Quote:
Jakarta, CNN Indonesia -- Lembaga survei Indikator Politik Indonesia menyatakan berdasarkan hasil penelitian Partai Gerindra diperkirakan bakal menempati peringkat ketiga di Pemilihan Umum (Pemilu) 2019 mendatang, dengan perolehan suara 10,7 persen.
Posisi tersebut lebih rendah dibandingkan dengan hasil survei dari Lembaga Survei Independen (LSI) Denny JA, yang memprediksi Gerindra bakal menempati posisi kedua di Pemilu 2019 mendatang.
Menanggapi hasil itu, Ketua DPP Partai Gerindra Riza Patria mengaku bersyukur. Menurut dia hasil tersebut menjadi pemicu bagi partainya supaya semakin giat bekerja mendulang suara.
"Kami bersyukur menjadi pemenang ketiga di 2014, kemudian Oktober 2015 Hanta Yudha buat survei, Gerindra nyalip Golkar dan semenjak itu posisinya bagus tapi hari ini kesalip lagi kembali ke nomor tiga ini kami syukuri supaya giat dan bekerja lagi," ujar Riza di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Rabu (26/9).
Berdasarkan hasil survei Indikator Politik Indonesia, perkiraan perolehan suara Partai Gerindra berbeda tipis dengan Partai Golkar yang menempati posisi dua dengan perolehan suara 11,4 persen. Sementara PDI Perjuangan unggul jauh di posisi pertama dengan perolehan 22,9 persen suara.
Melihat hal itu, Riza mengatakan partainya mengincar posisi kedua atau runner up di Pemilu 2019. Kendati begitu, menurut dia, merebut posisi kedua dari Golkar bukanlah pekerjaan mudah.
"Kita tahu Golkar luar biasa, tidak boleh dianggap enteng dengan caleg yang luar biasa, Jago main di tikungan. Kami antisipasi harus berjuang lagi untuk bisa ke ranking dua," katanya.
Riza juga mengaku partainya sebenarnya mengincar posisi pemenang Pemilu 2019. Hanya saja, lanjut Riza, PDIP tidak mudah untuk ditaklukkan. Apalagi, perolehan suaranya dua kali lipat dari partainya.
"Tapi targetnya ranking satu sekali pun PDIP tidak mudah dikalahkan, syukur-syukur ada keberkahan jadi ranking satu," ujarnya.
Riza mengatakan, gelaran Pemilu serentak ini bakal menguntungkan partai-partai lama seperti halnya PDIP dan Golkar karena sudah berpengalaman dan memiliki Caleg yang berkualitas.
"Karena Pileg dan Pilpres beda ini serentak. Kalau serentak memang partai yang eksis lama lebih diuntungkan, PDIP Golkar kalau bersamaan karena PDIP dan Golkar memiliki kualifikasi tertentu dan punya caleg yang luar biasa," terangnya.
Survei itu digelar Indikator pada 1 hingga 6 September, dengan jumlah sampel 1.220 orang dengan kondisi demografi 50 persen laki-laki dan 50 persen perempuan.
Survei ini menggunakan metode multistage random sampling dengan margin of error +/- 2,9 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen. Responden diwawancarai langsung oleh pewawancara yang telah dilatih.
SUMBER
sry deh
2019 lu wajib di tenggelamkan
baru saja tanda tangani kampanye damai
malah wakil ketua umum lu unggah potongan lagu berisi FITNAH
bisa beneran BUBAR negara
KU ini
jika partai yang MENGGUNAKAN SEGALA CARA untuk menang
ga peduli berisi fitnahan pada pesaingnya
apalagi didalamnya sebut "mereka PKI"
maka indonesia hanya menunggu terpecah belah saja
