- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Ini Alasan GP Ansor Minta Polisi Pertimbangkan Ceramah UAS


TS
shahrani2019
Ini Alasan GP Ansor Minta Polisi Pertimbangkan Ceramah UAS
Ini Alasan GP Ansor Minta Polisi Pertimbangkan Ceramah UAS
Rabu 05 September 2018 12:58 WIB

Ketua Umum Pimpinan Pusat GP Ansor, H Yaqut Cholil Qoumas
Foto: Republika/Bowo Pribadi
GP Ansor punya catatan terkait ceramah UAS yang dinilai perlu dipertimbangkan
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --- Ketua Umum Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor, Yaqut Choli Qoumas, mengungkapkan sejumlah alasan terkait permohonan pertimbangan kegiatan ceramah Ustaz Abdul Somad (UAS) yang dilayangkan kepada kepolisian. GP Ansor menilai, dalam beberapa ceramah yang disampaikan UAS terdapat ajakan-ajakan untuk menegakkan khilafah.
Selain itu, menurut Yaqut, terdapat ceramah UAS yang justru mencibir salah satu tokoh syuriah PBNU. Di samping itu, Yaqut menilai, terdapat ceramah UAS yang terkesan mengajak warga NU untuk melawan kepengurusan PBNU yang sah dengan mengikuti tokoh-tokoh NU tertentu.
“Catatan-catatan ini yang menjadi dasar Ansor di Jepara menyampaikan permohonan ke kepolisian untuk mempertimbangkan kembali kehadiran UAS di sana. Artinya, jika pihak kepolisian tetap memperbolehkan, ya kita persilakan saja. Wong kami semua ngerti aturan, enggak mungkin bertindak sendiri,” tutur Yaqut kepada Republika.co.id, Rabu (5/9).
Baca: Masjid Ini Berharap UAS Menjadwal Ulang Ceramah di Boyolali
Lebih dari itu, Yaqut pun mengatakan, GP Ansor keberatan terhadap manajemen UAS yang menggunakan simbol-simbol Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) sebagai organisasi yang telah dilarang di Indonesia. Kendati demikian, ia menegaskan, pihaknya tak pernah menolak adanya kegiatan ceramah UAS. Namun, hanya memberikan pertimbangan kepada kepolisian.
“Jepara itu salah satu basis NU di Jateng. Jika tim manajemen UAS mendatangkan petugas dengan menggunakan simbol-simbol HTI, apa ini bukan memancing namanya?” tuturnya.
Yaqut mengatakan, tindakan Ansor dengan melayangkan surat pertimbangan kepada kepolisian sebagai bentuk peringatan kepada pemerintah agar lebih peka terhadap upaya-upaya yang hendak merusak negeri. “Soal bagaimana UAS mengoreksi diri itu di luar kemampuan saya, belajar dari masa lalu silakan,” katanya.
UAS terpaksa membatalkan jadwal ceramahnya di sejumlah daerah, di antaranya di Jawa Tengah, Jawa Timur, dan DI Yogyakarta setelah mendapatkan ancaman dan intimidasi. UAS rencananya akan berceramah di beberapa kota pada September hingga Desember mendatang.
Pada bulan ini, UAS memiliki jadwal berceramah di Malang, Solo, Boyolali, Jombang, dan Kediri. Pada Oktober, UAS pun berencana akan berceramah di DI Yogyakarta. Sedang di akhir tahun, alumnus al-Azhar (Mesir) itu rencananya akan berdakwah dengan Ustaz Zulfikar di Jawa Timur.
https://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-nusantara/18/09/05/pekj8z384-ini-alasan-gp-ansor-minta-polisi-pertimbangkan-ceramah-uasGP
Minta Pemerintah Awasi Khutbah & Pengajian, Ansor Makin Dijauhi Umat Islam
12/09/2018
Ibnu Maksum-Politik Anggota Ansor (IST) Ansor makin dijauhi umat Islam karena meminta pemerintah mengawasi khutbah dan pengajian dengan alasan mencegah radikalisme.
“Strategi Ansor salah yang meminta pemerintah memimta mengawasi khutbah dan pengajian untuk mencegah radikalisme. Permintaan itu justru membuat Ansor makin dijauhi umat Islam,” kata Pengamat politik Islam Muhammad Ibnu Masduki kepada suaranasional, Rabu (12/9).
Menurut Ibnu Masduki, munculnya radikalisme merupakan tantangan Ansor dalam menyampaikan dakwahnya. “Perlu inovasi baru terlebih era IT, perlu ada penceramah dari Ansor yang lebih menarik,” jelasnya. Kata Ibnu Masduki, pihak pengurus masjid dan masyarakat bisa menyeleksi sendiri siapa saja khotib maupun penceramah agama Islam.
“Selama ini tidak ada masalah khotib maupun penceramah agama mengisi pengajian di masjid-masjid,” papar Ibnu Masduki. Baca juga: Sri Bintang Pamungkas: Ada Jenderal Sintong di Belakang TKA China di Morowali? Sebelumnya GP Ansor meminta pemerintah mengawasi khutbah dan pengajian karena diindikasikan bisa menjadi sarana menyebarkan radikalisme dan kebencian.
“Kami sudah memohon kepada pemerintah agar betul-betul mengindentifikasi TKM-TKM masjidnya agar bisa dikontrol betul siapa sesungguhnya yang menjadi khatib di masjid tersebut,” kata Wakil Ketua GP Ansor M Hairul Amri, Sabtu (8/9). Kata Gus Am–panggilan akrab N Hairul Amri, masjid salah satu tempat yang sangat potensial digunakan untuk mensyiarkan apa yang menjadi agenda politiknya.
“Karena ketika khatib berceramah itu tidak ada kesempatan orang untuk melakukan interupsi,” jelasnya. Baca juga: Prabowo Ingatkan Bahaya Invasi Buruh China, PKI Gaya Baru dan Bendera Israel di Papua Kata Gus Am, sesungguhnya khatib harus memiliki batasan atau koridor dan norma-norma. Khatib yang paling utama menurutnya adalah mengajak orang untuk bertaqwa, bertaubat kepada Allah.
Apabila menyimpang dari materi itu, seperti mengajak ke agenda-agenda politik maka sudah dapat dipastikan menyimpang dari substansi khatib. “Semua cara dilakukan oleh mereka, sebab itu kami dari Nahdatul Ulama melalui gerakan pemuda Ansor sekarang berupaya betul di masjid-masjid diperumahan-perumahan melakukan pendampingan,” kata dia.
https://suaranasional.com/2018/09/12/minta-pemerintah-awasi-khutbah-pengajian-ansor-makin-dijauhi-umat-islam/
------------------------------
Gereja kau jaga,
tapi bila ada orang mau ngaji tuk mengingati Rabbnya, j
justru kau batas-batasi bak penegak hukum saja lagaknya?
Emangnya siapa kau ini?

Rabu 05 September 2018 12:58 WIB

Ketua Umum Pimpinan Pusat GP Ansor, H Yaqut Cholil Qoumas
Foto: Republika/Bowo Pribadi
GP Ansor punya catatan terkait ceramah UAS yang dinilai perlu dipertimbangkan
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --- Ketua Umum Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor, Yaqut Choli Qoumas, mengungkapkan sejumlah alasan terkait permohonan pertimbangan kegiatan ceramah Ustaz Abdul Somad (UAS) yang dilayangkan kepada kepolisian. GP Ansor menilai, dalam beberapa ceramah yang disampaikan UAS terdapat ajakan-ajakan untuk menegakkan khilafah.
Selain itu, menurut Yaqut, terdapat ceramah UAS yang justru mencibir salah satu tokoh syuriah PBNU. Di samping itu, Yaqut menilai, terdapat ceramah UAS yang terkesan mengajak warga NU untuk melawan kepengurusan PBNU yang sah dengan mengikuti tokoh-tokoh NU tertentu.
“Catatan-catatan ini yang menjadi dasar Ansor di Jepara menyampaikan permohonan ke kepolisian untuk mempertimbangkan kembali kehadiran UAS di sana. Artinya, jika pihak kepolisian tetap memperbolehkan, ya kita persilakan saja. Wong kami semua ngerti aturan, enggak mungkin bertindak sendiri,” tutur Yaqut kepada Republika.co.id, Rabu (5/9).
Baca: Masjid Ini Berharap UAS Menjadwal Ulang Ceramah di Boyolali
Lebih dari itu, Yaqut pun mengatakan, GP Ansor keberatan terhadap manajemen UAS yang menggunakan simbol-simbol Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) sebagai organisasi yang telah dilarang di Indonesia. Kendati demikian, ia menegaskan, pihaknya tak pernah menolak adanya kegiatan ceramah UAS. Namun, hanya memberikan pertimbangan kepada kepolisian.
“Jepara itu salah satu basis NU di Jateng. Jika tim manajemen UAS mendatangkan petugas dengan menggunakan simbol-simbol HTI, apa ini bukan memancing namanya?” tuturnya.
Yaqut mengatakan, tindakan Ansor dengan melayangkan surat pertimbangan kepada kepolisian sebagai bentuk peringatan kepada pemerintah agar lebih peka terhadap upaya-upaya yang hendak merusak negeri. “Soal bagaimana UAS mengoreksi diri itu di luar kemampuan saya, belajar dari masa lalu silakan,” katanya.
UAS terpaksa membatalkan jadwal ceramahnya di sejumlah daerah, di antaranya di Jawa Tengah, Jawa Timur, dan DI Yogyakarta setelah mendapatkan ancaman dan intimidasi. UAS rencananya akan berceramah di beberapa kota pada September hingga Desember mendatang.
Pada bulan ini, UAS memiliki jadwal berceramah di Malang, Solo, Boyolali, Jombang, dan Kediri. Pada Oktober, UAS pun berencana akan berceramah di DI Yogyakarta. Sedang di akhir tahun, alumnus al-Azhar (Mesir) itu rencananya akan berdakwah dengan Ustaz Zulfikar di Jawa Timur.
https://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-nusantara/18/09/05/pekj8z384-ini-alasan-gp-ansor-minta-polisi-pertimbangkan-ceramah-uasGP
Minta Pemerintah Awasi Khutbah & Pengajian, Ansor Makin Dijauhi Umat Islam
12/09/2018
Ibnu Maksum-Politik Anggota Ansor (IST) Ansor makin dijauhi umat Islam karena meminta pemerintah mengawasi khutbah dan pengajian dengan alasan mencegah radikalisme.
“Strategi Ansor salah yang meminta pemerintah memimta mengawasi khutbah dan pengajian untuk mencegah radikalisme. Permintaan itu justru membuat Ansor makin dijauhi umat Islam,” kata Pengamat politik Islam Muhammad Ibnu Masduki kepada suaranasional, Rabu (12/9).
Menurut Ibnu Masduki, munculnya radikalisme merupakan tantangan Ansor dalam menyampaikan dakwahnya. “Perlu inovasi baru terlebih era IT, perlu ada penceramah dari Ansor yang lebih menarik,” jelasnya. Kata Ibnu Masduki, pihak pengurus masjid dan masyarakat bisa menyeleksi sendiri siapa saja khotib maupun penceramah agama Islam.
“Selama ini tidak ada masalah khotib maupun penceramah agama mengisi pengajian di masjid-masjid,” papar Ibnu Masduki. Baca juga: Sri Bintang Pamungkas: Ada Jenderal Sintong di Belakang TKA China di Morowali? Sebelumnya GP Ansor meminta pemerintah mengawasi khutbah dan pengajian karena diindikasikan bisa menjadi sarana menyebarkan radikalisme dan kebencian.
“Kami sudah memohon kepada pemerintah agar betul-betul mengindentifikasi TKM-TKM masjidnya agar bisa dikontrol betul siapa sesungguhnya yang menjadi khatib di masjid tersebut,” kata Wakil Ketua GP Ansor M Hairul Amri, Sabtu (8/9). Kata Gus Am–panggilan akrab N Hairul Amri, masjid salah satu tempat yang sangat potensial digunakan untuk mensyiarkan apa yang menjadi agenda politiknya.
“Karena ketika khatib berceramah itu tidak ada kesempatan orang untuk melakukan interupsi,” jelasnya. Baca juga: Prabowo Ingatkan Bahaya Invasi Buruh China, PKI Gaya Baru dan Bendera Israel di Papua Kata Gus Am, sesungguhnya khatib harus memiliki batasan atau koridor dan norma-norma. Khatib yang paling utama menurutnya adalah mengajak orang untuk bertaqwa, bertaubat kepada Allah.
Apabila menyimpang dari materi itu, seperti mengajak ke agenda-agenda politik maka sudah dapat dipastikan menyimpang dari substansi khatib. “Semua cara dilakukan oleh mereka, sebab itu kami dari Nahdatul Ulama melalui gerakan pemuda Ansor sekarang berupaya betul di masjid-masjid diperumahan-perumahan melakukan pendampingan,” kata dia.
https://suaranasional.com/2018/09/12/minta-pemerintah-awasi-khutbah-pengajian-ansor-makin-dijauhi-umat-islam/
------------------------------
Gereja kau jaga,
tapi bila ada orang mau ngaji tuk mengingati Rabbnya, j
justru kau batas-batasi bak penegak hukum saja lagaknya?
Emangnya siapa kau ini?

Diubah oleh shahrani2019 17-09-2018 21:55
0
2.3K
17


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan