jpnn.com, BOGOR - Calon wakil presiden Sandiaga Salahuddin Uno memaparkan sejumlah alasan koalisi Indonesia Adil Makmur yang mengusung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno di Pilpres 2019, angkat bicara terkait dugaan penganiayaan terhadap Ratna Sarumpaet, di Bilangan Kertanegara, Jakarta, Selasa (2/10) kemarin.

Pertama, Ratna merupakan seorang emak-emak, seorang nenek dan seorang aktivis yang sudah banyak makan asam garam menghadapi situasi politik sosial di Indonesia. Karena itu, dugaan kondisi yang dialami Ratna patut direspons dengan baik.

Kedua, Ratna juga merupakan salah seorang juru kampanye nasional dari Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandi.

Ketiga, kubu Prabowo-Sandi juga telah mendapatkan pengakuan dari Ratna, bahwa benar dianiaya. Bahkan, Prabowo sendiri datang menemui Ratna untuk mengklarifikasi.

"Nah, sekarang berkembang isu- isu yang menjadi pembicaraan di masyarakat (Ratna diduga tak benar dianiaya). Penelusuran itu kami serahkan sepenuhnya kepada pihak yang berwenang," ujar Sandi saat berada di Pakansari, Bogor, Jawa Barat, Rabu (3/10).

Meski demikian, Sandi menegaskan, kekerasan tetap tidak boleh dilakukan. Ia menilai, semua pihak penting menegaskan komitmen bersama anti terhadap kekerasan, terutama terhadap perempuan.

"Isu utama buat saya adalah agar memuliakan perempuan, itu menjadi pedoman. Sementara mengenai apa yang berkembang, yang saat ini menjadi pembicaraaan, itu betul-betul ranahnya pihak yang berwenang," ucapnya.

Sandi menyatakan, sepenuhnya percaya pihak keamanan bisa mengayomi dan melindungi semua pihak, khususnya agar kekerasan terhadap perempuan tidak terjadi.(gir/jpnn)






pantesan ketipu
kalo anda percaya dengan seseorang,
pastikan.