Kaskus

Story

purpleplanetAvatar border
TS
purpleplanet
Dilema (saya,DIA,papa dan Tuhan?)
Hallo semua ..

Bole ya saya "curcol" sedikit disini...
Saya cewek usia 22th,saya masih kuliah dan TA ini going graduate sih.saya lahir di Tokyo,tapi kemudian move ke Jakarta when i was 3.Papa saya mixed Japan-Indo dan mama saya asli Indo.papa dan mama saya beda keyakinan,saya ikut agama papa yaitu katolik sedangkan dua adik saya ikut mama saya sebagai muslim.dan saya gak ada masalah dengan perbedaan keyakinan kami.
_
Jadi gini,beberapa waktu lalu saya kenal dengan seseorang,warga negara Malaysia,mixed Melayu-India gitu..dan dia seorang muslim taat.
Awal kenal,kesan saya sangat baik dengan dia ..dia pintar,curious,kind dan manis ...jujur,ini kali pertama saya jatuh cinta kepada seseorang dalam waktu singkat.saya pernah patah hati hebat sebelum nya,dan satu-satu nya yang bisa membuat saya fight back dengan luka saya adalah dia.
Kamudian kami sepakat untuk berpacaran.jarak Jakarta-Penang bukan masalah bagi kami untuk tetap saling menjaga hati.
Saya,bukan hanya menaruh hati pada nya,tapi juga sangat kagum dengan pengetahuannya,terlebih tentang agama..karena,saya sempat dilema dengan keyakinan orang tua saya yang berbeda.DIA,dengan sabar menjelaskan kepada saya tentang arti "mencintai" dalam agama nya seperti apa.DIA bilang,mencintai adalah menjaga,itu kenapa saya sangat takut kehilangan DIA ..
Kami membangun banyak rencana masa depan.saya yakin bahwa DIA adalah pilihan terbaik hati saya.. Saya pernah berjanji pada diri saya sendiri untuk convert keyakinan saya jika memang hati saya yang inginkan.saya juga tidak mau menikah dengan seseorang yang berbeda keyakinan tanpa solusi yang tepat.analogi nya sederhana,bagaimana mungkin kita bisa menjalankan sebuah kapal dengan dua nahkoda,walaupun orangtua saya bisa dan terlihat baik tapi saya juga tidak tau isi hati mereka.
Well,saya memantapkan hati belajar agama islam tanpa sepengetahuan siapa-siapa,kecuali DIA..DIA yang selalu mensupport saya,meyakinkan saya dan memberikan penjelasan dari semua pertanyaan-pertanyaan saja.tidur menjelang pagi sudah biasa bagi kami karena discuss panjang tentang banyak hal.saya cocok dengan DIA,saya bisa mengimbangi DIA begitupun sebaliknya.
_
Suatu hari,DIA pernah bercerita kepada saya tentang gadis melayu berhijab yang DIA sukai,dulu.. Jauh sebelum ada saya di hidup nya..
Saya cemburu,ada perasaan tidak nyaman mendengarnya.bahkan,saya sempat stalking account sosmed nya.wajar kan? Saya mau tau tentang orang-orang yang pernah ada dihati nya.
Tapi kemudian,saya menjadi cemburu setiap hari dan teringat selalu dengan Gadis hijab tersebut.saya takut kehilangan DIA karena jarak dan waktu kami yang jauh,berbeda dengan gadis hijab tersebut yang punya banyak kesempatan seandainya ingin bertemu dengan DIA.
Saya merasa tidak percaya diri sejak saat itu.saya merasa bahwa pandangan DIA terhadap saya dan mereka yang berhijab adalah berbeda (meskipun dia bilang,tidak membedakan dari penampilan).
Saya tau bahwa DIA telah memilih saya,dan saya juga tau bahwa satu saat bisa saja DIA pergi karena pada hakikatnya hati manusia mudah berubah.
Saya mencoba stay positif,saya percaya dia..saya juga mencoba terus belajar agama DIA,untuk tau apa yang harus saya lakukan untuk bisa selamanya bersama DIA.
_
Kemudian,Papa saya mulai bertanya saat saya bolos ke gereja.saya bilang,"i'm ok,lagi gak enak badan DLL" tapi point nya bukan itu,saya hanya sedang mencoba mencari sebab kegalauan hati saya.saya,tidak akan pernah mau meninggalkan Tuhan hanya karena cinta,tapi saya ingin Cinta lah yang membawa saya mengenal Tuhan (dalam agama manapun),saya sangat adaptive..
Satu pagi,saya tidak bisa menolak saat papa mengajak saya melakukan Misa..saya datang ke Gereja,saya berdoa "Tuhan,berikan yang saya yang terbaik,apapapun dan siapapun".
Hari itu saya bertemu orangtua baptis saya, i called him " papi G".
Kemudian papi G menghampiri saya,memegang tangan saya dan berkata "kamu sedang ada masalah apa?" meski saya tidak pernah cerita apa-apa kepada siapapun.saya rasa,naluri seorang "ayah baptis" yang bicara.
"I'm ok" itu saja yang saya katakan,mencoba tersenyum tapi tetap tidak bisa dibohongi bahwa saya sedang dilema.
Papi G membawa saya kedepan Altar,sambil tersenyum "nanti papi berdiri disini menyaksikan kamu menikah".
Airmata saya jatuh tanpa bisa ditahan,entahlah apa yang papi G katakan seperti sebuah kuncian bahwa saya akan tetap menjadi katolik sampai kapanpun.maaf,sekali lagi bagi saya agama bukanlah suatu warisan,tidak mencari mana yang benar mana yang salah,tapi saya mencari yang nyaman.bukan tidak nyaman di Katolik,tapi saya sedang mencari jawaban kenapa saya seringkali resah dan ingin banyak bertanya saat mendengar firman-firman Tuhan di dalam Al-quran? Itu saja.
Baik,saya hanya mencoba menata perasaan saya.saya tau,langkah kaki saya masih luas untuk mencari kebenaran.saya menyanyangi papa dan juga papi G.tapi saya juga menyayangi DIA,dan tidak ingin kehilangannya.
Saya butuh waktu,untuk mencoba memahami kembali perasaan aja.
_
Saya Dilema,saya seperti berada pada persimpangan jalan...
Jika saya memilih DIA,saya akan mengoyak hati papa dan papi G..saya yakin,meski mereka bisa saja melepas saya tapi saya tahu bahwa mereka pasti akan terluka..
Jika saya memilih untuk melepas DIA,saya yang akan terluka .. Berpisah itu tidak mudah,melupakan itu tidak sebentar.saya harus membali merangkai hati yang pernah hancur,yang telah DIA perbaiki dan kemudian saya hancurkan lagi?.saya takut kehilangan DIA,tapi saya juga takut kehilangan cinta dari papa,papi G dan mereka yang juga menyayangi saya.
_
I'm really really confused..
About holding on or letting go ..

Thanks ya agan semua yang udah mau luangin waktu baca tulisan ini,tinggalkan komentar positif untuk saya 😊
0
1.7K
33
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan