- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Kubu Jokowi sudah prediksi kasus Ratna akan muncul seperti trik Pilpres AS


TS
naniharyono2018
Kubu Jokowi sudah prediksi kasus Ratna akan muncul seperti trik Pilpres AS
Kubu Jokowi sudah prediksi kasus Ratna akan muncul seperti trik Pilpres AS
Jumat, 5 Oktober 2018 12:52

Budiman Sujatmiko di acara Rembug Desa. ©2014 Merdeka.com
Merdeka.com - Anggota Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Maruf, Budiman Sujatmiko menilai pengakuan Ratna Sarumpaet atas kebohongannya sudah diprediksi. Peristiwa tersebut menurutnya trik pengulangan saat proses pemilihan Presiden di Amerika yang memenangkan Donald Trump.
Dalam jumpa pers nya di posko pemenangan, di Jalan Cemara, Jakarta Pusat, Budi bahkan mengatakan prediksi adanya peristiwa heboh saat Pilpres 2019 sudah dipelajari sejak 2017, saat Pilkada DKI Jakarta.
"Saya juga adalah orang yang mengamati mempelajari fenomena politik yang merupakan penjiplakan pengulangan di AS saat pilpres (yang memenangkan) Donald Trump. Apa yang kita lihat kasus RS (Ratna Sarumpaet) sudah kita prediksi bahkan semenjak Pilkada DKI 2017," ujar Budiman, Jumat (5/10).
Dia menjelaskan, trik seperti itu melibatkan peran teknologi dan psikologi, hal itu dilihat dari tujuan dan dampak satu peristiwa yang dibuat. Untuk kasus kebohongan Ratna Sarumpaet, kata Budi, dia menduga merupakan satu trik untuk memunculkan kehebohan sehingga tidak murni tindakan kebohongan seperti yang telah diakui ibu aktris Atiqah Hasiholan tersebut.
Politisi PDIP itu mengatakan 'skenario' heboh dari kasus Ratna terlihat saat Capres Prabowo Subianto menyampaikan langsung pandangannya atas apa yang menimpa Ratna, sebelum akhirnya terbongkar kebohongan.
"Saat itu bahkan Prabowo sendiri yang menyampaikan responsnya atas apa yang menimpa RS, padahal di sana ada Djoko Santoso, Amin Rais. Isu ibu RS dipukuli adalah isu yang terencana atau patut diduga karena adalah yang mau disasar (pemikiran) bahwa Jokowi mengancam orang yang kritis," tukasnya.
Sebelumnya, sempat beredar di media sosial foto wajah bengap Ratna. Disebutkan bahwa juru kampanye Prabowo-Sandi itu dikeroyok di Bandung pada 21 September.
Reaksi cepat dilakukan Prabowo dengan mengunjungi Ratna bersama-sama dengan Amin Rais. Tak berselang lama, Capres nomor urut 02 itu menyatakan pernyataan resminya dengan menyebut perbuatan yang diterima Ratna adalah tindakan keji, biadab. Dalam pernyataannya pula, ia menyebut tindakan pengeroyokan terhadap Ratna adalah tindakan represif.
Rabu (3/10) Ratna mengakui kebohongannya dan meminta maaf telah membohongi semua pihak, termasuk Prabowo Subianto.
Kamis malam, aktivis era 98 itu ditangkap Polda Metro Jaya di Bandara Soekarno Hatta saat hendak bertolak ke Chile. Saat penangkapan tersebut, status Ratna adalah tersangka.
https://www.merdeka.com/politik/kubu...ilpres-as.html
Kubu Jokowi sebut kebohongan Ratna bertujuan gerus kepercayaan rakyat
Jumat, 5 Oktober 2018 13:5

Budiman Sujatmiko di acara Rembug Desa. ©2014 Merdeka.com
Merdeka.com - Pengakuan Ratna Sarumpaet atas kebohongannya tidak serta merta membuat Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Maruf menerima permintaan maaf. Anggota TKN, Budiman Sujatmiko menilai dampak tindakan Rita cukup besar yakni menggerus rasa kepercayaan masyarakat.
Saat melakukan konferensi pers di posko pemenangan, Jalan Cemara, Jakarta Pusat, Budiman menduga pengakuan Ratna atas kebohongannya bertujuan bahwa setiap orang melakukan hal serupa termasuk pemerintah. Sehingga, kata Budiman, dengan meminta maaf rasa kepercayaan masyarakat dilunturkan.
"Semua orang tidak percaya kebenaran atas peristiwa Demokrasi. Ketika memilih, semua orang berkata semuanya berbohong. Apa yang akan terjadi? Pada akhirnya akan main kuat-kuatan. Bukan benar salah, rule of the game nya ketika sliding tackle mencederai lawan sepakbola tidak dihukum, ya sudah akhirnya bukan soal taktik dalam bermain bola, tackling tackling akhirnya. Ini jauh lebih buruk," ujar Budiman, Jumat (5/10).
Tidak hanya itu, Budiman juga memprediksi, sekalipun kebohongan tidak diungkap, emosi masyarakat dimanfaatkan pihak lawan dan menjadi keuntungan tersendiri. Hal itu, kata Budiman, dikaitkan juga dengan sikap reaktif koalisi Prabowo-Sandi yang menyiratkan pemerintah represif dengan melakukan pengeroyokan terhadap Ratna, notabene aktivis sekaligus wanita paruh baya.
"Jika kebohongan itu tidak ketahuan, semua orang akan marah karena membuat ibu Ratna seorang ibu tua yang dipukuli orang muda yang pengecut, itu akan memberi keuntungan pada mereka yang dibalik rekayasa ini," tandasnya.
Sebelumnya, sempat beredar di media sosial foto wajah bengap Ratna. Disebutkan bahwa juru kampanye Prabowo-Sandi itu dikeroyok di Bandung pada 21 September.
Reaksi cepat dilakukan Prabowo dengan mengunjungi Ratna bersama-sama dengan Amin Rais. Tak berselang lama, Capres nomor urut 02 itu menyatakan pernyataan resminya dengan menyebut perbuatan yang diterima Ratna adalah tindakan keji, biadab. Dalam pernyataannya pula, ia menyebut tindakan pengeroyokan terhadap Ratna adalah tindakan represif.
Rabu (3/10) Ratna mengakui kebohongannya dan meminta maaf telah membohongi semua pihak, termasuk Prabowo Subianto.
Kamis malam, aktivis era 98 itu ditangkap Polda Metro Jaya di Bandara Soekarno Hatta saat hendak bertolak ke Chile. Saat penangkapan tersebut, status Ratna adalah tersangka.
https://www.merdeka.com/politik/kubu-jokowi-sebut-kebohongan-ratna-bertujuan-gerus-kepercayaan-rakyat.html
Budiman Sudjatmiko Duga Ada Aktor Intelektual di Balik Hoax Ratna Sarumpaet
05 Okt 2018, 16:11 WIB
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2373447/original/024595200_1538558207-Ratna-Sarumpaet1.jpg)
Aktivis Ratna Sarumpaet menyampaikan keterangan kasus penganiayaan yang dialaminya, Jakarta, Rabu (3/10). Ratna mengakui tidak ada penganiayaan yang diterimanya seperti kabar yang berkembang beberapa waktu terakhir. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)
Liputan6.com, Jakarta - Kata "maaf" dari Ratna Sarumpaet tidak bisa menyelesaikan masalah berita bohong atau hoaks tentang pengeroyokan yang dikarangnya. Budiman Sudjatmiko bahkan menilai kebohongan Ratna sudah direncanakan dan tersusun rapi.
Politikus PDIP ini percaya, ada aktor intelektual di balik ulah Ratna Saumpaet yang menghebohkan Tanah Air itu. "Jadi saya tidak percaya bahwa RS adalah pelaku tunggal," kata Budiman.
Menurut dia, berita bohong atau hoaks ini sengaja diembuskan untuk mempengaruhi masyarakat. Aktor intelektual ini, kata dia, ingin membuat opini terjadi pembiaran ketika Ratna Sarumpaet yang sudah berusia 69 tahun itu dianiaya.
"Taktik bohong ini digunakan untuk mengeksploitasi emosi orang, membuat mereka jadi tdk berpikir jernih dan terpengaruh," ujar Budiman.
Ancaman Hukuman 10 Tahun
Polda Metro Jaya telah menetapkan Ratna Sarumpaet sebagai tersangka dan mencekalnya. Ratna yang akan pergi ke luar negeri pun diciduk oleh polisi di Bandara Soekarno-Hatta.
Kepala Divisi Humas Polri, Irjen Setyo Wasisto mengatakan, ada dua undang-undang yang dikenakan ke aktivis sosial itu.
"Sangkaannya, Pasal 14 ayat 1, Pasal 15 UU Nomor 1 tahun 1946 dan UU ITE Pasal 28," ujar Setyo ketika dihubungi Liputan6.com, Kamis (4/10/2018).
Pasal 14 ayat 1 mengatur, "Barang siapa, dengan menyiarkan berita atau pemberitahuan bohong, dengan sengaja menerbitkan keonaran dikalangan rakyat, dihukum dengan hukuman penjara setinggi-tingginya sepuluh tahun."
Sementara, Pasal 15 berbunyi, "Barang siapa menyiarkan kabar yang tidak pasti atau kabar yang berkelebihan atau yang tidak lengkap, sedangkan ia mengerti setidak-tidaknya patut dapat menduga, bahwa kabar demikian akan atau mudah dapat menerbitkan keonaran di kalangan rakyat, dihukum dengan hukuman penjara setinggi-tingginya dua tahun."
Setyo menjelaskan, setelah pemeriksaan nanti, penyidik akan menentukan sangkaan mana yang lebih tepat ditujukan ke Ratna Sarumpaet.
https://www.liputan6.com/news/read/3660241/budiman-sudjatmiko-duga-ada-aktor-intelektual-di-balik-hoax-ratna-sarumpaet

SOURCE: https://id.wikipedia.org/wiki/Budiman_Sudjatmiko
------------------------
Kalo soal yang beginian, Budiman Sudjatmiko yang mantan Ketua PRD itu memang akhlinya untuk strategi 'konflik sosial' (apalagi seusai dia lulus Master di bidang Ilmu Politik di Universitas London dan Master Hubungan Internasional di Universitas Cambridge, Inggris, setelah kembali ke Tanah Air, pada akhir 2004, dan bergabung dengan Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan, dan membentuk Relawan Perjuangan Demokrasi (Repdem), sebuah organisasi sayap partai).
Seperti juga halnya dengan Prabowo Subianto yang akhlinya dibidang srategi militer, terutama anti-teror, hasil studinya yang lama mengenyam pendidikan di berbagai lembaga militer di Barat. Maka wajarlah banyak orang mencurigai dia sedang mempraktekkan ilmunya itu di saat kampanye Pilpres seperti saat ini. Apalagi belakangan mulai lagi beredar sebuah video di youtubeyang dipublish sekitar setahun yang lalu, berisi orasinya tentang strategi menghadapi lawan. Padahal apa yang disampaikan oleh Prabowo dalam video itu, hanya sekedar mengutip dari beberapa buku yang mengajarkan tentang strategi di dalam politik kekuasaan. Misalnya bukunya Machiavelly seperti "The Prince" atau bukunya Sun Tzu yang terkenal itu "The Art of War".

Jumat, 5 Oktober 2018 12:52

Budiman Sujatmiko di acara Rembug Desa. ©2014 Merdeka.com
Merdeka.com - Anggota Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Maruf, Budiman Sujatmiko menilai pengakuan Ratna Sarumpaet atas kebohongannya sudah diprediksi. Peristiwa tersebut menurutnya trik pengulangan saat proses pemilihan Presiden di Amerika yang memenangkan Donald Trump.
Dalam jumpa pers nya di posko pemenangan, di Jalan Cemara, Jakarta Pusat, Budi bahkan mengatakan prediksi adanya peristiwa heboh saat Pilpres 2019 sudah dipelajari sejak 2017, saat Pilkada DKI Jakarta.
"Saya juga adalah orang yang mengamati mempelajari fenomena politik yang merupakan penjiplakan pengulangan di AS saat pilpres (yang memenangkan) Donald Trump. Apa yang kita lihat kasus RS (Ratna Sarumpaet) sudah kita prediksi bahkan semenjak Pilkada DKI 2017," ujar Budiman, Jumat (5/10).
Dia menjelaskan, trik seperti itu melibatkan peran teknologi dan psikologi, hal itu dilihat dari tujuan dan dampak satu peristiwa yang dibuat. Untuk kasus kebohongan Ratna Sarumpaet, kata Budi, dia menduga merupakan satu trik untuk memunculkan kehebohan sehingga tidak murni tindakan kebohongan seperti yang telah diakui ibu aktris Atiqah Hasiholan tersebut.
Politisi PDIP itu mengatakan 'skenario' heboh dari kasus Ratna terlihat saat Capres Prabowo Subianto menyampaikan langsung pandangannya atas apa yang menimpa Ratna, sebelum akhirnya terbongkar kebohongan.
"Saat itu bahkan Prabowo sendiri yang menyampaikan responsnya atas apa yang menimpa RS, padahal di sana ada Djoko Santoso, Amin Rais. Isu ibu RS dipukuli adalah isu yang terencana atau patut diduga karena adalah yang mau disasar (pemikiran) bahwa Jokowi mengancam orang yang kritis," tukasnya.
Sebelumnya, sempat beredar di media sosial foto wajah bengap Ratna. Disebutkan bahwa juru kampanye Prabowo-Sandi itu dikeroyok di Bandung pada 21 September.
Reaksi cepat dilakukan Prabowo dengan mengunjungi Ratna bersama-sama dengan Amin Rais. Tak berselang lama, Capres nomor urut 02 itu menyatakan pernyataan resminya dengan menyebut perbuatan yang diterima Ratna adalah tindakan keji, biadab. Dalam pernyataannya pula, ia menyebut tindakan pengeroyokan terhadap Ratna adalah tindakan represif.
Rabu (3/10) Ratna mengakui kebohongannya dan meminta maaf telah membohongi semua pihak, termasuk Prabowo Subianto.
Kamis malam, aktivis era 98 itu ditangkap Polda Metro Jaya di Bandara Soekarno Hatta saat hendak bertolak ke Chile. Saat penangkapan tersebut, status Ratna adalah tersangka.
https://www.merdeka.com/politik/kubu...ilpres-as.html
Kubu Jokowi sebut kebohongan Ratna bertujuan gerus kepercayaan rakyat
Jumat, 5 Oktober 2018 13:5

Budiman Sujatmiko di acara Rembug Desa. ©2014 Merdeka.com
Merdeka.com - Pengakuan Ratna Sarumpaet atas kebohongannya tidak serta merta membuat Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Maruf menerima permintaan maaf. Anggota TKN, Budiman Sujatmiko menilai dampak tindakan Rita cukup besar yakni menggerus rasa kepercayaan masyarakat.
Saat melakukan konferensi pers di posko pemenangan, Jalan Cemara, Jakarta Pusat, Budiman menduga pengakuan Ratna atas kebohongannya bertujuan bahwa setiap orang melakukan hal serupa termasuk pemerintah. Sehingga, kata Budiman, dengan meminta maaf rasa kepercayaan masyarakat dilunturkan.
"Semua orang tidak percaya kebenaran atas peristiwa Demokrasi. Ketika memilih, semua orang berkata semuanya berbohong. Apa yang akan terjadi? Pada akhirnya akan main kuat-kuatan. Bukan benar salah, rule of the game nya ketika sliding tackle mencederai lawan sepakbola tidak dihukum, ya sudah akhirnya bukan soal taktik dalam bermain bola, tackling tackling akhirnya. Ini jauh lebih buruk," ujar Budiman, Jumat (5/10).
Tidak hanya itu, Budiman juga memprediksi, sekalipun kebohongan tidak diungkap, emosi masyarakat dimanfaatkan pihak lawan dan menjadi keuntungan tersendiri. Hal itu, kata Budiman, dikaitkan juga dengan sikap reaktif koalisi Prabowo-Sandi yang menyiratkan pemerintah represif dengan melakukan pengeroyokan terhadap Ratna, notabene aktivis sekaligus wanita paruh baya.
"Jika kebohongan itu tidak ketahuan, semua orang akan marah karena membuat ibu Ratna seorang ibu tua yang dipukuli orang muda yang pengecut, itu akan memberi keuntungan pada mereka yang dibalik rekayasa ini," tandasnya.
Sebelumnya, sempat beredar di media sosial foto wajah bengap Ratna. Disebutkan bahwa juru kampanye Prabowo-Sandi itu dikeroyok di Bandung pada 21 September.
Reaksi cepat dilakukan Prabowo dengan mengunjungi Ratna bersama-sama dengan Amin Rais. Tak berselang lama, Capres nomor urut 02 itu menyatakan pernyataan resminya dengan menyebut perbuatan yang diterima Ratna adalah tindakan keji, biadab. Dalam pernyataannya pula, ia menyebut tindakan pengeroyokan terhadap Ratna adalah tindakan represif.
Rabu (3/10) Ratna mengakui kebohongannya dan meminta maaf telah membohongi semua pihak, termasuk Prabowo Subianto.
Kamis malam, aktivis era 98 itu ditangkap Polda Metro Jaya di Bandara Soekarno Hatta saat hendak bertolak ke Chile. Saat penangkapan tersebut, status Ratna adalah tersangka.
https://www.merdeka.com/politik/kubu-jokowi-sebut-kebohongan-ratna-bertujuan-gerus-kepercayaan-rakyat.html
Budiman Sudjatmiko Duga Ada Aktor Intelektual di Balik Hoax Ratna Sarumpaet
05 Okt 2018, 16:11 WIB
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2373447/original/024595200_1538558207-Ratna-Sarumpaet1.jpg)
Aktivis Ratna Sarumpaet menyampaikan keterangan kasus penganiayaan yang dialaminya, Jakarta, Rabu (3/10). Ratna mengakui tidak ada penganiayaan yang diterimanya seperti kabar yang berkembang beberapa waktu terakhir. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)
Liputan6.com, Jakarta - Kata "maaf" dari Ratna Sarumpaet tidak bisa menyelesaikan masalah berita bohong atau hoaks tentang pengeroyokan yang dikarangnya. Budiman Sudjatmiko bahkan menilai kebohongan Ratna sudah direncanakan dan tersusun rapi.
Politikus PDIP ini percaya, ada aktor intelektual di balik ulah Ratna Saumpaet yang menghebohkan Tanah Air itu. "Jadi saya tidak percaya bahwa RS adalah pelaku tunggal," kata Budiman.
Menurut dia, berita bohong atau hoaks ini sengaja diembuskan untuk mempengaruhi masyarakat. Aktor intelektual ini, kata dia, ingin membuat opini terjadi pembiaran ketika Ratna Sarumpaet yang sudah berusia 69 tahun itu dianiaya.
"Taktik bohong ini digunakan untuk mengeksploitasi emosi orang, membuat mereka jadi tdk berpikir jernih dan terpengaruh," ujar Budiman.
Ancaman Hukuman 10 Tahun
Polda Metro Jaya telah menetapkan Ratna Sarumpaet sebagai tersangka dan mencekalnya. Ratna yang akan pergi ke luar negeri pun diciduk oleh polisi di Bandara Soekarno-Hatta.
Kepala Divisi Humas Polri, Irjen Setyo Wasisto mengatakan, ada dua undang-undang yang dikenakan ke aktivis sosial itu.
"Sangkaannya, Pasal 14 ayat 1, Pasal 15 UU Nomor 1 tahun 1946 dan UU ITE Pasal 28," ujar Setyo ketika dihubungi Liputan6.com, Kamis (4/10/2018).
Pasal 14 ayat 1 mengatur, "Barang siapa, dengan menyiarkan berita atau pemberitahuan bohong, dengan sengaja menerbitkan keonaran dikalangan rakyat, dihukum dengan hukuman penjara setinggi-tingginya sepuluh tahun."
Sementara, Pasal 15 berbunyi, "Barang siapa menyiarkan kabar yang tidak pasti atau kabar yang berkelebihan atau yang tidak lengkap, sedangkan ia mengerti setidak-tidaknya patut dapat menduga, bahwa kabar demikian akan atau mudah dapat menerbitkan keonaran di kalangan rakyat, dihukum dengan hukuman penjara setinggi-tingginya dua tahun."
Setyo menjelaskan, setelah pemeriksaan nanti, penyidik akan menentukan sangkaan mana yang lebih tepat ditujukan ke Ratna Sarumpaet.
https://www.liputan6.com/news/read/3660241/budiman-sudjatmiko-duga-ada-aktor-intelektual-di-balik-hoax-ratna-sarumpaet

SOURCE: https://id.wikipedia.org/wiki/Budiman_Sudjatmiko
Quote:
------------------------
Kalo soal yang beginian, Budiman Sudjatmiko yang mantan Ketua PRD itu memang akhlinya untuk strategi 'konflik sosial' (apalagi seusai dia lulus Master di bidang Ilmu Politik di Universitas London dan Master Hubungan Internasional di Universitas Cambridge, Inggris, setelah kembali ke Tanah Air, pada akhir 2004, dan bergabung dengan Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan, dan membentuk Relawan Perjuangan Demokrasi (Repdem), sebuah organisasi sayap partai).
Seperti juga halnya dengan Prabowo Subianto yang akhlinya dibidang srategi militer, terutama anti-teror, hasil studinya yang lama mengenyam pendidikan di berbagai lembaga militer di Barat. Maka wajarlah banyak orang mencurigai dia sedang mempraktekkan ilmunya itu di saat kampanye Pilpres seperti saat ini. Apalagi belakangan mulai lagi beredar sebuah video di youtubeyang dipublish sekitar setahun yang lalu, berisi orasinya tentang strategi menghadapi lawan. Padahal apa yang disampaikan oleh Prabowo dalam video itu, hanya sekedar mengutip dari beberapa buku yang mengajarkan tentang strategi di dalam politik kekuasaan. Misalnya bukunya Machiavelly seperti "The Prince" atau bukunya Sun Tzu yang terkenal itu "The Art of War".

Diubah oleh naniharyono2018 06-10-2018 11:38
0
4.1K
31


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan