Kaskus

News

naniharyono2018Avatar border
TS
naniharyono2018
Palu Masih Mencekam, Mayat-mayat Bergelimpangan Belum Dievakuasi
Palu Masih Mencekam, Mayat-mayat Bergelimpangan Belum Dievakuasi

Ahad, 30 September 2018 - 21:32 WIB

Beberapa jenazah terjebak dalam reruntuhan puing-puing bangunan. Sehingga para relawan mesti berjibaku menyibak sisa reruntuhan beton tersebut, untuk menemukan jenazah yang tertimbun.

Palu Masih Mencekam, Mayat-mayat Bergelimpangan Belum Dievakuasi
Mayat-mayat bergelimpangan di salah satu titik wilayah terdampak gempa dan tsunami di Kota Palu, Sulawesi Tengah, dijepret pada Ahad (30/09/2018).

Kondisi Kota Palu, Sulawesi Tengah, hingga saat ini masih mencekam. Selain listrik PLN masih putus total, warga pun mulai kekurangan bahan makanan dan air bersih.

Pantauan langsung koresponden hidayatullah.com di lokasi, sejak Ahad (30/09/2018) pagi, tampak kerusakan bangunan dimana-mana. Yang paling parah gedung-gedung bertingkat seperti hotel dan mall. Kerusakan parah juga terjadi di daerah pesisir Teluk Palu.

Penjarahan terjadi dimana-mana, seperti di swalayan dan SPBU.


Sementara itu dilaporkan, jalur transportasi ke Palu masih bisa diakses dari arah Makassar lewat Mamuju, Sulawesi Barat.
Sedangkan evakusi korban masih sulit dilakukan khususnya korban yang tertimbun reruntuhan. Hal ini dikarenakan kurangnya perlengkapan evakuasi.


Kondisi listrik mati total, mengakibatkan warga kekurangan pasokan air bersih dan saat malam dipastikan Palu gelap gulita.
Kerusakan cukup parah, selain daerah pesisir, juga di kawasan Perumnas Balaroa, Palu. Di sini, hampir satu kompleks seluruh bangunannya amblas. Mayat-mayat belum bisa dievakuasi akibat tertimbun reruntuhan rumah.


Sementara itu, relawan dari BMH-SAR Hidayatullah Sulbar sudah tiba di Palu. Akan menyusul dari Manado (Sulawesi Utara) dan Gorontalo. Posko induk Hidayatullah dibuat di Masjid Agung Darussalam Palu.

Adapun yang dibutuhkan para korban bencana saat ini adalah pakaian, selimut, tenda, makanan, air bersih, perlengkapan bayi, dan sebagainya.


Baca: Korban Meninggal di Sulteng Jadi 832 Orang, Diperkirakan Bertambah


Salah seorang relawan dari SAR Hidayatullah, Abdul Majid, melaporkan suasana terkini di Palu.


“Masih mencekam. Evakuasi terus berjalan. Listrik, BBM, makanan, air, dan lain-lain menjadi kebutuhan prioritas,” ujarnya kepada hidayatullah.com secara terpisah, Ahad sore.


Bagi relawan yang akan ke Palu, apa saja yang diperlukan? “Perlengkapan evakuasi, Bang, lebih utama,” jawabnya.
Ahad tadi, tim BMH-SAR Hidayatullah melakukan evakuasi mayat di sejumlah titik di Kota Palu.


Tampak mayat-mayat yang belum terevakuasi bergelimpangan di titik-titik terdampak gempa dan tsunami. Salah satunya di Kelurahan Silae, Kecamatan Ulujadi, Kota Palu. Sebagian besar sudah ditutupi dan dimasukkan ke kantong-kantong mayat maupun terpal dan penutup ala kadarnya.


Luasnya daerah yang terdampak, tidak sebanding dengan kekuatan tim yang saat ini ada di lapangan.


Hingga Ahad sore ini, 29 orang relawan BMH di bawah koordinasi Korem 113 Sulawesi Tengah, masih berada di lokasi.
Beberapa jenazah terjebak dalam reruntuhan puing-puing bangunan. Sehingga para relawan mesti berjibaku menyibak sisa reruntuhan beton tersebut, untuk menemukan mayat-mayat yang tertimbun.


Jenazah-jenazah yang telah ditemukan relawan hari ini pun sudah sulit teridentifikasi. Jenazah terendam sisa air laut yang masih menggenang di sekitaran pantai pasca tsunami.


Saat ini BMH telah membuka posko induk dan dapur umum di areal Pesantren Hidayatullah, Kelurahan Tondo, Palu. Juga 1 unit posko distribusi di Masjid Agung Darussalam, Kota Palu.* Ahmad/Syams/SKR

Baca: Korban Gempa dan Tsunami Palu Kekurangan Makanan, Penjarahan Dimana-mana
https://www.hidayatullah.com/berita/nasional/read/2018/09/30/151600/palu-masih-mencekam-mayat-mayat-bergelimpangan-belum-dievakuasi.html

Tiba di Makassar, Korban Gempa Palu Menangis Bertemu Keluarga
Minggu 30 September 2018, 21:35 WIB


Palu Masih Mencekam, Mayat-mayat Bergelimpangan Belum Dievakuasi Foto: Korban gempa Palu tiba di Makassar (M. Bakrie/detikcom)

Maros - Korban gempa Palu, Sulawesi Tengah tiba di Makassar setelah dievakuasi menggunakan pesawat Hercules dan CN milik TNI Angkatan Udara sejak kemarin. Para korban mengaku masih trauma.

Saat tiba di Lanud Hasanuddin, mereka yang mengaku trauma tak kuasa menahan tangis saat bertemu dengan pihak keluarga yang sudah menunggu kepulangan mereka sejak kemarin. Beberapa di antara mereka, pun harus terpisah dengan keluarga lainnya karena tim evakuasi memprioritaskan perempuan dan anak-anak.

"Jelas kami semua trauma karena di sana itu sangat parah. Untungnya saya ini bisa selamat dan bisa keluar dari Palu yang sampai saat ini masih sering terjadi gempa kecil-kecil. Tapi saya masih khawatir karena suami saya masih di sana. Mereka prioritaskan perempuan dan anak-anak duluan," kata seorang korban, Fitri, Minggu (30/9/2018).

Baca juga: Kondisi Sebagian Korban Tsunami Palu Mengungsi di Markas Korem

Selain bekerja di Palu, kebanyakan korban gempa sengaja datang ke Palu guna memperingati Hari Ulang Tahun kota Palu. Usai terjadi gempa dan tsunami, warga pendatang ini lalu menuju Bandara SIS Aljufri untuk berusaha keluar dari Palu. Hanya saja, gempa yang juga memporakporandakan bandara membuat mereka tertahan dan hanya berharap bisa diangkut menggunakan pesawat TNI AU.

"Kalau saya ditugaskan dari kantor bekerja di sana. Tapi banyak juga korban lain yang sebetulnya datang untuk ikut acara HUT Palu. Usai gempa dan tsunami, kami langsung ke Bandara berharap bisa segera keluar, tapi ternyata bandara juga ditutup. Kami baru bisa keluar setelah ada hercules," lanjutnya.

Baca juga: 832 Orang Meninggal, Ini Fakta Terbaru Gempa dan Tsunami Sulteng

Korban yang mengalami luka serius akibat gempa langsung dibawa ke beberapa rumah sakit di Makassar. Sementara, korban lain yang berasal dari luar Sulawesi Selatan, kebanyakan ditampung di Asrama Haji Sudiang Makassar sambil menunggu jadwal penerbangan ke daerah asal mereka.

Sejak kemarin, tiga jenis pesawat milik TNI AU bolak balik dari Lanud Hasanuddin menuju Palu membawa bantuan dan relawan. Rencananya, satu pesawat militer akan didatangkan untuk melayani penerbangan dari dan menuju Palu di Lanud Hasanuddin mulai Senin, (1/10/2018) pagi.

"Hari ini ada tiga jenis pesawat yang bolak-balik dari sini ke Palu. Pesawat ini rata-rata tiga kali bolak-balik. Rencananya, besok ada penambahan satu pesawat lagi, untuk mempercepat jalur distibusi bantuan dan juga relawan serta evakuasi korban dari Palu," kata Kepala Penerangan Lanud Hasanuddin, Mayor Henny Purwani. 

https://news.detik.com/berita/423594...rtemu-keluarga

BNPB : 
832 Meninggal, 540 Luka Akibat Gempa-Tsunami Palu-Donggala

30 September 2018, 21:46 

Palu Masih Mencekam, Mayat-mayat Bergelimpangan Belum Dievakuasi
Suasana dan kondisi Kota Palu setelah gempa dan tsunami. (Foto: REUTERS/Stringer)

JAKARTA, PIJARNEWS.COM — Korban meninggal dunia akibat gempa dan tsunami di Kota Palu dan Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah kini mencapai 832 orang. Untuk sementara korban meninggal terbanyak berasal dari Kota Palu yakni 821 orang. Sedangkan di Kabupaten Donggala 11 orang. 

Dilansir cnnindonesia, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwonugroho mengatakan, jumlah korban ini diterima dari petugas di lapangan meski jaringan komunikasi belum sepenuhnya pulih.


“Meski akses terputus kami dapat laporan dari PMI (Palang Merah Indonesia) pusat di Donggala ditemukan 11 meninggal akibat bangunan roboh dan tsunami,” kata Sutopo di Jakarta, Ahad 30 September 2018.


Korban meninggal yang ditemukan dimakamkan secara massal karena pertimbangan kesehatan. Mereka yang dikebumikan setelah bisa diidentifikasi.


Sementara untuk korban luka ratusan orang dan pengungsi mencapai belasan ribu orang. Dalam keterangan terakhir, BNPB menyebut korban luka 540 orang dan pengungsi 17 ribu orang. 


Jumlah korban meninggal ini menurut Sutopo ada kemungkinan akan terus bertambah karena banyak jenazah yang belum teridentifikasi. 
“Kondisi di sana masih banyak jenazah yang belum terindetifikasi. Korban yang kena reruntuhan juga masih banyak, itu menyebabkan jumlah korban akan terus bertambah,” ujarnya

https://www.pijarnews.com/bnpb-832-m...palu-donggala/

-------------------------------------------

Beda dengan gempa Lombok bulan lalu, gempa Palu kali ini tampaknya jauh lebih parah kerusakannya. Itu bisa dilihat antara lain dari jumlah korbannya jauh lebih banyak, yang sudah mencapai  sekitar 800-an lebih tewas sampai saat ini, dan diperkirakan angka itu akan terus membengkak. 

Indikator lainnya bahwa skala kerusakan akibat gempa bumi dan tsunami kali ini cukup besar dan serius, bisa ditandai dengan maraknya berbagai negara yang menawarkan  bantuan internasional kepada Indonesia untuk korban gempa kali ini.  Negara-negara maju itu jelas punya data satelit lebih canggih dari kita sehingga mereka memahami betul seberapa luas tingkat kerusakan yang terjadi akibat gempa kali ini. 

Mudah-mudahan dengan kondisi ini, Pemerintahan Jokowi segera menetapkan status gempa Palu kali jni sebagai kasus BENCANA NASIONAL sehingga bantuan bisa segera ditangani secara nasional, tidak  semata-mata dipercayakan kepada Pemda setempat seperti gempa Lombok itu.

emoticon-No Hope
Diubah oleh naniharyono2018 30-09-2018 22:52
0
3.8K
20
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan