Bismillah.

Dalam rangka meramaikan COC Forum Cooking. Masih dengan semangat UKM jadi gue review makanan dari resto yang masuk kategori ini. Anyway, ini adalah thread pengganti thread sebelumnya yang direject karena mereview kopi (saja). Kopi bukan makanan sepertinya. Baiklah kalau begitu.

Well, yang mau ikutan COC ini silakan ke TKPuntuk more info.

Bubur ayam atau ada yang menyingkatnya dengan buryam (gapapalah ketimbang disingkat bubay), adalah salah satu makanan kesukaan gue. Bisa dimakan kala sehat atau saat sakit. Bahkan saat nyokap sakit, gue hampir tiap hari beli bubur ayam tiap pagi atau malam. Paling gue seling bubur kacang ijo aja supaya beliau gak bosen.

Berbicara mengenai bubur ayam, gue adalah type makan bubur ayam yang TIDAK mengaduk bubur. Baik aduk sekali atau diaduk-aduk sampai gak berbentuk bubur ayam. Gue menikmatinya bagian per-bagian. Kerupuknya lah, empingnya lah, ayamnya, satenya. Sampe terakhir ya bubur nasinya. Tolong jangan didebat. Selera orang kan beda-beda. Dan satu syarat bubur ayam yang gue makan sendiri bukan untuk orang lain: GAK PAKE KECAP MANIS! Gak bisa ditawar. Kalau kelupaan pake kecap manis antara gue kasih orang atau gue ganti. Jadi, bubur ayam selera gue adalah: asin, pedas karena sambal dan lada. Lord, gue laper nih jadinya.

Sebagai penyuka bubur ayam, ada beberapa bubur ayam yang enak. Yang tinggal di pinggiran Ciledug kek gue mungkin tau yang namanya Bubur Panji. Tempatnya biasa, sederhana. Di pinggir jalan gak jauh dari Pasar Lembang - Ciledug. Tapi ada yang khas dari bubur ayam ini: 2 jam abis! That's true.

Bubur Ayam Panji beralamat lengkap di Jl. Raden Patah Blok Lembang II No. 75, Sudimara Barat, Ciledug. Dari maps di atas tau lah yah kira-kira di mana. Ada beberapa hal yang gue suka dengan Bubur Ayam Panji:

1. Tempatnya di pinggir jalan. Biker kek gue bisa parkir di bahu jalan.
   
2. Rasanya enak. Ini mutlak! Pas di lidah gue. Kerupuknya pake emping. Bukan kerupuk nasi uduk hehe.
   
3. Porsi kuproy (kuli proyek). Yang gak laper-laper amat saran gue sih mesennya setengah aja. Dibedakan mangkoknya sedikit lebih kecil dari yang 1 porsi. Overload pokoknya. Kita berdiri di atas bubur bisa ngeliat Pulau Bali lengkap dengan bule bikini yang lagi berjemur di pantai.
   
4. Bisa nambah kuah kari (curry) sebanyak mungkin. Masih inget gaya makan gue yang gak gue aduk? Walhasil kadang gue kehabisan kuah. Tinggal nuang aja. Di meja ada botol (bekas sirup merk yang iklannya wira-wiri kalau bulan puasa) isi kuah kari.
   
5. Harga reasonable. 1 porsi 12 ribu. 1/2 porsi 10 ribu. Teh tawar gratis. Mineral Cup merk Aqua seribu. Sate 2 ribuan.
   
6. Satenya macem-macem. Tiap kita makan di meja, tiap rombongan akan disajikan semangkok isi 10 tusuk sate. Ada telur puyuh, usus, kerang, ati ampela, sama apa lagi gue gak tau namanya. Telur ikan atau apa gitu.
   
   Abis makan gak perlu report abis berapa sate. Abangnya akan ke meja kita melihat sate yang tersisa. Kalau ludes ya berati 10 sate abis kita pindakan ke perut
   
7. Ada menu lain yang lagi gak mau makan bubur ayam, yakni ketoprak. Yang mau es kelapa atau kelapa muda juga ada kok.

Yang mau ke sini jangan sampe keabisan. Buka pagi (kalau gak salah) jam 6 dan jam 8 bisa udah abis. Sore? Dateng jam 4-an. Kadang belum buka sih. Jam 4.30 sore lah. Abisnya? Maghrib atau jam 6 an sore juga udah beres. Padahal jarang (bahkan gue belum pernah lihat) ada gofood/grabfood order. Jadi abis karena pembeli organic aja.

Jadi itu paling kekurangannya menurut gue: jam bukanya kurang panjang, misal masakannya dibanyakin. Tapi kadang orang dagang emang punya rumus tersendiri. Pertimbangannya kadang gak lazim kek kita. Yang lain paling tempatnya kurang luas. Jadi kadang kita terpaksa harus semeja dengan pembeli lain. Gak masalah sih. Cuma gimana gitu

Mungkin sekian heula. Masih ada COC yang belum bikin threadnya.