Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

shahrani2019Avatar border
TS
shahrani2019
Sri Mulyani Heran Green Tea Saja Impor?
Sri Mulyani Heran Green Tea Saja Impor?
Senin, 24 September 2018 | 17:38 WIB

Sri Mulyani Heran Green Tea Saja Impor?
(Foto: Inilahcom)

INILAHCOM, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati geregetan dengan banyaknya produk impor yang masuk ke tanah air. Akibatnya defisit transaksi berjalan terus membengkak.


Okelah, kata Sri Mulyani yang diimpor itu merupakan barang yang belum bisa diproduksi oleh industri dalam negeri. Namun, faktanya banyak produk impor yang tak masuk akal, semisal teh hijau atau green tea.

"Masa Indonesia nggak bisa bikin kaya green tea, itu kita impor dan itu ada demand (permintaan)-nya banyak," tegas Sri Mulyani dalam sebuah seminar di Jakarta, Senin (24/9/2018).

Tak hanya green tea, mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini, mempertanyakan sejumlah produk perikanan impor. Sebagai negara kepulauan, Indonesia punya potensi perikanan dan kelautan yang luar biasa.
"Indonesia lebih banyak laut dari pada darat, harusnya nggak ada impor ikan kecuali ikan langka," Sri Mulyani geram lagi.

Demikian pula sejumlah produk tekstil, kata Sri Mulyani, Indonesia masih bergantung kepada impor berupa, khususnya barang mentah atau raw material.

Ke depan, dia mendambakan produk tekstil setengah jadi itu, diolah di dalam negeri, selanjutnya bisa diekspor. "Harusnya diekspor juga supaya seimbang," kata Sri Mulyani.

https://m.inilah.com/news/detail/248...tea-saja-impor

Ini penyebab impor barang konsumsi meningkat versi Sri Mulyani
Selasa, 15 Mei 2018 18:39


Sri Mulyani Heran Green Tea Saja Impor?
Menkeu Sri Mulyani di Bea Cukai. ©2016 Merdeka.com

Merdeka.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia pada April 2018 mengalami defisit sebesar USD 1,63 miliar. Angka ini meningkat 34,6 persen apabila dibandingkan dengan impor tahun lalu.

Sementara itu, bila dilihat kenaikan impor dari sektornya, untuk barang konsumsi naik sebesar 25,80 persen yang didominasi oleh impor beras dan daging beku. Sedangkan, sektor barang baku impor naik 10,73 persen.

Sri Mulyani berharap peningkatan impor konsumsi hanya terjadi sementara atau musiman. Mengingat Indonesia akan menghadapi berbagai kegiatan besar seperti masa puasa 2018 dan beberapa kegiatan internasional.


"Untuk komoditas konsumsi yang cukup tinggi saya harap ini sifatnya seasonal. Artinya, ini hanya mendekati lebaran, puasa dan mungkin berbagai event Internasional," ujarnya saat ditemui di Hotel Shangrila, Jakarta, Selasa (15/5).


Sri Mulyani menambahkan, ke depan pihaknya berharap peningkatan impor konsumsi dapat diimbangi dengan peningkatan ekspor dari seluruh sektor. "Saya berharap itu (impor konsumsi) bisa di offside atau bisa dikompensasi dengan ekspor kita yang lebih meningkat," jelasnya.


Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia April 2018 mengalami defisit sebesar USD 1,63 miliar. Di mana hal ini dipicu oleh defisit sektor migas USD 1,13 miliar dan nonmigas sebesar USD 0,50 miliar.


Kepala BPS Suhariyanto menjelaskan defisit ini terjadi di luar ekspektasi. Sebab, neraca perdagangan pada Maret 2018 sempat mengalami surplus USD 1,09 miliar. Dia menuturkan defisit ini karena adanya peningkatan impor yang sangat tinggi.
"Saya kira ini yang perlu jadikan perhatian defisit dari migas dan juga non migas," ujarnya di Kantornya, Jakarta, Selasa (16/5).

https://www.merdeka.com/uang/ini-pen...i-mulyani.html

Kasus Impor Beras
Wakil Ketua Komisi VI Desak Jokowi Copot Enggartiasto dari Mendag
20 September 2018

Sri Mulyani Heran Green Tea Saja Impor?

Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita. ANTARA FOTO/M Agung Rajasa

Wachid menduga ada kongkalikong antara Mendag dengan pengusaha-pengusaha beras dalam kebijakan impor ini.


tirto.id - Wakil Ketua Komisi VI, Abdul Wachid mendesak Presiden Joko Widodo (Jokowi) mencopot Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita lantaran menerapkan kebijakan impor beras di kala stok beras nasional sudah berlebihan. 

"Kan ini pengaruhnya luar biasa di rakyat. Sangat merugikan petani lokal. Sementara stok sudah sangat banyak," kata Wachid kepada Tirto, Kamis (20/9/2018).

Menurut Wachid, hanya Enggar saja yang menginginkan impor beras. Sementara Menteri Pertanian, Amran Sulaiman dan Direktur Perum Bulog, Budi Waseso (Buwas) tak setuju dengan kebijakan tersebut lantaran stok beras sudah mencapai 2,4 juta ton dan gudang beras milik Bulog tidak cukup lagi untuk menampungnya. 

"Yang tahu persis itu kan Mentan, berapa produksi dan berapa kebutuhan. Bulog juga dia tahu. Dia punya stok di mana-mana. Baik itu yang beras impor maupun beras lokal penyerapan dari petani," kata Wachid. 

Wachid pun menduga terdapat kongkalikong antara Mendag dengan pengusaha-pengusaha beras dalam kebijakan impor ini. 

"Memang kalau saya lihat ini antara harga beras di Vietnam dan di sini disparitas harganya tinggi. Itulah menarik seorang pengusaha dan pedagang. Nah mereka temannya Mendag," kata Wachid. 

Politikus Gerindra ini pun meminta Jokowi mengevaluasi Enggar untuk mengetahui motif dari kebijakan impor ini. "Artinya Pak Jokowi ini harusnya berani bertindak dengan Mendag. Kalau tidak berani malah pertanyaan saya ada apa?" kata Wachid. 

Sebelumnya, Kemendag tetap memutuskan mengimport beras meskipun stok beras nasional sudah mencukupi dan gudang Bulog sudah tidak mencukupi lagi. 

Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kemendag Oke Nurwan mengatakan impor beras tetap berjalan sesuai keputusan yang telah ditetapkan dalam rapat koordinasi di tingkat Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian sebanyak 2 juta ton hingga akhir tahun ini. 

Hal ini juga ditandai dengan Persetujuan Impor (PI) yang telah dikeluarkan oleh kementeriannya. "Tetap berjalan. Buktinya PI-nya tidak saya cabut," ucap Oke di kantornya, Selasa (18/9/2018).

Oke menyatakan, impor beras sebanyak dua juta ton diberikan secara bertahap, yakni 500 ribu ton sebanyak dua kali pada Januari dan Maret 2018, dan satu juta ton pada April 2018.
https://tirto.id/wakil-ketua-komisi-...ri-mendag-c1fM


Sri Mulyani Heran Green Tea Saja Impor?
Sri Mulyani Heran Green Tea Saja Impor?
SOURCE: https://www.cnbcindonesia.com/market...deras-masuk-ri

--------------------------

yaaa begitulah ketika perekonomian telah banyak dikuasai dan dkendalikan oleh para pemburu rente ekonomi. 

Semuanya  bisa jadi serba boleh dan halal!

emoticon-Nyepi

Diubah oleh shahrani2019 24-09-2018 13:54
3
2.8K
38
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan