Aksi penjarahan kembali dilakukan masyarakat. Kali ini aksi tersebut terjadi di wilayah perbatasan Donggala. Dalam video yang viral di media sosial, terlihat truk pembawa logistik bantuan tsunami dicegat.
Puluhan warga secara membabi-buta mengambil barang-barang bantuan yang berasal dari Pemerintah Sulawesi Barat itu. Bahkan ada anak kecil yang ikut di dalamnya.
"Pak jangan dong, kasian ini," ujar seorang pria dalam video.
"Tolong... tolong, kasian Pak'e, janganlah. Ya Allah Ya Rabbi," lanjutnya seraya terus beristigfar.
Meski sudah dilarang, namun warga seolah mengacuhkannya. Mereka tetap saja menjarah barang-barang tersebut secara berebut.
Sesuai informasi, dua truk bantuan dijarah di wilayah Donggala. Truk diberangkatkan dari Pasang Kayu, atau 120 km dari Kota Palu.
Namun, saat di perjalanan dari Pasang Kayu ke perbatasan Donggala, tepatnya di 45 menit, dengan total perjalanan satu jam menggunakan kendaraan darat (mobil), truk dihentikan sekelompok orang.
Mirisnya, penjarahan ini dilakukan di wilayah orang yang tidak terdampak gempa.
"Mereka berdalih juga memerlukan makan," ujar Gubernur Sulawesi Barat Ali Baal Masdar dilansir Tempo, Kamis (4/10/2018).
Sementara itu, Bupati Agus Ambodjiwa menambahkan, iring-iringan bantuan sebetulnya telah dikawal pasukan keamanan.
Namun, penjarah nekat menyerbu bantuan di atas truk.
“Memang mereka butuh makan, tapi karena daerah mereka tidak rusak akibat gempa, mestinya mereka bisa makan tanpa perlu menjarah,” kata Agus.
Seharusnya, lanjut dia, aparat kecamatan setempat memberikan pemahaman kepada masyarakat agar tidak menghalangi pemberian bantuan untuk pengungsi gempa dan tsunami Palu.
“Saya lihat mereka yang berkumpul di jalanan itu orang-orang lokal,” pungkas Agus.
Untuk menghindari kejadian serupa, selanjutnya bantuan akan disalurkan melalui jalur laut.