- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Mengapa jomblo Cina (TIONGKOK) harus beli istri dari Indonesia?
TS
naniharyono2018
Mengapa jomblo Cina (TIONGKOK) harus beli istri dari Indonesia?
Mengapa jomblo Cina harus beli istri dari Indonesia?
20 September 2018

Ilustrasi
Kabar penjualan 16 perempuan untuk dijadikan istri di Cina sangat memprihatinkan. Beberapa diantara mereka ada yang mengalami kekerasan seksual, tidak dinafkahi bahkan hingga mengalami luka.
Menurut penuturan keluarga, ada pula yang mencoba bunuh diri karena tidak tahan menahan perih. Mereka kebanyakan masih di bawah umur. Para perempuan ini mengalami penyiksaan dan harus sembunyi-sembunyi bahkan untuk melakukan komunikasi dengan keluarga di Indonesia.
Muannas Alaidid, anggota jaringan advokasi rakyat Partai Solidaritas Indonesia (Jangkar Solidaritas) menambahkan, 16 perempuan Indonesia yang dijual ke Cina berasal dari Purwakarta, Subang, Bandung, Tangerang, Jakarta dan Tegal. Sesampainya di Cina, para perempuan yang sebelumnya dijanjikan pekerjaan itu malah dinikahkan paksa menggunakan surat izin orangtua yang dipalsukan.
Mereka diperjualbelikan oleh calo dengan harga Rp.400 juta per orang. Setelah dinikahkan secara paksa,para perempuan Indonesia ini tidak pernah dinafkahi. Mereka justru menjadi korban kekerasan seksual yang tak kunjung henti.
Mengapa jomblo Cina harus mengimpor istri
Ada sejumlah fakta yang dapat diketengahkan untuk menjawab tanyaan di atas. Cina memiliki latar sosial-budaya yang unik, di antaranya:
1. Jumlah pria lebih banyak.
Ketidakseimbangan gender di China mendatangkan persoalan tersendiri bagi negara tersebut. Saat ini, jumlah penduduk laki-laki di sana lebih banyak dibandingkan jumlah penduduk perempuan dengan perbandingan 11:10.
Penelitian dari Asosiasi Penduduk Cina menyebut masalah ini bisa berkembang menjadi lebih buruk dalam 30 tahun ke depan. Oleh karena itu, Cina membuat upaya agar masalah ini bisa terselesaikan, salah satunya adalah dengan cara menghapus kebijakan satu anak.
Kebijakan yang dikeluarkan pada 1979 silam tersebut kini sudah tidak diberlakukan. Pasangan suami-istri di Cina bisa memiliki dua anak tanpa syarat. Kendati demikian, kebijakan baru ini juga dikhawatirkan akan menimbulkan perbedaan rasio antara laki-laki dan perempuan.
Saat kebijakan satu anak diberlakukan, orang tua cenderung memilih anak laki-laki. Tak segan pasangan suami-istri melakukan aborsi kala mengetahui janin berkelamin perempuan.
2. Mas kimpoi selangit.
Ketidakseimbangan gender tersebut mengundang masalah sosial baru, yakni membengkaknya biaya mas kimpoi yang harus diberikan oleh pria hanya untuk bisa mendapatkan satu wanita.
Karena jumlah pria yang lebih banyak, perempuan lebih mudah untuk memilih pria dari keluarga mapan. Akibatnya, jomblo-jomblo kelas bawah hanya bisa merana. Menjadi hal umum laki-laki dengan ekonomi lemah menjomblo sampai tua karena kesulitan menemukan wanita yang sudi menjadi istri.
3. Kalah bersaing dengan bule
Sama seperti di Indonesia, banyak perempuan Cina juga menyukai pria berkulit putih. Seiring pertumbuhan ekonomi Cina, banyak ekspatriat yang datang ke sana untuk berbisnis. Mereka adalah pria-pria yang lebih mapan secara ekonomi dari kebanyakan warga lokal. Tak heran, jomblo-jomblo Cina dibuat semakin galau.
Tak hanya impor istri dari Indonesia, Pada Mei 2016 lalu, Asia Nikkei melaporkan seorang gadis asal Vietnam diculik untuk menjadi pengantin pria Cina. Hal serupa juga terjadi pada November 2016, dua wanita Cina ditangkap lantaran berusaha menyelundupkan empat wanita asal Vietnam.
Kemiripan budaya antara kedua negara menyebabkan banyaknya perdagangan manusia terjadi antara Cina dan Vietnam. Membeli istri dianggap lebih murah, selain para target yang dijual juga masih berusia muda.
http://www.rimanews.com/ideas/societ...ri-Indonesia-/
Ini nama 16 perempuan Indonesia yang dijual ke Cina
20 September 2018
Partai Solidaritas Indonesia dalam video nya menampilkan nama-nama korban perempuan yang dijual ke Cina. Jaringan Advokasi Rakyat Partai Solidaritas Indonesia (Jangkar Solidaritas) mendampingi keluarga dan mengupayakan pemulangan para korban. Sementara ini, PSI telah mendapatkan beberapa nama dari 16 orang yang dijual ke Cina tersebut.
Berikut ini rilis inisial keenambelas Perempuan Indonesia yang dijual ke Cina:
1.Y,asal Purwakarta, usia 28 tahun
2.VN,asal Purwakarta, usia 20 tahun
3.CEP,asal Purwakarta, usia 23 tahun
4.DF,asal Purwakarta, usia 29 tahun
5.EH,asal Bandung, usia 21 tahun
6.MR,asal Purwakarta, usia 16 tahun
7.IR, asal Bandung, status dan usia belum diketahui
8.TA, asal Tanggerang, status dan usia belum diketahui
9.Y, asal Purwakarta, status dan usia belum diketahui
10.LL, asal Sukabumi, usia 26 tahun
11.T, asal Jakarta, asal dan usia belum diketahui
12.M, asal Subang, identitas belum diketahui
13.R, asal Tegal, identitas belum diketahui
14.FS, asal Tanggerang, belum diketahui
15.T, belum diketahui
16.Nama dan identitas masih dalam pencarian.
Sebelumnya, Partai Solidaritas Indonesia (PSI) menyebutkan bahwa 16 perempuan korban perdagangan orang ke Cina dalam kondisi yang memprihatinkan. Beberapa diantara mereka ada yang mengalami kekerasan seksual, tidak dinafkahi bahkan hingga mengalami luka di kepala.
"Sekarang kondisinya memprihatinkan, mereka disekap diberi makan lewat jendela, ada foto menunjukan luka. Waktu ngobrol di atas ada foto luka di kepala, ada juga keponakan ibu Yuni yang baru operasi sesar 4 bulan, sekarang dipaksa menikah berhubungan seks," kata Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Grace Natalie di Kantor DPP PSI, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Rabu (19/09/2018).
http://www.rimanews.com/ideas/read/2...ijual-ke-Cina/
Kondisi 16 perempuan yang dijual ke Cina memprihatinkan
September 20, 2018
Partai Solidaritas Indonesia (PSI) menyebutkan bahwa 16 perempuan korban perdagangan orang ke Cina dalam kondisi yang memprihatinkan. Beberapa diantara mereka ada yang mengalami kekerasan seksual, tidak dinafkahi bahkan hingga mengalami luka di kepala.
"Sekarang kondisinya memprihatinkan, mereka disekap diberi makan lewat jendela, ada foto menunjukan luka. Waktu ngobrol di atas ada foto luka di kepala, ada juga keponakan ibu Yuni yang baru operasi sesar 4 bulan, sekarang dipaksa menikah berhubungan seks," kata Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Grace Natalie di Kantor DPP PSI, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Rabu (19/09/2018).
Kabarnya, kondisi mereka sangat memprihatinkan dan masih disekap hingga saat ini.
"Jadi kondisi memprihatinkan dan mereka terjebak di negara jauh, nggak bisa pulang," lanjut Grace.
Para perempuan Indonesia ini dijual dan dikimpoi paksa di Cina. Mereka kebanyakan masih di bawah umur. Para perempuan ini mengalami penyiksaan dan harus sembunyi-sembunyi bahkan untuk melakuka
"Mereka punya handphone, ketika mereka masuk ke rumah, mereka berhasil menyembunyikan itu (hp) yang bisa buat komunikasi dengan keluarganya. Mereka hanya memanfaatkan Wifi di mana tempat mereka disekap. Jadi setelah komunikasi mereka matikan supaya hemat," paparnya.
Muannas Alaidid, anggota jaringan advokasi rakyat Partai Solidaritas Indonesia (Jangkar Solidaritas) menambahkan, 16 perempuan Indonesia yang dijual ke Cina berasal dari Purwakarta, Subang, Bandung, Tangerang, dan Tegal. Sesampainya di Cina, para peerempuan yang sebelumnya dijanjikan pekerjaan itu malah dinikahkan paksa menggunakan surat izin orangtua yang dipalsukan.
"Ternyata korban malah dinikahkan dengan pria setempat, dengan surat izin orangtua yang dipalsukan. Pengakuan korban, mereka diperjualbelikan oleh calo dengan harga rp.400 juta per orang," kata Muannas.
Setelah dinikahkan secara paksa,para perempuan Indonesia ini tidak pernah dinafkahi. Mereka justru menjadi korban kekerasan seksual yang tak kunjung henti.
"Sedihnya, ketika dinikahkan, para korban tidak pernah dinafkahi. Korban juga mengalami kekerasan seksual secara terus-menerus," lanjut dia.
PSI akan menindaklanjuti kasus ini ke kementerian luar negeri dan Polri. PSI berharap, para korban tersebut dapat segera pulang ke tanah air.
"Kita mau buat surat mohon bantuan kepada pemerintah ada kementerian luar negeri, kapolri deputi pwni, dan pihak terkait untuk pemulangan ini untuk segera memulangkan 16 korban yang masih di RRC. Kita hari ini sampaikan," ujar Muannas.
http://www.rimanews.com/news/politic...memprihatinkan
-----------------------------------------
Kasihan nasib wanita-wanita asal Indonesia itu. Kalau toh akhirnya jadi isteri orang sana, apa besok mereka bisa merasa puas secara bathiniah? Sebab sebuah survei di China tahn 2012 lalu menunjukkan bahwa 40% wanita China tidak puas dengan kehidupan sex prianya. Dan survei lainnya mengungkapkan bahwa, sekitar 70% orang China selalu tidak puas dengan kehidupan sex mereka. Entah apa sebabnya. tapi sebuah survei lainnya terhadap 3.000 laki-laki menunjukkan, pria China termasuk 5 Negara yang prianya punya penis kecil.
Tapi terlepas semua hal diatas, yang salah itu tetap saja Pemerintah karena mereka tidak mampu menyediakan pekerjaan yang layak untuk warga negaranya sendiri. Padahal menyediakan pekerjaan yang layak untuk warga negara itu termasuk salah satu amanah yang diberikan oleh UUD 1945. Kenyataannya, jangankan mencarikan lapangan kerja yang memadai, eeehhhh ... malahan ... sekarang ini lapangan pekerjaan yang sudah sedikit dan sempit itu, masih pula diberikan dan diperioritaskan kepada pekerja asing, terutama pekerja asal negeri China atau Tiongkok untuk beberapa pekerjaan proyek yang kebetulan dibiayai oleh modal dari negeri Tirai Bambu itu.

20 September 2018

Ilustrasi
Kabar penjualan 16 perempuan untuk dijadikan istri di Cina sangat memprihatinkan. Beberapa diantara mereka ada yang mengalami kekerasan seksual, tidak dinafkahi bahkan hingga mengalami luka.
Menurut penuturan keluarga, ada pula yang mencoba bunuh diri karena tidak tahan menahan perih. Mereka kebanyakan masih di bawah umur. Para perempuan ini mengalami penyiksaan dan harus sembunyi-sembunyi bahkan untuk melakukan komunikasi dengan keluarga di Indonesia.
Muannas Alaidid, anggota jaringan advokasi rakyat Partai Solidaritas Indonesia (Jangkar Solidaritas) menambahkan, 16 perempuan Indonesia yang dijual ke Cina berasal dari Purwakarta, Subang, Bandung, Tangerang, Jakarta dan Tegal. Sesampainya di Cina, para perempuan yang sebelumnya dijanjikan pekerjaan itu malah dinikahkan paksa menggunakan surat izin orangtua yang dipalsukan.
Mereka diperjualbelikan oleh calo dengan harga Rp.400 juta per orang. Setelah dinikahkan secara paksa,para perempuan Indonesia ini tidak pernah dinafkahi. Mereka justru menjadi korban kekerasan seksual yang tak kunjung henti.
Mengapa jomblo Cina harus mengimpor istri
Ada sejumlah fakta yang dapat diketengahkan untuk menjawab tanyaan di atas. Cina memiliki latar sosial-budaya yang unik, di antaranya:
1. Jumlah pria lebih banyak.
Ketidakseimbangan gender di China mendatangkan persoalan tersendiri bagi negara tersebut. Saat ini, jumlah penduduk laki-laki di sana lebih banyak dibandingkan jumlah penduduk perempuan dengan perbandingan 11:10.
Penelitian dari Asosiasi Penduduk Cina menyebut masalah ini bisa berkembang menjadi lebih buruk dalam 30 tahun ke depan. Oleh karena itu, Cina membuat upaya agar masalah ini bisa terselesaikan, salah satunya adalah dengan cara menghapus kebijakan satu anak.
Kebijakan yang dikeluarkan pada 1979 silam tersebut kini sudah tidak diberlakukan. Pasangan suami-istri di Cina bisa memiliki dua anak tanpa syarat. Kendati demikian, kebijakan baru ini juga dikhawatirkan akan menimbulkan perbedaan rasio antara laki-laki dan perempuan.
Saat kebijakan satu anak diberlakukan, orang tua cenderung memilih anak laki-laki. Tak segan pasangan suami-istri melakukan aborsi kala mengetahui janin berkelamin perempuan.
2. Mas kimpoi selangit.
Ketidakseimbangan gender tersebut mengundang masalah sosial baru, yakni membengkaknya biaya mas kimpoi yang harus diberikan oleh pria hanya untuk bisa mendapatkan satu wanita.
Karena jumlah pria yang lebih banyak, perempuan lebih mudah untuk memilih pria dari keluarga mapan. Akibatnya, jomblo-jomblo kelas bawah hanya bisa merana. Menjadi hal umum laki-laki dengan ekonomi lemah menjomblo sampai tua karena kesulitan menemukan wanita yang sudi menjadi istri.
3. Kalah bersaing dengan bule
Sama seperti di Indonesia, banyak perempuan Cina juga menyukai pria berkulit putih. Seiring pertumbuhan ekonomi Cina, banyak ekspatriat yang datang ke sana untuk berbisnis. Mereka adalah pria-pria yang lebih mapan secara ekonomi dari kebanyakan warga lokal. Tak heran, jomblo-jomblo Cina dibuat semakin galau.
Tak hanya impor istri dari Indonesia, Pada Mei 2016 lalu, Asia Nikkei melaporkan seorang gadis asal Vietnam diculik untuk menjadi pengantin pria Cina. Hal serupa juga terjadi pada November 2016, dua wanita Cina ditangkap lantaran berusaha menyelundupkan empat wanita asal Vietnam.
Kemiripan budaya antara kedua negara menyebabkan banyaknya perdagangan manusia terjadi antara Cina dan Vietnam. Membeli istri dianggap lebih murah, selain para target yang dijual juga masih berusia muda.
http://www.rimanews.com/ideas/societ...ri-Indonesia-/
Ini nama 16 perempuan Indonesia yang dijual ke Cina
20 September 2018
Partai Solidaritas Indonesia dalam video nya menampilkan nama-nama korban perempuan yang dijual ke Cina. Jaringan Advokasi Rakyat Partai Solidaritas Indonesia (Jangkar Solidaritas) mendampingi keluarga dan mengupayakan pemulangan para korban. Sementara ini, PSI telah mendapatkan beberapa nama dari 16 orang yang dijual ke Cina tersebut.
Berikut ini rilis inisial keenambelas Perempuan Indonesia yang dijual ke Cina:
1.Y,asal Purwakarta, usia 28 tahun
2.VN,asal Purwakarta, usia 20 tahun
3.CEP,asal Purwakarta, usia 23 tahun
4.DF,asal Purwakarta, usia 29 tahun
5.EH,asal Bandung, usia 21 tahun
6.MR,asal Purwakarta, usia 16 tahun
7.IR, asal Bandung, status dan usia belum diketahui
8.TA, asal Tanggerang, status dan usia belum diketahui
9.Y, asal Purwakarta, status dan usia belum diketahui
10.LL, asal Sukabumi, usia 26 tahun
11.T, asal Jakarta, asal dan usia belum diketahui
12.M, asal Subang, identitas belum diketahui
13.R, asal Tegal, identitas belum diketahui
14.FS, asal Tanggerang, belum diketahui
15.T, belum diketahui
16.Nama dan identitas masih dalam pencarian.
Sebelumnya, Partai Solidaritas Indonesia (PSI) menyebutkan bahwa 16 perempuan korban perdagangan orang ke Cina dalam kondisi yang memprihatinkan. Beberapa diantara mereka ada yang mengalami kekerasan seksual, tidak dinafkahi bahkan hingga mengalami luka di kepala.
"Sekarang kondisinya memprihatinkan, mereka disekap diberi makan lewat jendela, ada foto menunjukan luka. Waktu ngobrol di atas ada foto luka di kepala, ada juga keponakan ibu Yuni yang baru operasi sesar 4 bulan, sekarang dipaksa menikah berhubungan seks," kata Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Grace Natalie di Kantor DPP PSI, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Rabu (19/09/2018).
http://www.rimanews.com/ideas/read/2...ijual-ke-Cina/
Kondisi 16 perempuan yang dijual ke Cina memprihatinkan
September 20, 2018
Partai Solidaritas Indonesia (PSI) menyebutkan bahwa 16 perempuan korban perdagangan orang ke Cina dalam kondisi yang memprihatinkan. Beberapa diantara mereka ada yang mengalami kekerasan seksual, tidak dinafkahi bahkan hingga mengalami luka di kepala.
"Sekarang kondisinya memprihatinkan, mereka disekap diberi makan lewat jendela, ada foto menunjukan luka. Waktu ngobrol di atas ada foto luka di kepala, ada juga keponakan ibu Yuni yang baru operasi sesar 4 bulan, sekarang dipaksa menikah berhubungan seks," kata Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Grace Natalie di Kantor DPP PSI, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Rabu (19/09/2018).
Kabarnya, kondisi mereka sangat memprihatinkan dan masih disekap hingga saat ini.
"Jadi kondisi memprihatinkan dan mereka terjebak di negara jauh, nggak bisa pulang," lanjut Grace.
Para perempuan Indonesia ini dijual dan dikimpoi paksa di Cina. Mereka kebanyakan masih di bawah umur. Para perempuan ini mengalami penyiksaan dan harus sembunyi-sembunyi bahkan untuk melakuka
"Mereka punya handphone, ketika mereka masuk ke rumah, mereka berhasil menyembunyikan itu (hp) yang bisa buat komunikasi dengan keluarganya. Mereka hanya memanfaatkan Wifi di mana tempat mereka disekap. Jadi setelah komunikasi mereka matikan supaya hemat," paparnya.
Muannas Alaidid, anggota jaringan advokasi rakyat Partai Solidaritas Indonesia (Jangkar Solidaritas) menambahkan, 16 perempuan Indonesia yang dijual ke Cina berasal dari Purwakarta, Subang, Bandung, Tangerang, dan Tegal. Sesampainya di Cina, para peerempuan yang sebelumnya dijanjikan pekerjaan itu malah dinikahkan paksa menggunakan surat izin orangtua yang dipalsukan.
"Ternyata korban malah dinikahkan dengan pria setempat, dengan surat izin orangtua yang dipalsukan. Pengakuan korban, mereka diperjualbelikan oleh calo dengan harga rp.400 juta per orang," kata Muannas.
Setelah dinikahkan secara paksa,para perempuan Indonesia ini tidak pernah dinafkahi. Mereka justru menjadi korban kekerasan seksual yang tak kunjung henti.
"Sedihnya, ketika dinikahkan, para korban tidak pernah dinafkahi. Korban juga mengalami kekerasan seksual secara terus-menerus," lanjut dia.
PSI akan menindaklanjuti kasus ini ke kementerian luar negeri dan Polri. PSI berharap, para korban tersebut dapat segera pulang ke tanah air.
"Kita mau buat surat mohon bantuan kepada pemerintah ada kementerian luar negeri, kapolri deputi pwni, dan pihak terkait untuk pemulangan ini untuk segera memulangkan 16 korban yang masih di RRC. Kita hari ini sampaikan," ujar Muannas.
http://www.rimanews.com/news/politic...memprihatinkan
-----------------------------------------
Kasihan nasib wanita-wanita asal Indonesia itu. Kalau toh akhirnya jadi isteri orang sana, apa besok mereka bisa merasa puas secara bathiniah? Sebab sebuah survei di China tahn 2012 lalu menunjukkan bahwa 40% wanita China tidak puas dengan kehidupan sex prianya. Dan survei lainnya mengungkapkan bahwa, sekitar 70% orang China selalu tidak puas dengan kehidupan sex mereka. Entah apa sebabnya. tapi sebuah survei lainnya terhadap 3.000 laki-laki menunjukkan, pria China termasuk 5 Negara yang prianya punya penis kecil.
Tapi terlepas semua hal diatas, yang salah itu tetap saja Pemerintah karena mereka tidak mampu menyediakan pekerjaan yang layak untuk warga negaranya sendiri. Padahal menyediakan pekerjaan yang layak untuk warga negara itu termasuk salah satu amanah yang diberikan oleh UUD 1945. Kenyataannya, jangankan mencarikan lapangan kerja yang memadai, eeehhhh ... malahan ... sekarang ini lapangan pekerjaan yang sudah sedikit dan sempit itu, masih pula diberikan dan diperioritaskan kepada pekerja asing, terutama pekerja asal negeri China atau Tiongkok untuk beberapa pekerjaan proyek yang kebetulan dibiayai oleh modal dari negeri Tirai Bambu itu.

Diubah oleh naniharyono2018 20-09-2018 21:46
tien212700 memberi reputasi
-3
6.1K
32
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan