- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
BNPB : Korban Meninggal Dunia Gempa n Tsunami Palu-Donggala, Sulteng Menjadi 832 jiwa


TS
mendoan76
BNPB : Korban Meninggal Dunia Gempa n Tsunami Palu-Donggala, Sulteng Menjadi 832 jiwa
BNPB : Korban Meninggal Dunia Gempa dan Tsunami Palu-Donggala, Sulawesi Tengah Menjadi 832 Jiwa
epoch times
2018/10/01 11:16
Ikuti
Epochtimes.id- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merilis korban meninggal dunia akibat dampak tsunami dan gempa di Donggala 11 jiwa dan Palu 821 jiwa. Total koban bertambah menjadi 832 jiwa.
“Hingga pukul 13.00 WIB siang ini 832 orang meninggal dunia,” kata Kepala Pusat Data dan Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho saat konferensi pers di kantornya, Jalan Pramuka, Jakarta Timur, Minggu (30/9/2018).
Menurut Sutopo, korban luka berat berjumlah 540 jiwa di rumah sakit. Adapun pengungsi masih berjumlah 16.732 jiwa yang tersebar di 24 titik.
Dia mengatakan meskipun sebelum terkendala akses di kabupaten Donggala, BNPB mendapatkan laporan dari PMI Pusat.
Adapun korban meninggal dunia, kata Sutopo, tertimpa bangunan yang roboh roboh saat gempa kemudian diterjang oleh tsunami.
Selanjutnya, kata Sutopo, ratusan korban meninggal dunia langsung dimakamkan secara massal dan layak karena perrtimbbangan kesehatan. Sebelumnya, korban meninggal ini diidnetifikasi oleh Polda Sulawesi Tengah.
Menurut Sutopo, jumlah korban diperkirakan akan terus bertambah dikarenakan masih ada jenazah-jenzah yang belum diidentifikasi.
Tak hanya itu, korban yang masih diduga tertimbun di runtuhan bangunan masih banyak berada daerah-daerah yang dijangkau oleh tim sar gabungan.
“Jadi, jumlah korban akan terus bertambah, sejak tadi malam bantuan personil dan perlengkapan berdatangan ke kota Palu melalui jalur udara dan darat serta tim sar gabungan,” ujar Sutopo.
Gempa dan Tsunami menerjang di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah. Tsunami terjadi setelah gempabumi dengan kekuatan Magnitude 7,7 yang kemudian dimutakhirkan oleh BMKG menjadi magnitudo 7,4, Jumat (28/9/2018) pukul 17.02 WIB. (asr)
++++
Rip Tuk Alm korban2 gempa tsunami...
Smoga amalnya ditrima baik di sisi Tuhan..
++++
Gempa Donggala Sulteng: Rumah Tahan Gempa Ini Bukti Nyata Nenek Moyang Kita 'Bersahabat' dengan Gempa
Intisari Online
2018/09/29 07:26
Mengikuti
Museum-nias.org
contoh rumah panggung Nias
- Gempa Donggala Sulteng yang berkekuatan 7,4 SR (28/9/2018) telah sejumlah bangunan rusak.
Sebelum gempa Donggala Sulteng, rakyat Indonesia tentu masih ingat betul bagaimana gempa dengan kekuatan besar beberapa kali menerjang wilayah Lombok beberapa waktu lalu.
Bahkan hingga kini upaya pemulihan dari dampak gempa di Lombok belum usai.
Berita tentang gempa-gempa ini tentu semakin menyadarkan kita bahwa sebagian besar wilayah Indonesia memang sangat rawan bencana.
Mulai dari gunung meletus, gempa dan tsunami bisa menyambangi Indonesia kapan saja tanpa kompromi.
Tapi sebelum kita tahu hal ini, nenek moyang kita dulu sudah lebih lama 'bersahabat' dengan beragam jenis bencana.
Ini bisa dibuktikan dengan adanya ratusan desain dan jenis rumah khas Nusantara yang sangat kokoh dalam menghadapi gempa.
Salah satu yang paling populer adalah rumah adat Nias.
Seorang arsitek lulusan Institut Sepuluh November Surabaya, Mohammad Cahyo Novianto, rahasia rumah tanggap gempa khas Indonesia terletak pada kontruksinya yang dapat bergoyang.
Misalnya rumah panggung Nias dengan stuktur penyangga tiang vertikal dan diagonal.
Tiang-tiang itu dibuat bertumpu di atas bantalan batu yang biasa disebut umpak.
"Karena rumah jenis ini bisa goyang, saat gempa terjadi, dia goyang-goyang aja mengikuti irama gempa itu," jelas Cahyo dikutip dari Majalah Intisari.
Uniknya, tidak hanya satu atau dua daerah saja yang mengadaptasi kontruksi rumah bergoyang ini.
Sebagian besar rumah adat Indonesia menggunakan konstruksi goyang yang hampir sama. Misalnya rumah panggung di Kalimantan dan rumah adat Sumba.
Struktur bangunan rumah panggung berbeda dengan bangunan modern yang bersentuhan langsung dengan tanah.
Tiang-tiang rumah panggung akan berperilaku sebagai 'kotak kaku' yang bergerak mengikuti pergerakan tanah.
Sedangkan pondasi di rumah modern dibangun dengan cara menanamnya di bawah tanah. Saat terjadi goncangan, seluruh pondasi akan ikut tergoncang dan merubuhkan bangunan di atasnya.
Apa rahasia rumah panggung bisa bertahan saat terjadi gempa?
Rahasianya ada pada sambungan antar-komponen pembentuk rumah itu sendiri.
Menurut pengamatan Cahyo, rumah kayu khas Nusantara umumnya memiliki tiga jenis sambungan, yakni struktur ikat, knock down, dan hybrid.
Struktur ikat merupakan salah satu cara menyambungkan komponen rumah dengan cara diikat menggunakan rotan/
Sedangkan struktur knock down mengalami modifikasi seperti membuat purus, bolongan, dan coakan pada kayu yang nantinya akan saling mengunci tanpa ditali.
Struktur sambungan hybrid memadukan kedua teknik ikat dan knock down agar rumah semakin kuat.
Selain bisa lebih tanggap gempa, rumah kayu khas Nias dan rumah kayu Nusantara lainnya biasanya juga bisa dibongkar pasang.
Maklum, nenek moyang kita zaman dulu bisa berpindah tempat tinggal dalam tempo singkat tergantung keberadaan lahan.
Canggihnya struktur rumah adat Nias juga telah terkenal hingga ke mancanegara.
Menurut seorang arsitek Nusantara, Yori Antar, beberapa peneliti dari Universitas Tsukuba, Jepang pernah mempelajari konstruksi rumah tahan gempa di Nias selama lebih dari dua tahun.
"Orang Jepang saja belajar struktur rumah tahan gempa sampai ke Nias," kata Yori.
Sayangnya, di Indonesia sendiri cara membuat rumah khas Nusantara hanya diajarkan secara lisan dan turun temurun.
contoh rumah kayu di Sumba
Tak heran desain rumah ini mulai banyak ditinggalkan dan punah.
Artikel ini pernah terbit di Majalah Intisari edisi November, 2014.
(Aulia Dian Permata)

epoch times
2018/10/01 11:16
Ikuti
Epochtimes.id- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merilis korban meninggal dunia akibat dampak tsunami dan gempa di Donggala 11 jiwa dan Palu 821 jiwa. Total koban bertambah menjadi 832 jiwa.
“Hingga pukul 13.00 WIB siang ini 832 orang meninggal dunia,” kata Kepala Pusat Data dan Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho saat konferensi pers di kantornya, Jalan Pramuka, Jakarta Timur, Minggu (30/9/2018).
Menurut Sutopo, korban luka berat berjumlah 540 jiwa di rumah sakit. Adapun pengungsi masih berjumlah 16.732 jiwa yang tersebar di 24 titik.
Dia mengatakan meskipun sebelum terkendala akses di kabupaten Donggala, BNPB mendapatkan laporan dari PMI Pusat.
Adapun korban meninggal dunia, kata Sutopo, tertimpa bangunan yang roboh roboh saat gempa kemudian diterjang oleh tsunami.
Selanjutnya, kata Sutopo, ratusan korban meninggal dunia langsung dimakamkan secara massal dan layak karena perrtimbbangan kesehatan. Sebelumnya, korban meninggal ini diidnetifikasi oleh Polda Sulawesi Tengah.
Menurut Sutopo, jumlah korban diperkirakan akan terus bertambah dikarenakan masih ada jenazah-jenzah yang belum diidentifikasi.
Tak hanya itu, korban yang masih diduga tertimbun di runtuhan bangunan masih banyak berada daerah-daerah yang dijangkau oleh tim sar gabungan.
“Jadi, jumlah korban akan terus bertambah, sejak tadi malam bantuan personil dan perlengkapan berdatangan ke kota Palu melalui jalur udara dan darat serta tim sar gabungan,” ujar Sutopo.
Gempa dan Tsunami menerjang di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah. Tsunami terjadi setelah gempabumi dengan kekuatan Magnitude 7,7 yang kemudian dimutakhirkan oleh BMKG menjadi magnitudo 7,4, Jumat (28/9/2018) pukul 17.02 WIB. (asr)
++++
Rip Tuk Alm korban2 gempa tsunami...
Smoga amalnya ditrima baik di sisi Tuhan..
++++
Gempa Donggala Sulteng: Rumah Tahan Gempa Ini Bukti Nyata Nenek Moyang Kita 'Bersahabat' dengan Gempa

Intisari Online
2018/09/29 07:26
Mengikuti
Museum-nias.org
contoh rumah panggung Nias
- Gempa Donggala Sulteng yang berkekuatan 7,4 SR (28/9/2018) telah sejumlah bangunan rusak.
Sebelum gempa Donggala Sulteng, rakyat Indonesia tentu masih ingat betul bagaimana gempa dengan kekuatan besar beberapa kali menerjang wilayah Lombok beberapa waktu lalu.
Bahkan hingga kini upaya pemulihan dari dampak gempa di Lombok belum usai.
Berita tentang gempa-gempa ini tentu semakin menyadarkan kita bahwa sebagian besar wilayah Indonesia memang sangat rawan bencana.
Mulai dari gunung meletus, gempa dan tsunami bisa menyambangi Indonesia kapan saja tanpa kompromi.
Tapi sebelum kita tahu hal ini, nenek moyang kita dulu sudah lebih lama 'bersahabat' dengan beragam jenis bencana.
Ini bisa dibuktikan dengan adanya ratusan desain dan jenis rumah khas Nusantara yang sangat kokoh dalam menghadapi gempa.
Salah satu yang paling populer adalah rumah adat Nias.
Seorang arsitek lulusan Institut Sepuluh November Surabaya, Mohammad Cahyo Novianto, rahasia rumah tanggap gempa khas Indonesia terletak pada kontruksinya yang dapat bergoyang.
Misalnya rumah panggung Nias dengan stuktur penyangga tiang vertikal dan diagonal.
Tiang-tiang itu dibuat bertumpu di atas bantalan batu yang biasa disebut umpak.
"Karena rumah jenis ini bisa goyang, saat gempa terjadi, dia goyang-goyang aja mengikuti irama gempa itu," jelas Cahyo dikutip dari Majalah Intisari.
Uniknya, tidak hanya satu atau dua daerah saja yang mengadaptasi kontruksi rumah bergoyang ini.
Sebagian besar rumah adat Indonesia menggunakan konstruksi goyang yang hampir sama. Misalnya rumah panggung di Kalimantan dan rumah adat Sumba.
Struktur bangunan rumah panggung berbeda dengan bangunan modern yang bersentuhan langsung dengan tanah.
Tiang-tiang rumah panggung akan berperilaku sebagai 'kotak kaku' yang bergerak mengikuti pergerakan tanah.
Sedangkan pondasi di rumah modern dibangun dengan cara menanamnya di bawah tanah. Saat terjadi goncangan, seluruh pondasi akan ikut tergoncang dan merubuhkan bangunan di atasnya.
Apa rahasia rumah panggung bisa bertahan saat terjadi gempa?
Rahasianya ada pada sambungan antar-komponen pembentuk rumah itu sendiri.
Menurut pengamatan Cahyo, rumah kayu khas Nusantara umumnya memiliki tiga jenis sambungan, yakni struktur ikat, knock down, dan hybrid.
Struktur ikat merupakan salah satu cara menyambungkan komponen rumah dengan cara diikat menggunakan rotan/
Sedangkan struktur knock down mengalami modifikasi seperti membuat purus, bolongan, dan coakan pada kayu yang nantinya akan saling mengunci tanpa ditali.
Struktur sambungan hybrid memadukan kedua teknik ikat dan knock down agar rumah semakin kuat.
Selain bisa lebih tanggap gempa, rumah kayu khas Nias dan rumah kayu Nusantara lainnya biasanya juga bisa dibongkar pasang.
Maklum, nenek moyang kita zaman dulu bisa berpindah tempat tinggal dalam tempo singkat tergantung keberadaan lahan.
Canggihnya struktur rumah adat Nias juga telah terkenal hingga ke mancanegara.
Menurut seorang arsitek Nusantara, Yori Antar, beberapa peneliti dari Universitas Tsukuba, Jepang pernah mempelajari konstruksi rumah tahan gempa di Nias selama lebih dari dua tahun.
"Orang Jepang saja belajar struktur rumah tahan gempa sampai ke Nias," kata Yori.
Sayangnya, di Indonesia sendiri cara membuat rumah khas Nusantara hanya diajarkan secara lisan dan turun temurun.
contoh rumah kayu di Sumba
Tak heran desain rumah ini mulai banyak ditinggalkan dan punah.
Artikel ini pernah terbit di Majalah Intisari edisi November, 2014.
(Aulia Dian Permata)
2
2K
19


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan