Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

kongkalingkong.Avatar border
TS
kongkalingkong.
Utang Indonesia Lebih Banyak untuk Bayar Bunga
Beban bunga utang pemerintah Indonesia bakal terus membengkak seiring dengan tren kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed dan pelemahan nilai tukar rupiah.

Akibatnya, utang pemerintah Indonesia yang telah mengukir rekor tertinggi, juga bakal terus meningkat karena penarikan utang baru tersebut dinilai lebih banyak digunakan untuk membayar bunga utang lama.

Ekonom Universitas Brawijaya, Candra Fajri Ananda, mengemukakan The Fed tahun ini akan menaikkan bunga acuan empat kali dan sampai sekarang sudah dua kali menaikkan bunga menjadi 1,75–2,00 persen.

“Nah, kalau Fed naikkan bunga lagi, rupiah akan turun lagi. Untuk itu, Indonesia sudah pasti harus merespons dengan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) dari level 5,5 saat ini.

Jika tidak, akan memicu capital outflow,” kata dia di Jakarta, Minggu (23/9). Sebelumnya, pemerintah memaparkan utang pemerintah per Agustus 2018 mencapai 4.363 triliun rupiah, atau naik 537,4 triliun rupiah dari sebelumnya 3.825,79 triliun rupiah di Agustus 2017.

Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan, Askolani, menambahkan pembayaran bunga utang hingga Agustus dalam APBN 2018 meningkat cukup signifikan jika dibandingkan tahun sebelumnya.

Kenaikan itu disebabkan dampak penaikan suku bunga The Fed. “Dan nilai tukar rupiah juga. Ini menyebabkan pelunasan kewajiban bunga utang di 2018 meningkat. Bunga utang naik 15,1 persen (year-on-year/yoy),” kata Askolani.

Hingga akhir pekan lalu, nilai tukar rupiah sepanjang tahun ini terdepresiasi lebih dari sembilan persen. Sedangkan rata-rata kurs rupiah tahun ini, berdasarkan kurs tengah BI, mencapai 14.022 rupiah per dollar AS, atau 622 rupiah di atas asumsi APBN 2018 yang sebesar 13.400 rupiah per dollar AS.

Sampai 31 Agustus 2018, pembayaran bunga utang pemerintah mencapai 162,3 triliun rupiah, atau lebih tinggi dari 31 Agustus 2017 yang sebesar 140,9 triliun rupiah. Dalam target APBN 2018, pembayaran bunga utang dianggarkan mencapai 238,6 triliun rupiah.

Menanggapi melambungnya utang negara, ekonom senior Faisal Basri sebelumnya mengungkapkan kenaikan utang ini tidak hanya disebabkan oleh pembangunan infrastruktur secara besar-besaran di Indonesia.

Menurut dia, utang Indonesia yang terus meningkat konsentrasi utamanya justru untuk belanja barang, pembiayaan bunga utang, dan gaji pegawai. “Ada untuk infrastruktur, tapi sedikit sekali,” kata Faisal, belum lama ini.

Dia memaparkan pembangunan infrastruktur yang termasuk ke dalam belanja modal, pada 2014 pengeluaran pemerintah pusat adalah sebesar 12,2 persen dan pada tahun ini hanya mencapai 13,2 persen.

Sedangkan belanja material naik dari 14,7 persen ke 19,9 persen. Lalu, belanja bayar bunga utang naik dari 11,1 persen ke 17,1 persen dan belanja gaji pegawai naik dari 20,3 persen menjadi 23 persen.

“Jadi porsi belanja modal paling kecil, sedangkan porsi belanja pemerintah nasional untuk bayar bunga utang paling besar,” jelas Faisal. Dengan kata lain, dia mengatakan pemerintah melakukan utang untuk membayar utangnya.

Efisiensi Anggaran

Menurut Chandra, beban utang negara bisa tidak akan naik apabila rupiah menguat. “Karena pelemahan rupiah, pemerintah harus membayar dengan nilai dollar AS yang sama, tapi harus menyediakan rupiah yang lebih banyak, “ jelas dia.

Sebenarnya, kata Chandra, pemerintah masih bisa menghemat belanja dengan melakukan efisiensi anggaran. Namun, ini urung dilakukan meskipun pemerintah sudah mengklaim melakukan efisiensi.

Dihubungi terpisah, pengamat ekonomi dari Universitas Airlangga, Suroso Imam Zadjuli, mengatakan beban utang akan tetap meningkat selama pemerintah hanya mengandalkan utang sebagai bahan penambal defisit APBN.


“Semua negara pasti punya utang, namun jangan sampai kita selalu mengandalkan utang untuk menutupi kebutuhan kita,” tutur dia. Menurut Suroso, selama pemerintah gampang berutang selama itu juga beban keuangan negara semakin berat, apalagi jika kurs dollar terus menguat.

“Kalau anggaran kurang, tentu pemerintah menutupinya dengan utang yang baru. Ini sama dengan menjerumuskan anak cucu dan pemerintahan berikut ke dalam jebakan utang,” tukas dia.


http://www.koran-jakarta.com/utang-i...k-bayar-bunga/



terimakasih jokowi luar biasa prestasinya emoticon-Malu


nona212
nona212 memberi reputasi
2
837
13
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan