Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

thatwasfunAvatar border
TS
thatwasfun
Hannah dan Oka Cerita Pengalaman Syuting Film Aruna dan Lidahnya
Dian Sastro dan Nicholas Saputra kembali main film bareng Gan!


Foto: Instagram/@palarifilms

Kali ini, Dian Sastro kembali beradu akting dengan Nicholas Saputra, bersama dengan Oka Antara dan Hannah Al-Rasyid. Berjudul Aruna dan Lidahnya, film ini mengusung konsep film bertemakan kuliner. Diadaptasi lepas dari novel berjudul sama, film Aruna dan Lidahnya ini akan diproduksi oleh Palari Films, yang juga pernah membuat karya berjudul Posesif di tahun 2017 lalu.



Ditemui di kantor KASKUS, Hannah Al Rasyid dan Oka Antara berbagi cerita tentang film yang mereka perankan. Film ini bercerita tentang Aruna, perempuan yang berprofesi sebagai epidemologis dan punya obsesi dengan makanan. Ia ditugaskan untuk menyelidiki kasus flu burung di beberapa tempat di Indonesia. Ia pun pergi bersama Bono, seorang chef yang ingin menemukan resep kuliner asli Indonesia dan Nad, kritikus kuliner yang dingin menulis buku. Di tengah perjalanan, muncul Faris, mantan teman kantor Aruna. Berempat, mereka mengeksplor beberapa tempat di Indonesia untuk menyelidiki kasus flu burung dan juga berwisata kuliner.

Menurut Hannah, "Aruna digambarkan sebagai orang yang obsesi kepada makanan, lidah dia sering menentukan emotions-nya dia,""Jadi kalau mood-nya jelek, makanannya jadi nggak enak," ditambahkan oleh Oka.

Bisa dibilang, film tentang kuliner memang bukan film yang mainstream dan belum banyak film Indonesia yang mengangkat tentang kuliner. Diangkatnya novel Aruna dan Lidahnya bisa menjadi pilihan film yang menarik. Memang apa sih bedanya tema makanan yang diangkat di film ini?

"Kita tidak memfilmkan makanan di film ini sebagai sesuatu yang stand-out sendiri. Bukan kayak iklan yang (makanannya) dibuat jadi cantik, (di film ini) makanan yang dimakan jadi cara kita berkomunikasi dengan orang, berkenalan dengan orang, jadi medium untuk berkomunikasi, semuanya dengan makanan," tutur Hannah.



Apalagi selain diperankan oleh aktor dan aktris ternama, film ini juga disutradarai oleh Edwin, peraih Piala Citra sebagai sutradara terbaik FFI 2017. Terus, gimana ya pengalaman para pemain bekerja sama dengan Edwin?

"Edwin (adalah) sutradara yang sangat down-to-earth, Edwin juga open-criticsm untuk skenario yang dibuat." menurut Oka.

"Dalam menghadapi sebuah adegan, tiap karakter terkadang punya pandangan yang berbeda-beda, untungnya ada sutradara yang sesolid dan sebijak Edwin yang bisa menerima semua masukan tapi bisa combine supaya our ship tetep allign kepada satu tujuannya. Daya tarik utama untuk gabung ke sini adalah Edwin." ditambahkan Hannah.

Buat Agan Sista yang udah pernah baca novelnya, jangan berharap semua yang ada di novel bisa masuk dalam film ya Gan. Film ini adalah film adaptasi lepas. Selain jumlah kota yang dikunjungi tidak sebanyak di novel, film juga punya keterbatasan durasi sehingga nggak semuanya bisa masuk dalam skenario film. Untuk latar daerah yang dikunjungi juga hanya menjadi 5 kota, yakni Jakarta, Surabaya, Pamekasan (Madura), Pontianak, dan Singkawang.

"Adaptasi bisa dibebaskan interpretasinya. (Salah satunya) Tema kulinernya lebih dikecilkan, tadinya banyak, jadi hanya 21 makanan saja dan hanya di 5 kota (termasuk Jakarta)," tutur Oka.



Selama proses syuting film bertema kuliner, pastinya nggak bisa lepas dari makan dan makanan. Saat makan adalah saat yang paling personal buat kita pribadi, terus gimana ya pengalaman para pemain kalau syuting sambil makan?

Menurut Oka, "Buat gue pribadi, agak-agak berat karena itu adegannya makan dan kita ada 4 karakter yang shots masing-masing ada, shot master ada, jadi kita harus manage kapan makan, kapan nggak. Misalnya nasi dingin kita tetep harus nikmatin, atau kalau nasinya udah habis tiba-tiba di-refill lagi nasinya."

"Jadi ada scene yang kita all-out, semangat banget, dan pas makan kan nggak cuma makan, kan ada geletakin sendok, minum sedikit, pas retake kan kita harus ingat urutannya," cerita Hannah.



Saat ditanya apa makanan yang paling favorit saat proses syuting, kedua pemain ini kompak menyebut Bakmi Kepiting Achai! Usut punya usut, ternyata semua menu kuliner yang difilmkan di film ini itu beneran ada loh. Jadi bisa jadi itinerary wisata kuliner GanSist di beberapa kota. Udah makin ngiler ya ngebayangin bisa kulineran ke berbagai daerah di Indonesia.


Foto: Instagram/@palarifilms

Nggak perlu nunggu lama, film produksi Palari Films ini akan tayang di bioskop hari Kamis, tanggal 27 September 2018 GanSist! Good news-nya lagi, akan ada 4 menu spesial di bioskop yang sesuai dengan karakter mereka ber-4 Gan, ada Nasi Goreng Aruna, Es Kopi Susu Pandan Nadezhda, Ketang Goreng Sambel Manis Farish, dan Wafel Aren Bono. Kapan lagi nonton bioskop sambil makan nasi goreng kan?

emoticon-Wagelaseh emoticon-Wagelaseh emoticon-Wagelaseh
0
3.3K
28
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan