Kaskus

News

kakek.cawapresAvatar border
TS
kakek.cawapres
Harga Bawang dan Cabai Turun, Petani Ketar-ketir
Harga Bawang dan Cabai Turun, Petani Ketar-ketir

Jakarta - Harga bawang merah dan cabai mengalami penurunan. Hal ini menyebabkan petani merugi karena biaya produksi lebih besar ketimbang keuntungan yang diperoleh.

Seperti dipantau detikFinance di Pasar Pondok Labu, Jakarta Selatan harga bawang merah mengalami penurunan dari sebelumnya Rp 30.000 per kilogram (kg) menjadi Rp 25.000 per kg.

Sedangkan, harga cabai rawit merah dipatok Rp 30.000 per kg dari sebelumnya Rp 40.000 per kg.

Menurut salah satu pedagang, Barokah mengatakan saat ini harga cabai rawit merah dipatok Rp 30.000 per kilogram (kg). Padahal sebelumnya, harga cabai dijual 40.000 per kg.

Ia menjelaskan, penurunan harga ini telah terjadi dalam satu minggu terakhir.

"Harganya turun. Biasanya Rp 35.000 sampai Rp 40.000 per kg. Sekarang Rp 30.000. Kan lagi panen jadi ini sudah satu mingguan (penurunan)," jelasnya kepada detikFinance di lapaknya, Jakarta, Selasa (11/9/2018).

Lebih lanjut, Barokah memaparkan pasokan cabai ia ambil dari Pasar Induk Kramat Jati dengan harga Rp 20.000 per kg. Ia mengambil selisih penjualan sebesar Rp 10.000 per kg.

"Di Induk Kramat Jati itu Rp 20.000 per kg kalau di sini Rp 30.000. Jadi ambilnya Rp 10.000 kan ini bayar sewa, antar, bensin, plastik," sambungnya.

Selain cabai rawit merah, cabai keriting dan cabai hijau juga mengalami penurunan harga menjadi Rp 35.000 per kg dan Rp 30.000 per kg.

"Kalau cabai keriting juga turun di sini Rp 35.000 per kg, sebelumnya Rp 40.000-an. Cabai hijau juga di sini Rp 30.000, sebelumnya Rp 35.000," ungkap dia.

Senada dengan Barokah, pedagang lainnya, Atmini juga menurunkan harga jual cabai miliknya. Ia menjual cabai rawit dengan harga Rp 35.000 per kg dari sebelumnya Rp 40.000 per kg.

"Lagi murah. Di sini rawit Rp 35.000 per kg biasanya Rp 40.000. Lagi banyak pasokannya," jelasnya.

Harga cabai rawit merah mengalami penurunan dari Rp 40.000 per kilogram (kg) menjadi Rp 30.000 per kg. Hal ini dikarenakan panen yang melimpah.

Menurut Ketua Asosiasi Agribisnis Cabai Indonesia (AACI), Dadi Sudiana melimpahnya pasokan cabai dikarenakan waktu pola tanam dan cuaca yang tepat. Sehingga mendukung panennya cabai di kebun petani.

Bahkan, kata Dadi, diperkirakan panen saat ini mencapai 100 ribu ton. Angka ini jauh dari waktu panen biasa yang hanya sebesar 60 ribu ton.

"Memang tanam panennya dengan cuaca yang mendukung bagus, jadi hasilnya juga banyak, hasil panennya berlimpah pokoknya," jelas dia kepada detikFinance, Selasa (11/9/2018).

"Total mungkin, seluruh Indonesia di atas 100.000 ton bulan ini. Biasanya itu kisaran 60.000 ton," imbuh dia.

Lebih lanjut, ia menjelaskan stok yang melimpah tersebut menyebabkan harga cabai di tingkat petani ikut jatuh. Biasanya, harga dipatok Rp 20.000 per kg malah menjadi 11.000 hingga Rp 15.000 per kg.

"Ini turun banget, rawit itu biasanya Rp 20.000 per kg. Nah, sekarang itu kisaran Rp 11.000 sampai Rp 15.000 per kg," tutup dia.

Dampak penurunan harga pada komoditas cabai rawit diinginkan petani agar harga kembali normal.

Menurut Ketua AACI, Dadi Sudiana penurunan harga cabai tersebut menyebabkan kerugian bagi petani. Sebab, biaya produksi jauh lebih besar dibandingkan harga jual cabai per kilogram (kg).

Dadi pun berharap agar pola tanam cabai lebih diperhatikan lagi sehingga kondisi tersebut tidak akan terulang kembali. Dengan begitu, harga cabai bisa kembali normal.

"Ya pola tanam, produksi harus dipola. Kalau begitu terus kan nanti ada yang jatuh atau malah tinggi. Kita sendiri nggak menginginkan tinggi sekali atau rendah," kata dia kepada detikFinance, Jakarta, Selasa (11/9/2018).

"Kita maunya di tingkat petani paling rendah Rp 10 ribu per kg dan tingginya itu Rp 20 ribu per kg," sambungnya.

Lebih lanjut, ia juga menilai kondisi jatuhnya harga cabai bisa berpotensi menyebabkan kelangkaan pasokan di akhir tahun. Pasalnya saat ini petani lebih memilih menanam komoditas yang dianggap menguntungkan.

"Sekarang petani jadi malas tanam kan karena nggak ada modal, harganya kan jatuh. Sekarang tanam timun, kacang panjang. Jadi akhir tahun bisa ada kelangkaan karena kan modalnya habis," ungkapnya.

Selain cabai rawit merah, harga bawang merah juga mengalami penurunan dari sebelumnya Rp 30.000 per kilogram (kg) menjadi Rp 25.000 per kg.

Menurut salah satu pedagang, Barokah, ia mengambil bawang merah dari Pasar Induk Kramat Jati dengan harga Rp 20.000 per kg. Turunnya harga komoditas tersebut baru terjadi dalam kurun waktu satu minggu ini.

"Bawang merah ngambil (di Pasar Induk Kramat Jati) Rp 20.000. Di sini jualnya Rp 25.000 per kg. Ya semingguan ini lah (turun harga)," ungkapnya kepada detikFinance, Selasa (11/9/2018).

Lebih lanjut, ia mengatakan harga bawang putih saat ini ia patok dengan harga Rp 28.000 per kg dari sebelumnya Rp 30.000 per kg.

"Sama (bawang putih). Ini harganya di sana ngambil Rp 22.000 per kg, di sini jual Rp 28.000," imbuh dia.

Pedagang lainnya, Atmini juga menjelaskan harga bawang baik putih dan bawang merah mengalami penurunan sebesar Rp 5.000 per kg. Sehingga saat ini dijual sebesar Rp 30.000 per kg.

"Sama saja, turun kok. Bawang merah Rp 30.000 per kg. Sebelumnya Rp 35.000 per kg. Bawang putih juga sama Rp 30.000 per kg, sebelumnya Rp 35.000 per kg," pungkas dia.


Harga bawang merah Pasar Pondok Labu, Jakarta Selatan dipatok Rp 25.000 per kilogram (kg). Harga tersebut ternyata membuat petani merugi.

Sekretaris Jenderal Asosiasi Bawang Merah Indonesia, Ikhwan Arif mengatakan jatuhnya harga bawang dikarenakan dua hal, yaitu pola penanaman dan sistem perdagangan yang langsung ke pasar.

Sebab, kata Ikhwan, saat ini banyak petani yang melakukan penanaman bawang merah yang tidak disesuaikan dengan waktu pola tanam, sehingga membuat pasokan melimpah.

"Jadi ada pengembangan kawasan dan itu buat rekan-rekan petani nambah menanam bawang, akhirnya pola tanamnya hampir bersamaan. Terus, perdagangannya basah jadi ngangkut langsung dibawa ke pasar dan harga jatuh padahal kan konsumen kebutuhannya tetap," ungkap dia kepada detikFinance, Selasa (11/9/2018).

Lebih lanjut, Ikhwan menjelaskan penurunan harga tersebut akan berlanjut selama satu bulan ke depan. Ia memperkirakan jatuhnya harga bawang merah bisa mencapai Rp 3.000 sampai Rp 4.000 per kg di tingkat petani dan Rp 10.000 per kg di tingkat grosir.

Alhasil, harga jual ini menyebabkan kerugian bagi petani sebesar Rp 5.000. Sebab harga bawang di tingkat grosir seharusnya dipatok Rp 15.000 per kg.

"Ini berjalan bisa berlanjut satu bulan lagi bisa turun. Kira-kira penurunan, paling stuck Rp 3.000 sampai Rp 4.000 per kg lah. Terus di grosir itu Rp 10.000 per kg padahal harusnya Rp 15.000, jadi rugi petani hampir Rp 5.000 per kg," ungkap dia.

Sementara itu, ia memperkirakan harga bawang akan membaik pada dua bulan ke depan. Sebab di waktu itu, waktu panen tidak akan bersamaan seperti yang terjadi saat ini.

"Paling dua bulan lagi baru harganya membaik, karena saat ini kan masih banyak panennya," tutup dia.


https://m.detik.com/finance/berita-e...etir/6/#search



blangsak bener nih emoticon-Leh Uga

kan.kakek udah bilang bertani dollar amerika saja pasti untung atau beternak infrastruktur. hahahha

gak usah ngarepin si onoh dah oon
0
3.4K
37
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan