BeritagarIDAvatar border
TS
MOD
BeritagarID
Korban gempa Palu butuh pendampingan psikologis

Pasca gempa dan tsunami menerjang Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah, para pengungsi saat ini mengalami ancaman psikologis serius. Menurut psikolog Tika Bisono, para korban bencana sedang dalam situasi histeris.

“Kondisi syok ini harus ditangani terlebih dahulu secara medis dan PFA,” kata Tika ketika dihubungi Beritagar.id kemarin, Senin (01/10/2018).

PFA atau Psychological First Aid merupakan bentuk dukungan yang diberikan kepada orang-orang yang mengalami kondisi sulit atau tertekan. Tujuannya, mengurangi dampak negatif stres dan timbulnya gangguan kesehatan mental.

Pengobatan ini biasanya diberikan kepada orang-orang yang mengalami kondisi darurat, seperti peristiwa bencana atau traumatis.

Mereka yang mendapat akses kebutuhan dasar, seperti makan, obat-obatan, dan tempat tidur, kemungkinan besar lebih tenang dibandingkan yang tidak.

Dari informasi yang Tika peroleh dari kerabatnya di Palu, masih banyak korban yang membutuhkan air bersih, pakaian, dan makanan.

Tika mengatakan, para korban belum masuk dalam tahap post traumatic syndrom karena kejadiannya baru saja terjadi. Golongan yang paling rentan mengalami gangguan psikologis, menurut Tika, bukan pada anak-anak tapi orang dewasa. “Karena mereka memiliki kesadaran akan sesuatu yang hilang,” ujarnya. ​

Namun, psikolog spesialis anak, keluarga, dan trauma Rahajeng Ika ketika dihubungi terpisah mengatakan, semua korban, tak pandang usia, rentan mengalami gangguan psikologis. Orang yang sudah memiliki masalah sebelum bencana terjadi, cenderung lebih lama disembuhkan.

“Kalau dia memiliki emotional support yang baik, kemungkinan penyembuhan psikologisnya lebih cepat,” kata Ika.

Psikolog pendidikan Karina Adistiana pun mengatakan, gangguan psikologis tergantung pada ketahanan pribadi, kelompok, dan lingkungannya. “Kelompok yang tidak solid, tidak saling bantu, itu malah lebih rentan. Jadi, mereka butuh dukungan dari seluruh jaringan sosialnya,” ujar Karina.

Pada kondisi pasca gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah, semua korban pasti mengalami rasa kehilangan anggota keluarga, sahabat, dan tempat tinggal. Mereka butuh pendampingan orang-orang yang mampu memberi energi positif.

Pendampingan ini juga untuk membantu korban menjauhi ketakutan dan memberikan ketenangan. Menurut Ika, pemenuhan kebutuhan fisik adalah utama.

“Jadi, manusia itu terdiri dari pikiran, perasaan, dan badan. Yang paling cepat terpapar itu badan. Kalau kebutuhan badan sudah beres, ia bisa hidup normal, makan teratur, tidur nyaman, dan lain-lain,” katanya.

Dari situ mental dan emosional korban akan terbentuk. Kalau semua terpenuhi maka perasaan dan pikiran pun menjadi pulih.

Khusus untuk korban yang mengalami gangguan psikologis berkepanjangan melebihi satu bulan maka butuh penanganan khusus. Contohnya melakukan sesi psikoterapi secara teratur dengan psikolog atau pendampingan profesional lain.



Sumber : https://beritagar.id/artikel/berita/...gan-psikologis

---

Baca juga dari kategori BERITA :

- Jerat KPK buat Lucas kandas

- Anthonius Gunawan Agung dinobatkan sebagai Pahlawan Penerbangan

- Kabar terbaru gempa Palu

anasabila
anasabila memberi reputasi
1
4.9K
61
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan