Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Arief Poyuono menanggapi nilai tukar rupiah yang menginjak angka Rp 14.300-an per dolar Amerika Serikat.

Ia mengatakan, peran tim ekonomi Presiden Jokowi tidak serius dalam menangani melemahnya rupiah tersebut.

"Yang pasti tim ekonomi Joko Widodo cuma ahli tebak tebakan dalam memprediksi keadaan perekonomian global, seperti prediksi kenaikan harga minyak dunia, kenaikan suku bunga The FED semua cuma pakai tebak-tebak aja," kata Arief dalam keterangan tertulisnya, Rabu (4/7/2018).

Kedua, lanjutnya, tim perancang APBN pemerintahan Jokowi juga terlalu percaya diri (over confidence).

"Misalnya dalam mematok pertumbuhan ekonomi dan program ketahanan pangan. Contoh program swasembada  ketahanan pangan yang di patok Joko Widodo pada tahun ternyata gagal total karena tidak didasarkan pada perubahan cuaca dan perbaikan sarana dan prasarana pertanian yang ada.
Akhirnya Impor pangan gede gedean yang membutuhkan USD," paparnya.

Lebih lanjut Arief menegaskan, berdasarkan prediksinya tidak akan membutuhkan waktu lama rupiah akan terus melemah bahkan memburuk.

"Terkait sekarang USD yang enggak berapa lama lagi Akan berada di kisaran Rp 15.000 rupiah per dolar AS. Penangannya juga cuma cara traditional seperti intervensi BI dengan CADEV dan menaikan suku bunga yang cara-cara ini sepertinya tidak akan berhasil," tuturnya.

Ia juga mengaku, kalau nanti 2019 Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo terpilih sebagai Presiden Republik Indonesia, maka akan bisa membuat rupiah menguat kembali.

"Kalau Kita sih tahu caranya untuk buat dollar US kembali ke kisaran Rp 10.000. Tunggu saja kalau Prabowo Subianto yang jadi Presidennya," ujarnya.

"Akan kita realisasikan bukan kayak Joko Widodo katanya dollar akan dibawah 10 ribu rupiah eh malah meroket menuju 15 ribu rupiah maklum prediksinya hoax sih," pungkasnya.(yn) 

http://www.teropongsenayan.com/88996...ali-rp-10-ribu

Mantab nih...