Bersama Menteri Keuangan, Sri Mulyani serta Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan, Direktur International Monetary Fund (IMF), Christine Lagarde mengunjungi Lombok, Nusa Tenggara Barat, pada Senin (8/10). "Kami semua di IMF merasa sangat bersedih atas tragedi hilangnya nyawa dan kerusakan yang disebabkan oleh bencana alam baru-baru ini di Lombok dan Sulawesi," kata Lagarde.
"Tiga tahun lalu saat kami memutuskan menyelenggarakan Pertemuan Tahunan 2018 di Indonesia, kami tak tahu bahwa negara ini akan dihantam bencana alam seperti ini. Apa yang kami tahu saat itu adalah Indonesia akan jadi tempat terbaik untuk menyelenggarakan Pertemuan Tahunan. Dan Indonesia tetap jadi tempat terbaik!"
Lebih lanjut dia mengatakan bahwa membatalkan pertemuan bukan opsi sebab itu akan membuang-buang sumber daya besar yang sudah digunakan selama tiga tahun terakhir. " Dan menghilangkan kesempatan besar untuk memamerkan Indonesia kepada dunia serta menciptakan kesempatan dan lapangan kerja," ujarnya.
Ia kemudian menambahkan bahwa memberikan pinjaman kepada Indonesia juga bukan opsi. "Perekonomian Indonesia tak memerlukannya: itu sudah diurus dengan sangat baik oleh Presiden Jokowi, Gubernur (Bank Indonesia) Perry Warijoyo dan Menteri Luhut serta para kolega mereka." Oleh karena itu, meski pertemuan tetap berlangsung, IMF mengusahakan untuk memberi bantuan kepada Indonesia.
Spoiler for Sumur Bor:
IDN Times - Direktur International Monetary Fund (IMF), Christine Lagarde mengunjungi Lombok, Nusa Tenggara Barat, pada Senin (8/10). Dalam kunjungannya tersebut Lagarde menyampaikan bantuan finansial kepada Indonesia yang digunakan untuk pemulihan korban dan kondisi di Lombok serta Sulawesi pasca gempa dahsyat pada Juli lalu. Dalam kesempatan itu, Lagarde juga menyampaikan beberapa pandangannya mengenai kondisi Indonesia yang dikaitkan dengan penyelenggaraan pertemuan tahunan IMF -World Bank di Bali.
1. Jumlah bantuan mencapai Rp2 miliar
ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi
Kunjungan Lagarde ke Lombok bertepatan dengan pertemuan IMF dan Bank Dunia yang diselenggarakan di Bali. Ia datang bersama Menteri Keuangan, Sri Mulyani serta Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan. Saat berada di Lombok, Lagarde memberikan pernyataan pers kepada awak media terkait jumlah bantuan IMF baik dari personal maupun manajemen kepada Indonesia. "Kami semua di IMF merasa sangat bersedih atas tragedi hilangnya nyawa dan kerusakan yang disebabkan oleh bencana alam baru-baru ini di Lombok dan Sulawesi," kata Lagarde. Ia pun mengatakan "sebagai simbol solidaritas terhadap warga Indonesia", pihaknya mendonasikan bantuan dana mencapai Rp2 miliar. Selain itu, ia juga menegaskan bahwa dalam pertemuan IMF akan ada penggalangan dana sehingga "para peserta juga bisa berkontribusi".
2. Menurut Lagarde, membatalkan pertemuan IMF bukan solusi bijaksana
ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi
Lagarde ikut menjawab suara-suara protes mengenai dana yang digelontorkan untuk menggelar pertemuan tahunan IMF-WB di tengah bencana alam yang melanda Indonesia. Dia menilai membatalkan acara yang sudah dipersiapkan sejak tiga tahun lalu bukan solusi bijaksana, terutama bagi Indonesia.
"Tiga tahun lalu saat kami memutuskan menyelenggarakan Pertemuan Tahunan 2018 di Indonesia, kami tak tahu bahwa negara ini akan dihantam bencana alam seperti ini. Apa yang kami tahu saat itu adalah Indonesia akan jadi tempat terbaik untuk menyelenggarakan Pertemuan Tahunan. Dan Indonesia tetap jadi tempat terbaik!" Lebih lanjut dia mengatakan bahwa membatalkan pertemuan bukan opsi sebab itu akan membuang-buang sumber daya besar yang sudah digunakan selama tiga tahun terakhir. " Dan menghilangkan kesempatan besar untuk memamerkan Indonesia kepada dunia serta menciptakan kesempatan dan lapangan kerja," ujarnya. Ia kemudian menambahkan bahwa memberikan pinjaman kepada Indonesia juga bukan opsi. "Perekonomian Indonesia tak memerlukannya: itu sudah diurus dengan sangat baik oleh Presiden Jokowi, Gubernur (Bank Indonesia) Perry Warijoyo dan Menteri Luhut serta para kolega mereka." Oleh karena itu, meski pertemuan tetap berlangsung, IMF mengusahakan untuk memberi bantuan kepada Indonesia.
3. Penyelenggaraan pertemuan IMF-Bank Dunia di Bali diwarnai polemik perbedaan data dana
ANTARA FOTO/ICom/AM IMF-WBG/Afriadi Hikmal
Pertemuan IMF-Bank Dunia di Bali pada pekan ini menjadi sorotan karena adanya perbedaan data mengenai dana penyelenggaraan. Ketua Pelaksana Harian Annual Meeting IMF-World Bank Susiwidjiono mengatakan pemerintah telah mengalokasikan dana anggaran sekitar Rp 855,5 miliar. Anggaran tersebut adalah jumlah pagu atau batas tertinggi anggaran yang dianggarkan oleh Kementerian Keuangan (Kemenkeu) dari 2017 dan 2018. Sementara itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan bahwa Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menanggung biaya sekitar Rp672,59 miliar dan Bank Indonesia mengeluarkan Rp37,41 miliar. Total pemerintah menganggarkan biaya sebesar Rp810 miliar. Di saat bersamaan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) menyebut dana berputar untuk mendukung pertemuan IMF-WB 2018 mencapai Rp6,9 triliun. Di sisi lain, anggota Tim Ekonomi Prabowo-Sandiaga, Rizal Ramli mengatakan dana penyelenggaraan pertemuan IMF-Bank Dunia mencapai Rp830 miliar.