nugrahadiptaAvatar border
TS
nugrahadipta
Maaf, Kalau Bukan Penjarahan, Lalu Apa?
BELUM KERING luka dan air mata yang tertumpah dari korban gempa di Lombok beberapa waktu lalu, bencana yang sama ditambah tsunami dahsyat terjadi di Palu dan Donggala adalah cerita pilu yang dihadapi Indonesia saat ini. Ini adalah ujian maha berat bagi saudara-saudara kita di lokasi bencana khususnya, dan rakyat Indonesia seluruhnya.


Namun di tengah rasa dukacita yang mendalam itu, terselip kejadian yang mengganggu akal sehat kita semua. Telah terjadi aksi penjarahan minimarket di lokasi bencana yang dilakukan oleh sebagian orang korban bencana demi mendapatkan makanan untuk menyambung hidup.

Mungkin karena panik dan belum tercukupinya bantuan bahan makanan dari pemerintah, para pelaku yang juga merupakan korban bencana tersebut 'terpaksa' melakukannya. Ironisnya, minimarket yang dijarah pun juga korban bencana juga.

Namun Mendagri langsung membantah bahwa itu bukanlah aksi penjarahan karena sudah dikoordinasikan dengan pemda setempat untuk menginventarisir dan membayar barang yang diambil dan melibatkan Satpol PP dan petugas kepolisian untuk mengawalnya.

Lalu, siapa yang salah hingga terjadi aksi penjarahan itu? Polisi pun angkat bicara bahwa pihaknya masih menoleransi aksi tersebut sepanjang yang diambil adalah bahan kebutuhan dasar atau bahan pokok.

Tapi bila yang diambil adalah barang selain bahan pokok seperti ponsel dan alat elektronik seperti video penjarahan yang banyak tersebar di medsos, tentunya itu tetaplah perbuatan kriminal yang tak boleh dibiarkan.

Bahkan polisi telah menetapkan puluhan orang sebagai tersangka atas dugaan kasus penjarahan toko di lima tempat dan upaya pembobolan ATM seusai insiden gempa dan tsunami di sana.

Tanpa mengurangi rasa hormat, simpati, dan empati kita terhadap para korban bencana di Palu dan Donggala, tindakan kriminal tetaplah perbuatan terkutuk yang tak bisa dibenarkan dan tak perlu ditutupi. Jangan kotori aksi kemanusiaan di Sulawesi Tengah dengan hal-hal yang justru menodai ketulusan untuk saling bergandengan tangan membantu sesama.

Kiranya lagu 'Baku Jaga' milik Pasha Ungu yang didedikasikan bagi korban gempa dan tsunami di Palu dan Donggala sangat pas mewakili bahwa dalam situasi bencana dan musibah yang terjadi, sesama masyarakat harus saling menjaga dan berpegang tangan satu sama lain. Percayalah bahwa Tuhan sayang kita semua.

SUMBER

Miris yah gan, maaf bukan maksud membandingkan bencana tapi dulu Aceh pun ditimpa bencana yang besar tapi tak ada penjarahan. apa yang berbeda?
-1
3.5K
43
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan