annisa2019Avatar border
TS
annisa2019
Inalum: Tak Ada Utang dari Bank China untuk Caplok Freeport. Dari Jepang?
Inalum: Tak Ada Utang dari Bank China untuk Caplok Freeport

Jumat 28 September 2018 - 18:26


Pabrik Asahan Alumunium, Inalum (Foto: Michael Agustinus/kumparan)


PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) (Inalum), Freeport McMoran Inc (FCX), dan PT Rio Tinto Indonesia telah menandatangani Sales Purchase Agreement (SPA) terkait divestasi 51 persen saham PT Freeport Indonesia (PTFI) pada 27 Juli 2018 kemarin.

SPA tersebut merupakan tindaklanjut dari Head of Agreement (HoA) yang diteken Inalum selaku induk holding BUMN pertambangan dengan Freeport McMoran Inc pada 12 Juli 2018 lalu.[/ltr]

Inalum harus membayar USD 3,85 miliar atau sekitar Rp 57 triliun kepada FCX dan Rio Tinto. Sebelas bank asing siap memberikan kredit sebesar USD 4 miliar kepada Inalum untuk melakukan aksi korporasi ini.

Resmi, 51 Persen Saham Freeport Dikuasai Inalum

Ada kekhawatiran Inalum mengambil utang dari bank BUMN asal China untuk menguasai 51 persen saham PTFI. Dikhawatirkan ada intervensi pemerintah China lewat bank BUMN China.

Menanggapi isu tersebut, Head of Corporate Communication Inalum Rendi Witular menyatakan, tidak ada bank asal China dari 11 bank yang menyiapkan pinjaman ke Inalum

"Enggak ada bank yang dari China," kata Rendi kepada kumparan, Jumat (28/9).[/ltr]


Suasana penggalian di Freeport.
(Foto:   Instagram @freeportindonesia)


Bank asal Jepang, Mitsubishi UFJ Financial Group (MUFG) menjadi leader dalam sindikasi perbankan yang akan memberikan pinjaman ke Inalum. Pembayaran USD 3,85 miliar ke Rio Tinto dan FCX ditargetlam selesai pada November 2018.

Pembayaran USD 3,85 miliar tersebut akan dilakukan dalam 1 tahap saja. Sembari menyiapkan pembayaran, Inalum saat ini juga menyelesaikan dokumen terkait

https://kumparan.com/@kumparanbisnis...8?ref=relmedia

Dipimpin Mitsubishi, 11 Bank Asing Siap Danai Inalum Caplok Freeport

Rabu 01 Agustus 2018 - 19:19


Kendaraan berat mengumpulkan bebatuan dengan endapan emas di kompleks pertambangan Grasberg Freeport McMoRan. (Foto: AFP PHOTO / Olivia Rondonuwu)


Bank asal Jepang, Mitsubishi UFJ Financial Group (MUFG) menjadi leader dalam sindikasi perbankan yang akan memberikan pinjaman ke PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) atau Inalum untuk menguasai 51 persen saham PT Freeport Indonesia (PTFI).[/size

[size=3]Deputi Bidang Usaha Pertambangan, Industri Strategis, dan Media Kementerian BUMN Fajar Harry Sampurno mengatakan, MUFG akan jadi leader di antara 8 sampai 11 bank asing yang akan memberikan pinjaman tersebut. Tapi Harry enggan membocorkan berapa pinjaman dan bunga yang akan digelontorkan sindikasi perbankan tersebut.


“Mitshubisi, itu dia yang atur. Nilainya, semua sindikasi, tanya Inalum. Tanya Inalum, aku takut salah (sebut bunganya). Mitsubishi itu lead-nya,” kata Fajar saat ditemui di Wisma Antara, Jakarta, Rabu (1/8).

Kata Fajar, banyak bank asing yang mau membiayai Inalum membeli saham Freeport. Jumlah bank yang menawarkan pun masih tetap 11 bank. Hanya saja, kata dia, bisa saja Inalum hanya mengambil pinjaman ke 8 bank, menyesuaikan dengan total dana yang dibutuhkan.

Inalum sendiri perlu merogoh kocek USD 3,85 miliar atau sekitar Rp 55 triliun untuk bisa menguasai 51 persen saham Freeport. Rinciannya, USD 3,5 miliar untuk membeli 40 persen hak partisipasi Rio Tinto dan USD 350 juta untuk beli saham Indocopper di PTFI.

“Masih 11 bank. Antara 8 sampai 11 bank. Siap ada 11 bank tapi kan nanti enggak tahu diambil semua atau tidak. Tanya Inalum,” kata dia.[/ltr]
https://kumparan.com/@kumparanbisnis...y&type=bcjugal

November, Inalum Bayar Tunai Pembelian 51 Persen Saham Freeport
Kamis 27 September 2018 - 18:24


Freeport (Foto: OLIVIA RONDONUWU / AFP)


PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum), Freeport McMoran Inc, dan PT Rio Tinto Indonesia telah menandatangani Sales Purchase Agreement (SPA) terkait divestasi 51 persen saham PT Freeport Indonesia (PTFI).

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan memastikan, setelah ini tak ada lagi perjanjian lagi yang diteken. Inalum hanya tinggal membayar USD 3,85 miliar ke Rio Tinto Indonesia dan Freeport McMoran Inc.

“Ini sih sudah selesai, tinggal administrasi aja pembayaran Inalum,” ujarnya di Ruang Sarulla, Kementerian ESDM, Jakarta, Kamis (27/9).

Nantinya seusai menerima pembayaran, menurut Jonan, PTFI akan mengirimkan surat ke Kementerian ESDM terkait perubahan pemegang saham. Lalu, pihaknya akan menerbitkan surat pengakhiran Kontrak Karya (KK).

“Lalu setelah itu kita terbitkan pengakhiran KK lalu menjadi IUPK (Izin Usaha Pertambangan Khusus), gitu,” ucap Jonan.


PT Indonesia Asahan Alumunium, Freeport McMoran Inc, dan PT Rio Tinto Indonesia menandatangangani Sales Purchase Agreement (SPA). (Foto: Resya Firmansyah/kumparan)


]Sementara itu, Menteri BUMN Rini Soemarno menargetkan, pembayaran USD 3,85 miliar ke Rio Tinto dan Freeport McMoran Inc selesai pada November 2018. Dia memastikan, dana pembayaran berasal dari utang bank asing.

“Sudah bank asing semua, udah confirm 11 bank. Sekarang pada dasarnya bank, nanti kita mungkin kalau mau refinance jangka panjang mungkin kita akan keluarkan bond,” paparnya.

Direktur Utama Inalum Budi Gunadi Sadikin menjelaskan, pembayaran USD 3,85 miliar akan dibayarkan dalam 1 tahap pada November 2018. Sembari menyiapkan pembayaran, pihaknya saat ini juga menyelesaikan dokumen terkait.
https://kumparan.com/@kumparanbisnis...y&type=bcjugal

Terkait Indonesia Kuasai 51 Persen Freeport, Andi Arief: Indonesia Membeli Saham di Negeri Sendiri
Kamis, 12 Juli 2018 18:51


TRIBUNWOW.COM - Wakil Sekretaris Jendral Partai Demokrat, Andi Arief turut berkomentar terkait Indonesia yang telah memiliki 51 persen saham Freeport.

Komentar tersebut disampaikan Andi melalui akun Twitter-nya, @AndiArief__, Kamis (12/7/2018).
Andi mengatakan jika Indonesia membeli saham di negeri sendiri bukan mengambil alih ala nasionalisasi.

Karena sepanjang ada uang, hal tersebut bisa dilakukan.
"Baru kesepakatan jual saham ke Indonesia 51 persen.
Indonesia membeli saham di negeri sendiri. Bukan ambil alih ala nasionalisasi.
Sepanjang uangnya ada bisa dilakukan. Skema bisnis biasa, Jangan norak," tulis Andi Arief.

Ia menambahkan, jika ingin revolusioner atau perubahan secara menyeluruh, jangan memperpanjang kontrak Freeport.
"Kalau revolusioner itu ya jangan diperpanjang kontrak freeport. Itu baru kemandirian bangsa sejati," tambah Andi Arief.

Politikus Demokrat ini menambahkan, berapa nominal yang harus dibayarkan ke Freeport terlebih dolar yang semakin menguat.
"Saya gak ngebayangin berapa harus bayar ke freeport apalagi dengan dolar yang terus menguat," kata politikus Demokrat.

Sebelumnya, diberitakan dari Tribunnews, Presiden Joko Widodo menyatakan holding pertambangan BUMN telah mencapai kesepakatan dengan Freeport McMoran, untuk menguasai 51 persen saham PT Freeport Indonesia.


"Saya mendapatkan laporan, holding industri pertambangan kita, Inalum telah capai kesepakatan awal dengan Freeport, pengolahan untuk meningkatkan kepemilikan kita menjadi 51 persen dari sebelumnya 9,36 persen. Alhamdulilah," ujar Jokowi di ICE BSD, Tangerang, Kamis (12/7/2018).


Menurut Jokowi, kesepakatan tersebut akan ditandatangani oleh kedua belah pihak dan nantinya persoalan teknis ada di kementerian terkait.


"Namanya sudah deal, tinggal tanda tangan," ucap Jokowi.


Jokowi menjelaskan, untuk menguasai 51 persen saham Freeport Indonesia harus melalui proses yang sangat alot dan sangat intens sekali selama 3,5 tahun. Terlebih, Freeport Indonesia sudah mengelola tambang di Indonesia hampir 50 tahun.
"Ini sebuah lompatan, kita harapkan nanti akan mendapatkan income yang lebih besar, baik dari pajak, royaltinya, dividen, retribusinya, sehingga nilai tambah komoditas tambang bisa dinikmati oleh semua kepentingan nasional harus dinomorsatukan," papar Jokowi.


Sementara terkait nilai akusisi penambahan kepemilikan saham menjadi 51 persen, Jokowi menilai hal tersebut sudah dikalkulasi secara matang oleh para menteri terkait.
"Nilainya nanti, teknis Menteri BUMN, Menteri Keuangan, Menteri ESDM, itu juga kalkulasinya makan waktu panjang," ujar Jokowi.


Honding pertambangan terdiri dari PT Timah, PT Aneka Tambang, PT Bukit Asam, dan PT Indonesia Asahan Inalum (Inalum). Dalam holding ini, Inalum menjadi induk perusahaan tiga BUMN tersebut.

http://wow.tribunnews.com/2018/07/12...135.1537707844

--------------------------------

Kenapa nggak sekalian aja dijual ke China saja, seperti kasus Freeport di Afrika yang sudah lama dijual ke China?

Diubah oleh annisa2019 28-09-2018 13:48
-1
2.7K
20
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan