Siang agan sista semua, disini saya pengen curhat mnta saran dan ingin bertukar pikiran khususnya untuk yang sudah berkeluarga para suami dan istri-istri. 

Saya merasa hubungan saya dan suami saya ini istimewa, sampe sekarang saya masih berusaha agar suami saya mencintai saya. tujuannya agar rumah tangga kami harmonis, kompak, sakinah mawadah warohmah biar langgeng jg. Saya sangat mencintai suami, tapi jujur karakter suami saya yang cuek, kami jarang berhubungan badan, di tambah suami saya yang sangat egois membuat saya  merasa terintimidasi karna perasaan saya ini. Saya merasa suami saya tidak mencintai saya, sehingga segala macam usaha saya ini terasa sia-sia. Dan saat ini saya berada di titik "ingin menyerah" dalam hal mencari perhatian suami saya. Saya juga ingin bahagia, merasa di cintai seperti wanita-wanita lainnya. Tapi sampe saat ini saya belum merasakan itu.. 

Kami menikah atas dasar suka sm suka kok awalnya, bukan krn perjodohan tp karna masalah keluarga hubungan kami berdua makin jauh. Saya yg bertemperamen keras semakin membuat point-point minus di suami saya, itu yang saya sadari sbg bahan intropeksi. Dan suami saya sendiri tdk bs bijak, kurang bertanggungjawab. Setahun saya ditinggalkan suami dg anak yg masih bayi. Kami hampir bercerai saat itu, kami bercerai jg awalnya krn hasutan orang lain dan krn hubungan kami memang tdk baik sehingga sampai lah gugatan cerai saya di pengadilan. Gugatan cerai saya di dasari atas keinginan suami yg ingin bercerai, selain hasutan keluarga juga karna ada wanita lain. Memang fatal.. Tapi akhirnya saya memaafkan dan berhasil rujuk.

Proses rujuknya ini membuat saya semakin keras untuk intropeksi diri, tujuannya ingin merubah suami. Tapi saya tau, jika saya ingin suami menjadi lebih baik harus saya dulu lah yang berubah lebih baik. Berat lho buat saya apalagi dg karakter suami saya yang cuek. Pernah setelah rujuk, saya mendapati email bookingan hotel suami dg si wanita gila itu (baca:selingkuhan suami) memang ketika masa kami berpisah tp msh berstatus suami istri, lalu di dompetnya saya menemukan "isim-isim" yang ditujukan supaya si wanita gila itu kembali lagi ke pelukan suami saya. Sakit lho saya tau itu, tapi ya sudah lah.. Selain itu pernah ketauan suami jg janjian di tempat yang gak sewajarnya bagi seorang laki2 beristri dan chat mesra dg wanita lain. Saya sampaikan kekecewaan saya, dan kembali saya memaafkan. Segala macam perilaku suami saya maklumi, dlm hal uang suami selalu berlaku curang dan egois. Sekarang memang ada perubahan di diri suami saya untuk tanggungjawabnya sbg seorang suami. Tidak banyak tp saya syukuri itu.. 

Suami saya ini dasarnya baik kok, dan dia jg sadar dg kebersamaannya dg keluarga. Suami saya masih meluangkan waktunya untuk saya dan anak saya. Tapi perasaan saya merasa kesepian dg hubungan yang bertahan hanya karena anak. Tapi saya pun gak mau melepaskan / bercerai.. Makanya sampe skrang saya masih berusaha menjadi istri yg baik, yang sholehah buat suami saya. Saya selalu berdoa supaya Alloh memberikan perasaan cinta dan sayang di hari suami saya ke saya yang jauh lebih dalam lagi, supaya hubungan kami bisa lebih bahagia.