- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- Film Indonesia
Film Klasik Indonesia vs Film Modern Indonesia, Mana lebih unggul?


TS
theoneta
Film Klasik Indonesia vs Film Modern Indonesia, Mana lebih unggul?



Bicara mengenai film seperti tidak habisnya, banyak hal-hal yang bisa diutarakan di dalamnya. Sudah menjadi media hiburan sejak dahulu hingga saat ini dan mungkin akan terus ada hingga waktu yang akan datang. Industri perfilman tidak hanya bertengger di negara maju saja melainkan di Negeri sendiri tampaknya sesuatu yang berkaitan dengan perfilman sudah menjadi hal yang patut ada di Indonesia. Perkembangan dunia perfilman di Indonesia saat ini sudah mulai membaik walaupun tentu saja hal dipengaruhi oleh pasang surut kondisi perfilman di Indonesia. Tapi dalam hal ini fokus akan dihadapkan pada perbandingan antara film Indonesia klasik dengan film Indonesia modern, mana lebih unggul?. Jika ada yang bilang film klasik Indonesia lebih unggul tentu ada alasan kuat yang menyatakan hal itu. sebaliknya, jika memang film modern Indonesia lebih unggul tentu saja ada beberapa hal yang melatarbelakanginya. Berikut ini adalah beberapa hal tersebut

Quote:
1. Film Horror Indonesia : Klasik vs Modern


Salah satu genre dalam perfilman Indonesia tidak lepas dari sesuatu yang bersifat menyeramkan, mistis, dan menjadi gambaran menakutkan bukan hal baru dalam dunia perfilman di Indonesia. Jika mundur beberapa tahun ke belakang film horror tahun 1980-an contohnya bisa dibilang memberikan nuansa menakutkan yang bakal terus terngiang di kepala penontonnya. Film horror klasik Indonesia yang saat itu belum didukung oleh kemajuan teknologi yang mumpuni khususnya dalam hal efek visual nyatanya tidak mengurangi kadar seram yang ditampilkan dalam film horror klasik Indonesia bahkan bisa dibilang dengan alur cerita yang baik, make-up artis yang mendukung, serta latar belakang cerita pada zaman itu bisa dibilang bahwa film horror klasik Indonesia begitu membekas di hati penontonnya hingga saat ini. Film horror klasik Indonesia berjudul Pengabdi Setan (1980), Sundel Bolong, Malam Satu Suro, Bayi Ajaib, Lukisan berdarah, dan sebagainya menyuguhkan kisah yang menakutkan pada penontonnya di masa itu sehingga ada artis ikonik yang karena perannya dalam film horror menjadi seseorang yang paling diingat sebagai ikon film horror, contohnya seperti Almarhumah aktris Suzanna yang sampai saat ini belum tergantikan sebagai sosok ikonik dalam film horror Indonesia. Lalu bagaimana dengan film horror modern Indonesia apakah kalah telak dengan film horror klasik Indonesia? Jawabannya tidak, film horror modern Indonesia juga ada yang menyeramkan dan berhasil memberikan rasa takut bagi penontonnya contohnya film Pengabdi Setan (2017),Rumah Dara, Kuntilanak, Danur hanya saja film horror klasik sudah lebih dahulu mendapatkan kesan menakutkan di mata penonton Indonesia.


Quote:
2. Film Klasik adalah sumber Inspirasi film Modern Indonesia


Munculnya sesuatu berlabel remake, reboot atau reborn tentu memiliki apa yang disebut "pendahulu" sama halnya dengan film. Film modern Indonesia yang dilabeli dengan kata remake, reborn, reboot dan sebagainya sudah tidak diragukan lagi mengadaptasi dari film pendahulunya entah itu hanya sebagian kemiripan atau seluruhnya yang jelas film dengan label ini ada karena film versi klasiknya sudah hadir lebih dahulu dalam jagat perfilman Indonesia. Beberapa judul film seperti Warkop DKI Reborn, Pengabdi Setan (2017) dan Benyamin Biang Kerok (2018) terinspirasi dari film pendahulunya meskipun ada improvisasi dari arahan sutradara filmnya, bukan hal yang tidak mungkin untuk memberikan kesan "nostalgia" dalam film bertajuk reborn, remake dan reboot ini selama didukung oleh cerita yang baik, pemeran yang begitu ikonik hingga dukungan efek visual yang mumpuni.


Quote:
3. Film Modern Indonesia lebih banyak Penontonnya?


Bisa dibilang dari segi jumlah penonton film modern Indonesia lebih unggul, alasannya adalah jumlah bioskop sekarang ini lebih tersebar luas, selain itu untuk mengumpulkan data jumlah penonton tidak begitu sulit dengan bantuan teknologi ditambah lagi berkembangnya jaringan internet memudahkan untuk memperoleh data dari satu daerah ke daerah lain dapat dicapai dengan mudah. Jika Film Internasional menerapkan box office dari segi pendapatan, film modern Indonesia lain lagi, dengan mengambil banyaknya jumlah penonton menandakan film tersebut laris di pasaran lokal dan jika memang memungkinkan juga bisa menembus pasar internasional seperti film The Raid, Pengabdi Setan, dan Rumah Dara (Macabre). Film klasik Indonesia bukan berarti memiliki sedikit penonton hanya saja penyebaran bioskop tidak seperti sekarang ini. Promosi film era 1970-1980an juga hanya sebatas poster yang terpampang tanpa tersebar luas seperti yang dilakukan di dunia maya. Itulah sebabnya untuk segi jumlah penonton, film modern Indonesia lebih unggul dalam hal meraih jumlah penonton yang besar.


Quote:
4. Film Animasi Indonesia Modern lebih keren?


Perlahan tapi pasti Indonesia sudah mulai menerapkan banyak film animasi. Judul film animasi Indonesia seperti Si Juki The Movie (2017), Battle of Surabaya (2015), Meraih Mimpi (2009), Pada Suatu Ketika (2011) dan sebagainya telah hadir meramaikan bioskop Indonesia, baik kualitas gambar dan ceritanya juga tidak kalah dari film animasi luar negeri. Film animasi Indonesia memiliki ciri khas memperkenalkan keberagaman budaya Indonesia, pengisi suara berbahasa Indonesia, tapi apabila mencapai pasar Internasional film animasi Indonesia di dubbing menggunakan bahasa Inggris. Film animasi pertama Indonesia berjudul Si Huma sudah lebih dahulu hadir pada tahun 1983 yang saat itu ditayangkan oleh stasiun TVRI dengan durasi 11 menit. Berbeda dengan sekarang, film animasi modern saat ini sudah didukung oleh kemajuan teknologi selain itu para desain digital grafis yang kreatif dilibatkan dalam pembuatan filmnya meski tingkat kesulitan untuk membuat film animasi tentu saja masih dirasakan apalagi jika durasi film animasi tersebut lebih dari satu jam. Tapi dari segi pendapatan atau jumlah penonton, sepertinya film animasi Indonesia masih kurang mendapat apresiasi di negeri sendiri.


Quote:
5. Pilih Film Superhero Indonesia Modern atau Klasik?


Bukan hanya Marvel dan DC comic yang punya deretan Superhero kerennya, ternyata di Indonesia juga sudah menerapkan film superhero pada zamannya. film Superhero Indonesia berjudul Rama adalah salah satu tokoh superhero Indonesia yang memiliki kekuatan seperti Superman. Film Rama ini sendiri dibuat dan ditayangkan pada tahun 1974. Dan di saat itu ternyata film ini sendiri tidak kalah pamor dengan film superman besutan Hollywood. Film ini dibintangi artis senior August Melasz, yang menceritakan mengenai seorang yang loper koran yang mendapatkan kekuatan dari seorang kakek misterius. Lalu pada tahun 1980 ada film superhero Indonesia berjudul Darna Ajaib yang diangkat dari sebuah komik pahlawan super asal negara Filipina, Darna akhirnya dibuat film pertama kali oleh Indonesia. Tidak tanggung-tanggung artis senior Lidya Kandou menjadi pemeran si Darna Ajaib ini.
Sedangkan untuk film superhero modern ada beberapa judul film seperti Gundalla Putra Petir (versi remake), Garuda Superhero (2015), Volt (2015), dan Valentine (2017) tampil dengan kostum superhero yang tidak kalah keren dengan film superhero luar negeri menyajikan sisi kepahlawanan menghadapi musuh dan menunjukkan kemampuan super yang dimilikinya.
Tidak ketinggalan film superhero lainnya berjudul Wiro Sableng, Joko Tingkir, Si Kabayan, Si Buta dari Goa Hantu, Saras 008, dan Panji Manusia Millenium pernah hadir mengisi daftar perfilman Indonesia lewat aksi kepahlawanan mereka dalam melawan musuh.


Quote:
6. Film Komedi Klasik Indonesia lebih lucu?


Film ber-genre komedi sepertinya tidak akan habis-habis memberikan tawa bagi para penontonnya baik film komedi klasik maupun film komedi modern. Film komedi klasik Indonesia yang sudah lebih dahulu tayang di Indonesia seperti film Warkop DKI, Benyamin, Ateng, Doyok dan Kadir serta masih banyak lagi film komedi klasik yang tentu saja lucunya masih membekas sampai saat ini bagi penontonnya. Ambil contoh film warkop DKI yang dalam filmnya menampilkan sisi humor yang jenaka, terkadang vulgar, dan usil. Baik dari perkataan para pemerannya maupun tingkah laku yang dilakukan oleh mereka dalam filmnya. Adegan lucu yang begitu diingat ketika ada adegan kecebur di empang, adegan kejar-kejaran yang berujung sial, adegan banci pake minyak NyongNyong, Nyanyian kode, Tarian ayam. Sedangkan kalimat yang sampai saat ini menjadi kalimat legendaris seperti "Gile Lu ndro", "Dasar monyet bau, kadal bintit, muka gepeng, kecoa bunting, babi ngepet, dinosaurus, brontosaurus, kirik..!!!", dan "Setan tuh setan! Tau aja gua lari kemana...setan apa maling seprey?" adalah sebagian contoh dialog yang masih diingat sampai saat ini dan bahkan diterapkan kembali dalam film Warkop DKI Reborn.
Film komedi Indonesia modern bukannya tidak lucu, tetap memberikan tawa dan berhasil menghibur penontonnya namun jarang sekali ada yang membekas dalam ingatan penontonnya layaknya sesuatu yang ikonik dan berkesan di hati penonton untuk waktu yang lama.


Quote:
7. Film Bertema Perjuangan Indonesia Klasik & Modern


Film sejarah atau film perjuangan Indonesia sepertinya layak bila terus ditayangkan sebagai bentuk gambaran jiwa patriotisme para pejuang terdahulu saat mereka membela tanah air, mengangkat sudut pandang cerita tokoh pahlawan Indonesia yang berjuang mengusir penjajah hingga menceritakan kembali kejadian di masa perjuangan bagaimana gigihnya para pejuang membela tanah air Indonesia. Jika dahulu film-film perjuangan masih sering di putar di TV swasta yang dapat memberikan pengetahuan bagi generasi penerus, gambaran suatu perjuangan masa lalu, kini sudah jarang ditemui. Film bertema perjuangan Indonesia bukan semata-mata hanya menampilkan adegan kekerasan melainkan ada pesan yang ingin disampaikan kepada para penontonnya bahwa kemerdekaan yang diperoleh Indonesia tidak didapatkan dengan mudah melainkan hasil dari pengorbanan para pejuang yang telah gugur di medan juang.
Beberapa film bertema perjuangan Indonesia seperti film Janur Kuning (1979) yang mengisahkan peperangan di Yogyakarta atau juga di kenal dengan nama Serangan Umum 1 Maret, dimana terlibat banyak tokoh seperti Soeharto, Jenderal Sudirman dan tokoh-tokoh heroik lainnya seperti Komarudin yang di perankan oleh Amak Baldjun. Film Bandung Lautan Api (1974) Kisah yang berlatar belakang peristiwa 24 Maret 1946 di Bandung yang membuat kota ini seperti lautan Api. Selain itu ada lagi film klasik Indonesia yang bertema perjuangan seperti Mereka Kembali (1972), Pahlawan Goa Selarong (1972), Surabaya 45 (1990), November 1828 (1978), R.A. Kartini (1982), Cut Nyak Dhien (1988), Pengkhianatan G 30 S PKI (1984), Operasi Trisula (1987), Kereta Api Terakhir (1981) dan lain-lain.
Sedangkan untuk film modern bertema perjuangan Indonesia seperti Battle of Surabaya (2015), Jenderal Soedirman (2015), Guru Bangsa: Tjokroaminoto (2015), Soekarno (2013), Soegija (2012), Sang Pencerah (2010), Merah Putih (2009), Darah Garuda (2010), Hati Merdeka (2011), dan yang terbaru Kartini (2017). Film modern tentang perjuangan Indonesia setidaknya bisa menjadi nostalgia penting agar bangsa Indonesia tidak melupakan sejarah serta jasa para pahlawan yang telah berjasa mempertahankan persatuan dan kemerdekaan Indonesia.


Sumber :
Spoiler for Buka:
Diubah oleh theoneta 25-03-2018 20:45






utilisima dan 3 lainnya memberi reputasi
4
240.4K
Kutip
317
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan