan, ditambah suhu udara yang cenderung panas, membuat ane sadar bahwa summermasih enggan beranjak dari kota tempat tinggal ane. Juga di hampir di seluruh wilayah Indonesia yang kebagian summer.
Atau ‘musim kemarau’ bila di-bahasa-Indonesia-kan.
Sejak awal tahun sampai sekitar bulan Mei, hujan turun sesuai jadwal dari Yang Maha Kuasa. Waktu itu ane berdoa agar Tuhan segera mengganti musim hujan ke summer. Dan ane percaya bahwa bukan cuma ane doang yang minta summer dipercepat pada masa itu.
Eh, giliran summer tiba, panasnya na'udzubillah!
Sembari duduk di bawah pohon rindang di Taman Alun-Alun, ane iseng mengecek akun Twitter. Betapa terkejutnya ane kala melihat tagar #UninstallGojekmentereng cantik di antara beberapa tagar lain. Tanpa ba-bi-bu, ane menelusuri apa yang terjadi sehingga netijen mem-viral-kan tagar tersebut.
Ternyata #UninstallGojekbermula dari seseorang (yang diduga karyawan Gojek) bernama Brata Santoso. Dalam akun Facebook-nya, ia menulis sebuah status yang intinya dia merasa terhormat karena bisa ikut serta launching kampanye yang dilakukan Gojek dengan tema #GoingALLin. Gerakan tersebut bermaksud menerima perbedaan dalam perusahaan termasuk mengenai preferensi seksual.
Dalam screenshot yang beredar, disebutkan ada lebih dari 30 karyawan Gojek merupakan LGBT dan #GoingAllin mendapat banyak dukungan dari berbagai pihak.
Akibatnya, tidak butuh waktu lama untuk mengkotak-kotakkan netijen menjadi beberapa kubu:
Bak tradisi, kubu 1 dan kubu 2 biasanya saling lempar pendapat. Kubu Ribut diisi oleh netijen dengan pola pikir hitam-putih. Maksudnya, jika ada kabar buruk tentang si A, maka si Kubu Ribut akan menganggap A sepenuhnya buruk. Mereka hanya melihat dari satu sisi.
Kubu Netral diisi oleh netijen yang cukup berpikir panjang sebelum berkoar-koar. Biasanya, kubu ini akan menyerang Kubu Ribut dengan argumentasi-argumentasi cukup logis yang mengakibatkan dunia jagat maya terasa seru bagi ‘Kubu Tak Peduli’. Karena …
Dikarenakan tagar yang makin menghebohkan dan mungkin bisa mengancam reputasi perusahaan, pihak Gojek pun segera angkat bicara. Begini bunyinya …
Intinya mereka tetap menjunjung nilai dan budaya Indonesia
Yang jadi sorotan di sini adalah bagaimana reaksi yang dipertontonkan oleh Kubu Ribut. Okelah, itu hak mereka untuk melawan LGBT karena semua ajaran agama tidak membenarkan. Namun kembali lagi, mereka hanya melihat dunia dari sudut pandang yang sempit. Hitam dan putih. Jika putih dikotori oleh setitik noda hitam, maka hanya noda tersebut yang dilihat. Mengabaikan bahwa ada warna putih di sisinya.
Tidak percaya? Cuitan-cuitan ini tampaknya cukup menjelaskan.
Kemudian kubu netral membalas
Savage!
Emang semua karyawan Gojek ntu LGBT?
Kalau mendukung penuh, seharusnya semua perusahaan yang mendukung LGBT diboikot, ditinggal, dihindari. Jangan setengah-setengah. Betul?
Kzl sendiri
Dari sudut pandang pihak ‘Kubu Tidak Peduli’ seperti ane, melihat drama sosmed cukup menghibur. Terlebih kalau ada dua pihak yang saling berdebat. Dimana salah satu pihak yang ngotot malah kelihatan bodohnya ketimbang pintarnya. Selain menyenangkan, ada pelajaran dan informasi yang dapat dipetik. Dengan begitu, pikiran dan wawasan jadi terbuka. Tinggal diri sendiri mau bertindak seperti apa.
Namun menjadi bijak adalah hal yang paling utama.
Ane tidak mengharapkan adanya komen berbau SARA apalagi LGBT. Karena ane pribadi tidak mendukung. Alasannya karena ... begitulah. Titik. Tapi bukan berarti ane bakal ikut-ikutan menjadi congkak seperti Kubu Ribut.
Atau ‘musim kemarau’ bila di-bahasa-Indonesia-kan.
Sejak awal tahun sampai sekitar bulan Mei, hujan turun sesuai jadwal dari Yang Maha Kuasa. Waktu itu ane berdoa agar Tuhan segera mengganti musim hujan ke summer. Dan ane percaya bahwa bukan cuma ane doang yang minta summer dipercepat pada masa itu.
Eh, giliran summer tiba, panasnya na'udzubillah!
Patung Liberty gerah coy!
Sembari duduk di bawah pohon rindang di Taman Alun-Alun, ane iseng mengecek akun Twitter. Betapa terkejutnya ane kala melihat tagar #UninstallGojekmentereng cantik di antara beberapa tagar lain. Tanpa ba-bi-bu, ane menelusuri apa yang terjadi sehingga netijen mem-viral-kan tagar tersebut.
Ternyata #UninstallGojekbermula dari seseorang (yang diduga karyawan Gojek) bernama Brata Santoso. Dalam akun Facebook-nya, ia menulis sebuah status yang intinya dia merasa terhormat karena bisa ikut serta launching kampanye yang dilakukan Gojek dengan tema #GoingALLin. Gerakan tersebut bermaksud menerima perbedaan dalam perusahaan termasuk mengenai preferensi seksual.
Dalam screenshot yang beredar, disebutkan ada lebih dari 30 karyawan Gojek merupakan LGBT dan #GoingAllin mendapat banyak dukungan dari berbagai pihak.
Ini nih screenshot yang bikin netijen heboh
Akibatnya, tidak butuh waktu lama untuk mengkotak-kotakkan netijen menjadi beberapa kubu:
1. Kubu Ribut
2. Kubu Netral
3. Kubu Tak Peduli
2. Kubu Netral
3. Kubu Tak Peduli
Bak tradisi, kubu 1 dan kubu 2 biasanya saling lempar pendapat. Kubu Ribut diisi oleh netijen dengan pola pikir hitam-putih. Maksudnya, jika ada kabar buruk tentang si A, maka si Kubu Ribut akan menganggap A sepenuhnya buruk. Mereka hanya melihat dari satu sisi.
Kubu Netral diisi oleh netijen yang cukup berpikir panjang sebelum berkoar-koar. Biasanya, kubu ini akan menyerang Kubu Ribut dengan argumentasi-argumentasi cukup logis yang mengakibatkan dunia jagat maya terasa seru bagi ‘Kubu Tak Peduli’. Karena …
Dikarenakan tagar yang makin menghebohkan dan mungkin bisa mengancam reputasi perusahaan, pihak Gojek pun segera angkat bicara. Begini bunyinya …
Intinya mereka tetap menjunjung nilai dan budaya Indonesia
Yang jadi sorotan di sini adalah bagaimana reaksi yang dipertontonkan oleh Kubu Ribut. Okelah, itu hak mereka untuk melawan LGBT karena semua ajaran agama tidak membenarkan. Namun kembali lagi, mereka hanya melihat dunia dari sudut pandang yang sempit. Hitam dan putih. Jika putih dikotori oleh setitik noda hitam, maka hanya noda tersebut yang dilihat. Mengabaikan bahwa ada warna putih di sisinya.
Tidak percaya? Cuitan-cuitan ini tampaknya cukup menjelaskan.
Bermula dari salah satu cuitan seorang kubu ribut...
Kemudian kubu netral membalas
Savage!
Emang semua karyawan Gojek ntu LGBT?
Kalau mendukung penuh, seharusnya semua perusahaan yang mendukung LGBT diboikot, ditinggal, dihindari. Jangan setengah-setengah. Betul?
Kzl sendiri
Dari sudut pandang pihak ‘Kubu Tidak Peduli’ seperti ane, melihat drama sosmed cukup menghibur. Terlebih kalau ada dua pihak yang saling berdebat. Dimana salah satu pihak yang ngotot malah kelihatan bodohnya ketimbang pintarnya. Selain menyenangkan, ada pelajaran dan informasi yang dapat dipetik. Dengan begitu, pikiran dan wawasan jadi terbuka. Tinggal diri sendiri mau bertindak seperti apa.
Namun menjadi bijak adalah hal yang paling utama.
#TSAAH
Ane tidak mengharapkan adanya komen berbau SARA apalagi LGBT. Karena ane pribadi tidak mendukung. Alasannya karena ... begitulah. Titik. Tapi bukan berarti ane bakal ikut-ikutan menjadi congkak seperti Kubu Ribut.
Karena dunia tidak melulu tentang hitam dan putih.
Dunia ini penuh warna.
Artikel oleh Mukamukaos
STORY FROM THE HEART
Quote:
Diubah oleh mukamukaos 14-10-2018 06:40
0
2.2K
23
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan