- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Maaf Yah, Demokrat Sepertinya Memang Gak Diundang di Ijtima Ulama II


TS
president.trump
Maaf Yah, Demokrat Sepertinya Memang Gak Diundang di Ijtima Ulama II
Senin, 17 September 2018 | 00:32 WIB
Maaf Yah, Demokrat Sepertinya Memang Gak Diundang di Ijtima Ulama II
Nasional GURUH PERMADI
POJOKSATU.id, JAKARTA – Penyelenggaraan Ijtima Ulama II di Hotel Grand Cempaka, Jakarta, Minggu (16/9/2018) tak jauh berbeda dengan yang pertama.
Tak ada kejutan sama sekali dalam forum yang diprakarsai Gerakan Pembela Fatwa (GPNF) Ulama itu.
Pemandangan itu sama persis dengan forum Ijtima Ulama I yang rekomendasinya ditolak Ketua Umum Partai Gerindra itu.
Yakni merekomendasikan Salim Segaf Aljufri atau Ustadz Abdul Somad sebagai cawapres.
Selain itu, juga sama-sama tak dihadiri satupun perwakilan dari Partai Demokrat.
Padahal, Demokrat adalah salah satu parpol dalam koalisi oposisi dan ikut mengusung Prabowo-Sandi untuk Pilpres 2019.
Di sisi lain, seluruh perwakilan parpol koalisi oposisi tampak hadir, termasuk dari Partai Berkarya.
Dikonfirmasi terkait hal itu, Ketua GNPF Ulama, Ustadz Yusuf Muhammad Martak mengaku tak tahu-menahu soal ketidakhadiran partai besutan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu.
Yusuf menyatakan, hanya memberikan undangan melalui Prabowo Subianto saja.
Demikian diungkap Yusuf kepada Kantor Berita Politik RMOL (grup pojoksatu.id).
“Kami mengundang melalui Pak Prabowo. Selebihnya kami tidak tahu persis soal tidak hadirnya perwakilan Partai Demokrat,” ujar Yusuf.
Meski tak hadir, lanjutnya, Demokrat tetap dianggap sudah satu gerbong dengan Prabowo-Sandi.
Sehingga, undangan cukup disampaikan melalui Ketua Umum Partai Gerindra itu saja.
“Kalau saya tidak salah dengar tadi, Pak Prabowo sudah sampaikan bahwa Demokrat tetap berada di barisan koalisinya,” jelasnya.
Kendati demikian, GNPF Ulama selaku penyelenggara mengaku tetap berpikir positif.
“Kita tahu Demokrat dengan ketua umumnya sekaligus ketua dewan pembinanya Pak SBY merupakan presiden dua periode. Tentu akan menjadi kekuatan kepada kita,” ujarnya.
Untuk diketahui, politisi Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean pernah menyatakan partainya tidak akan tunduk di bawah kendali Habib Rizieq Shihab.
Di sisi lain, Ijtima Ulama II itu dilaksanakan berdasarkan arahan Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) itu dari Mekkah, Arab Saudi.
Bahkan Ferdinand menyebut, Habib Rizieq adalah orang yang pernah dipenjarakan di rezim SBY.
Dengan begitu, anak buah SBY itu menganggap HRS tidak pantas mengendalikan gerbong besar dalam koalisi.
Menanggapi hal itu, Yusuf Martak menyatakan tidak sedikit pun dendam atau kecewa dari Habib Rizieq terhadap Demokrat dan SBY.
“Inilah sikap Habib Rizieq, beliau tetap ingin menggandeng Demokrat dan tidak pernah ada dendam,” ungkapnya.
Dalam Ijtima Ulama I, Ketua SC Danny Anwar pernah menjelaskan, bahwa partai yang diundang adalah partai yang konsisten melawan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok di Pilkada DKI 2017.
Sementara Demokrat, seperti diketahui bersama, di putaran kedua tidak memiliki sikap itu.
“Demokrat di putaran pertama sama melawan Ahok juga dengan menurunkan AHY sebagai cagub,”
“Di putaran kedua saya tidak tahu sikapnya karena sudah tidak mengikuti,” pungkas Yusuf Martak.
(ruh/pojoksatu)

http://pojoksatu.id/news/berita-nasi...tima-ulama-ii/
Demokrat mah Sengaja Gak datang.... Pak Beye Jaga Jarak ama Napi yang pernah 2 kali dipenjarakannya.... waktu itu belon ada istilah "Kriminalisasi Ulama"....

Maaf Yah, Demokrat Sepertinya Memang Gak Diundang di Ijtima Ulama II
Nasional GURUH PERMADI
POJOKSATU.id, JAKARTA – Penyelenggaraan Ijtima Ulama II di Hotel Grand Cempaka, Jakarta, Minggu (16/9/2018) tak jauh berbeda dengan yang pertama.
Tak ada kejutan sama sekali dalam forum yang diprakarsai Gerakan Pembela Fatwa (GPNF) Ulama itu.
Pemandangan itu sama persis dengan forum Ijtima Ulama I yang rekomendasinya ditolak Ketua Umum Partai Gerindra itu.
Yakni merekomendasikan Salim Segaf Aljufri atau Ustadz Abdul Somad sebagai cawapres.
Selain itu, juga sama-sama tak dihadiri satupun perwakilan dari Partai Demokrat.
Padahal, Demokrat adalah salah satu parpol dalam koalisi oposisi dan ikut mengusung Prabowo-Sandi untuk Pilpres 2019.
Di sisi lain, seluruh perwakilan parpol koalisi oposisi tampak hadir, termasuk dari Partai Berkarya.
Dikonfirmasi terkait hal itu, Ketua GNPF Ulama, Ustadz Yusuf Muhammad Martak mengaku tak tahu-menahu soal ketidakhadiran partai besutan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu.
Yusuf menyatakan, hanya memberikan undangan melalui Prabowo Subianto saja.
Demikian diungkap Yusuf kepada Kantor Berita Politik RMOL (grup pojoksatu.id).
“Kami mengundang melalui Pak Prabowo. Selebihnya kami tidak tahu persis soal tidak hadirnya perwakilan Partai Demokrat,” ujar Yusuf.
Meski tak hadir, lanjutnya, Demokrat tetap dianggap sudah satu gerbong dengan Prabowo-Sandi.
Sehingga, undangan cukup disampaikan melalui Ketua Umum Partai Gerindra itu saja.
“Kalau saya tidak salah dengar tadi, Pak Prabowo sudah sampaikan bahwa Demokrat tetap berada di barisan koalisinya,” jelasnya.
Kendati demikian, GNPF Ulama selaku penyelenggara mengaku tetap berpikir positif.
“Kita tahu Demokrat dengan ketua umumnya sekaligus ketua dewan pembinanya Pak SBY merupakan presiden dua periode. Tentu akan menjadi kekuatan kepada kita,” ujarnya.
Untuk diketahui, politisi Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean pernah menyatakan partainya tidak akan tunduk di bawah kendali Habib Rizieq Shihab.
Di sisi lain, Ijtima Ulama II itu dilaksanakan berdasarkan arahan Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) itu dari Mekkah, Arab Saudi.
Bahkan Ferdinand menyebut, Habib Rizieq adalah orang yang pernah dipenjarakan di rezim SBY.
Dengan begitu, anak buah SBY itu menganggap HRS tidak pantas mengendalikan gerbong besar dalam koalisi.
Menanggapi hal itu, Yusuf Martak menyatakan tidak sedikit pun dendam atau kecewa dari Habib Rizieq terhadap Demokrat dan SBY.
“Inilah sikap Habib Rizieq, beliau tetap ingin menggandeng Demokrat dan tidak pernah ada dendam,” ungkapnya.
Dalam Ijtima Ulama I, Ketua SC Danny Anwar pernah menjelaskan, bahwa partai yang diundang adalah partai yang konsisten melawan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok di Pilkada DKI 2017.
Sementara Demokrat, seperti diketahui bersama, di putaran kedua tidak memiliki sikap itu.
“Demokrat di putaran pertama sama melawan Ahok juga dengan menurunkan AHY sebagai cagub,”
“Di putaran kedua saya tidak tahu sikapnya karena sudah tidak mengikuti,” pungkas Yusuf Martak.
(ruh/pojoksatu)

http://pojoksatu.id/news/berita-nasi...tima-ulama-ii/
Demokrat mah Sengaja Gak datang.... Pak Beye Jaga Jarak ama Napi yang pernah 2 kali dipenjarakannya.... waktu itu belon ada istilah "Kriminalisasi Ulama"....

2
6.7K
66


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan