- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Rasa kemanusiaan teruji ketika bencana melanda


TS
zamanku
Rasa kemanusiaan teruji ketika bencana melanda

Spoiler for sumber gambar:
Minggu, 5 Agustus sekitar pukul 7 malam waktu Indonesia tengah, sepertinya akan menjadi peristiwa yang akan dikenang oleh warga lombok, khusunya Kabupaten Lombok Utara (KLU) tempat dimana ane lahir dan besar. Sebulan telah berlalu peristiwa gempa berkuatan 7 SR yang meluluh lantahkan daerah KLU. Sampai saat ini lebih dari 500 jiwa meninggal, puluhan ribu rumah rusak dan ratusan ribu mayarakat mengungsi. Dan sampai saat ini rentetan gempa yang mengguncang pulau lombok masih terasa hingga kini, meski frekuensi gempa sudah mulai berkurang, namun masih menyisakan duka dan trauma yang mendalam bagi warga lombok.

Saat itu sifat manusia menjadi kacau, menjadi sangat egois. Kemana slogan berbagi yang selalu didengungkan ketika bencana belum melanda? Bantuan memang datang tiada henti, kami sangat berterima kasih untuk itu, terima kasih. Meskipun begitu penjarahan sempat terjadi di beberapa toko sembako dan supermarket, sampai beberapa hari setelah terjadi gempa mengerikan itu. Hampir semua orang hanya mementingkan diri sendiri, mementingkan keluarga dan orang orang terdekat tanpa mau tau keadaan orang lain. Ya, memang di saat seperti itu kita tidak dapat menyalahkan sifat egois manusia karena semua orang di liputi perasaan takut, takut akan kelaparan, takut akan kekurangan makanan, sehingga menjadikan orang orang berbuat semaunya, mengambil barang yang bukan miliknya, menjarah toko, menjarah pasar, keadaan yang kacau, sempat terjadi perkelahian antara penjarah dan pemilik toko, bahkan perkelahian terjadi antara sesama penjarah yang berebut barang jarahan dan itu terjadi di depan mata ane sendiri.

Hampir semua warga pulau lombok yang terdampak gempa tinggal di berbagai titik pengungsian menggunakan terpal yang di jadikan tenda seadanya. Tentu tinggal di tenda pengungsian tidak senyaman seperti tinggal di rumah sendiri, semua serba terbatas, dan menggunakan bahan kebutuhan untuk hidup seirit mungkin. Masalah kesehatan mulai bermunculan karena kebersihan dan sanitasi yang buruk, penggunaan MCK umum yang tidak sehat, para pengungsi membuang sampah sembarangan, satu tenda di isi sampai puluhan orang, sesak dan berhimpitan.

Tidak sampai disitu, di pengungsian pun sama halnya, perkelahian dan adu mulut hampir terjadi setiap hari, entah itu karena berebut sumbangan atau bantuan yang datang, karena tidak sabar untuk mengantri di tempat MCK. Malam harinya suaranya tangis bayi hampir tiap malam terdengar, suara erangan kesakitan para lansia korban gempa yang terkena reruntuhan bangunan menjadi suara pengantar tidur hampir tiap malam.
Ya, itu semua adalah ujian, memilih untuk pulang kerumah sama saja karena masih banyak tersisa puing puing bangunan yang bisa kapan saja rubuh dan sangat membahayakan, sedih juga terasa dalam hati melihat rumah yang telah dihuni sedari kecil kini hanya tinggal puing bangunan yang berantakan, kini kami hanya bisa melihat alat berat milik pemerintah yang meratakan semua itu sambil berharap bantuan untuk membangun kembali rumah itu segera datang.
Musibah dan bencana memang menyisakan kenangan tragis terhadap korbannya, tapi terlepas dari itu semua yang telah terjadi di balik itu Tuhan telah menyiapkan sesuatu yang bisa di ambil hikmahnya, sesuatu yang bisa di ambil pelajaran darinya.
0
532
5


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan