- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Seminar 'Kiri' di Universitas Negeri Malang Dibatalkan, Ini Ceritanya


TS
pastibisadong
Seminar 'Kiri' di Universitas Negeri Malang Dibatalkan, Ini Ceritanya

Malang - Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Malang batal menggelar seminar yang dianggap berpaham kiri. Seminar rencananya menghadirkan peneliti LIPI Asvi Warman Adam sebagai salah satu narasumber. Bagaimana ceritanya?.
Kepala Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial (FIS) Universitas Negeri Malang Ari Sapto mengatakan pembatalan disepakati berdasarkan hasil rapat internal dewan dosen setelah adanya anggapan miring soal seminar itu yang viral di media sosial.
"Karena ramai di medsos, kami dewan dosen rapat untuk membahasnya dan memutuskan secara bulat seminar dibatalkan," ujar Ari kepada wartawan saat ditemui di Universitas Negeri Malang di Jalan Surabaya, Kamis (11/10/2018).
Dikatakan Ari, seminar tersebut sebenarnya bermuatan sejarah. Karena tajuk seminar sendiri adalah 'Perubahan dan Kesinambungan Historis dalam Perspektif Keilmuan dan Pembelajaran'. Melihat judulnya saja sarat akan pembelajaran.
"Tetapi ada beberapa pihak di luar sana, yang memandang lain. Bahkan dikaitkan dengan kelompok kiri atau komunis. Padahal melihat temanya, seminar justru penguatan pada sebuah pembelajaran," ungkap Ari.
Tanggapan beredar di media sosial berawal pada Jumat (5/10/2018), panitia meng-upload rencana digelarnya seminar pada 24 Oktober 2018 mendatang.
"Ramai kemudian, saya Kajur kemudian mengundang dosen di hari Senin untuk bahas itu. Maka diputuskan untuk dibatalkan," tegasnya.
Ari menambahkan, keesokan harinya baru dirinya bertemu dengan anggota Kodim dan Korem yang datang menemui. Pada pertemuan tersebut hanya berlangsung obrolan ringan tanpa ada sebuah intervensi.
"Kami ngobrol-ngobrol saja dengan teman-teman dari Kodim dan Korem yang datang ke sini. Tidak ada intervensi atau apapun, lha wong kita sendiri yang batlkan seminar itu sehari sebelumnya dalam keputusan rapat dewan dosen," beber Ari menceritakan kronologis yang terjadi.
Secara etika panitia kemudian mengirim surat pemberitahuan kepada empat narasumber, bahwa seminar dibatalkan.
"Kemudian dikirim surat pemberitahuan pada 10 Oktober 2018 kemarin kepada empat narasumber termasuk saya. Yang isinya pembatalan seminar" tuturnya.
Dalam seminar itu, rencananya Asvi Warman Adam sejarahwan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Sri Margana sejarahwan Universitas Gajah Mada, Abdul Syukur sejarahwan Universitas Negeri Jakarta dan Ari Sapto Kajur Sejarah Universitas Negeri Malang, menjadi narasumber.
Ari tak memahami ada persepsi lain ketika membaca surat pemberitahuan tersebut. Padahal, dirinya juga menerima selaku narasumber. "Kita kirim pemberitahuan, ternyata dinterpresentasikan lain. Dilarang hingga membuat seminar dibatalkan," sesalnya. (iwd/iwd)
sumber
Ane jujur memang ngga suka dengan kiri, tapi masalahnya seminar kiri itu yang menyelenggarakan adalah universitas. Jadi tidak apa-apa kalau mau ada pembahasan.
Di ranah pendidikan, seni, & hiburan sudah sepantasnya semua hal yang tabu bisa dibahas dan diekspresikan. Asal dibatasi ruang lingkupnya & tidak asal di tempat umum.
Apa-apa nggak boleh
Apa-apa dilarang
Apa-apa diintimidasi
Apa-apa dipersekusi
Lalu apa bedanya kita dengan komunis kalau apa-apa nggak boleh
0
1.9K
18


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan