Quote:
Jakarta, CNN Indonesia -- Delapan personel Kepolisian Resor Kota (Polresta) Bengkulu terluka ketika mengamankan aksi unjuk rasa mahasiswa di depan kantor DPRD Provinsi Bengkulu pada Selasa (18/9). Demo digelar sebagai kritik terhadap pemerintahan Joko Widodo.
Kepala Polresta Bengkulu Ajun Komisaris Besar Prianggodo Heru mengatakan dua personelnya bahkan harus dilarikan ke Rumah Sakit Bhayangkara.
"Ada dua orang personel yang dibawa ke rumah sakit. Terluka karena lemparan batu dan kayu," kata dia seperti dilansir dari Antara, Rabu (19/9).
Selain korban luka, lanjut Heru, terdapat pula sejumlah kerugian materil akibat kericuhan tersebut, seperti mobil di parkiran DPRD Provinsi Bengkulu .
"Ada yang kena lemparan batu," katanya lagi.
Korban juga jatuh dari pihak mahasiswa. Heru mengatakan salah seorang mahasiswa mendapatkan luka yang cukup besar di bagian kakinya, dan pengunjuk rasa lainnya mengalami iritasi pada mata akibat gas air mata.
Ketua Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Bengkulu Yudha saat berorasi di depan kantor DPRD Provinsi Bengkulu menyampaikan bahwa aksi mereka ini menjadi cara untuk mengkritisi kinerja pemerintah pusat terkait persoalan sektor ekonomi.
Dalam aksi itu para pedemo menuntut stabilisasi nilai tukar rupiah, peningkatan ekspor dan sebaliknya mengurangi impor. Selain itu, mereka juga menuntut perbaikan harga jual komoditas pertanian serta optimalisasi peran lembaga pemerintahan.
"Kami minta anggota dewan Provinsi Bengkulu berpihak pada kepentingan rakyat," ujarnya.
Aksi demo itu berujung kericuhan. Heru menyebutkan massa mencoba memaksa masuk ke kantor DPRD Provinsi Bengkulu sementara para legislator masih menggelar rapat.
"Sejak awal mahasiswa sudah ada komunikasi (dengan kepolisian), tuntutan mereka ingin bertemu dengan anggota DPRD," kata dia.
Pihak kepolisian pun sudah berupaya memfasilitasi para pengunjuk rasa, namun mahasiswa yang tergabung dalam HMI ini tidak sabar dan memaksa masuk. Saat kericuhan memuncak, terdengar sejumlah letusan ke udara untuk membubarkan para pendemo.
Kepolisian meyakinkan letusan tersebut berasal dari alat pelempar gas air mata, bukan dari senjata dengan peluru tajam. Sebanyak delapan mahasiswa pun ditangkap dalam usai kericuhan.
"Mereka hanya diminta keterangan," ujar Heru.
SUMBER
napa si klo BARBAR demo wajib main kekerasan?
da sama dengan timteng belum?
yakin mau pilih sebelah yang di dukung oleh orang orang macam ini?
mau negara ini macam itu?
----------------------------------------------------------------------
