Kaskus

News

mendoan76Avatar border
TS
mendoan76
Sungai Lumpur Raksasa di Tengah Kota Palu, Fenomena Apa?
Sungai Lumpur Raksasa di Tengah Kota Palu, Fenomena Apa?

Perjuangan Relawan Evakuasi Mayat dari Lumpur yang Mulai Mengeras

Makassar terkini
2018/10/03 04:48
Mengikuti

Terkini.id, Palu – Beranjak dari Kampung Lere, Sebanyak 17 Relawan Wahdah Peduli bersama Relawan Basarnas, Relawan Lokal melanjutkan evakuasi jenazah korban gempa di Kelurahan Petobo, Kecamatan Birobuli, Palu 2 Oktober 2018.

Daerah Petobo inilah termasuk yang parah dan mencengangkan ketika terjadi gempa.

Informasi dari warga sekitar, selain menggulung bangunan, juga tiba-tiba muncul lumpur menyembur kepermukaan dan menimbun area radius 4 Km.

Diperkirakan, ada 700 jiwa yang terkubur hidup-hidup.

Memasuki hari kelima ini, masih banyak jenazah yang terperangkap lumpur yang sudah mulai mengeras yang belum dievakuasi.

Sesuai arahan Basarnas, medan berat dan berlumpur juga harus hati-hati ketika melakukan evakuasi karena lumpur yang bisa menyebabkan infeksi.

Masuk di pinggiran Perumahan Petobo, Tim Wahdah Peduli menemukan banyak mayat yang tertimbun lumpur yang mulai mengeras.

Bersama SAR Lokal yang sudah lebih dahulu berada di lokasi, berusaha mengeluarkan jenazah yang semakin digali semakin memperlihatkan 4 jenazah dengan perkiraan 3 dewasa dengan posisi melindungi anak kecil.

Tak jauh dari tempat tersebut juga ada jenazah perempuan dengan kepala yang sudah berulat dan sebagian anggota badan masih tertanam di lumpur.

Terlihat pula dari pinggiran lumpur ada kaki bayi yang diperkirakan di bawahnya banyak mayat, ditandai dengan genangan air yang berwarna merah gelap dan bau menyengat.

Pukul 12.08 WITA, akhirnya ada 3 jenazah yang berhasil dievakuasi dan dibawa ke RS. Bayangkara Palu untuk diotopsi.

Tadi, dari PU sudah menerjunkan alat berat untuk membuka jalanan Petobo yang tertimbun lumpur.

Laporan: Nasruddin Abdul Karim
Relawan Lazis Wahdah Islamiyah

++++

Sungai Lumpur Raksasa di Tengah Kota Palu, Fenomena Apa?

JPNN
2018/10/02 00:51
Mengikuti

Selain gempa bumi dan hantaman gelombang tsunami, warga Kota Palu juga dikejutkan peristiwa alam mengerikan yakni tanah tempat mereka berpijak berubah menjadi sungai lumpur raksasa yang menghisap dan menyeret fondasi-fondasi bangunan.

Beberapa video beredar menunjukkan kengerian sungai lumpur tersebut. Kapusdatin dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengkonfirmasi bahwa telah terjadi fenomena pencairan tanah atau soil liquefaction di sebagian wilayah di Palu Selatan dan Tenggara.

Sutopo menyebut, setidaknya ada 4 wilayah yang tanahnya mengalami likuifaksi. Yakni derah sekitar Jalan Dewi Sartika, di beberapa wilayah Kelurahan Petobo, Kecamatan Palu Selatan, Kecamatan Biromaru yang masuk Kabupaten Sigi, serta di Desa Sidera, Sigi.

Kawasan perumahan di sekitar Kelurahan Balaroa bahkan kata Sutopo ambles puluhan sentimeter ke tanah.

Dalam ilmu mekanika tanah, Soil Liquifacition adalah fenomena saat tanah kehilangan kekuatan dan kepadatannya karena saturasi dan kelembapan air yang meningkat. Konturnya berubah menjadi lembut dan bahkan cair hingga berwujud seperti lumpur.

Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Sri Hidayati mengatakan bahwa Likuifaksi merupakan salah satu dari beberapa bahaya dan resiko gempa bumi.

Ada setidaknya 4 bahaya gempa bumi, yang pertama guncangan yang menghancurkan bangunan, kemudian keretakan dan deformasi tanah. ”Lalu ada dua bahaya “ikutan” yakni Tsunami dan longsor atau likuifaksi tanah,” jelas Sri.

Likuifaksi ini ternyata sebelumnya sudah terjadi paska gempa di Nusa Tenggara Barat (NTB) beberapa waktu lalu. Sri mengatakan, tim PVMBG menemukaN fenomena pencairan tanah ini di beberapa desa di Kabupaten Lombok Utara. Desa Tampes, Kecamatan Kayangan, Desa Beraringan, Kecamatan Kayangan dan beberapa desa di Kecamatan Bayan.

Sri menjelaskan, pencairan atau pelulukan tanah terjadi karena kandungan tanah yang tidak cukup solid alias lembut lalu adanya kandungan air. ”Tanah kota Palu sendiri terdiri dari unsur Aluvium, semacam pasir halus. Juga mengandung jenuh air,” jelasnya.

Saat terguncang oleh gempa, kata Sri, kandungan saturasi air yang ada di tanah bagian bawah teraduk-aduk dan membuat tanah semakin lembut dan lembut sehingga kekuatannya untuk menopang bangunan diatasnya semakin berkurang. Sehingga fondasi-fondasi bangunan terlihat seperti tenggelam kedalam lumpur. Bahkan terlihat terseret aliran lumpur tersebut.

Menurut rekam sejarah, Likuifaksi juga terjadi pada gempa dan tsunami jepang tahun 2011 juga terjadi pencairan tanah di sekitar kota Tokyo. (tau
++++
Gimana koment agan2..
Turut berduka cita bgi alm2 korbanemoticon-Turut Berduka
1
2.4K
12
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan