VIVA – Ruang rapat paripurna DPRD Kabupaten Manggarai Nusa Tenggara Timur, Rabu 5 September 2018 dibikin tegang oleh dua Anggota Dewan yang hampir terlibat baku hantam. Mereka masing-masing Marsel Ahang (PKS) dan Matias Masir dari Fraksi PAN.

Keributan itu terjadi saat Bupati Deno Kamelus di depan sidang paripurna menjelaskan arti SiLPA (Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun Berkenan) dan SiLPA sebagai Sisa Lebih Perhitungan Anggaran yaitu selisih lebih realisasi penerimaan dan pengeluaran anggaran selama satu periode anggaran.

Pada bagian berbeda, Bupati Deno menyinggung pernyataan Anggota DPRD yang sesumbar di media menyebut eksekutif buta hukum karena salah mengelola DAK Afirmasi serta menuding ada indikasi korupsi pada belasan paket proyek yang bersumber dari DAK Afirmasi tahun 2017 sehingga menimbulkan utang pada APBD Perubahan tahun 2018.

“Semua anggapan itu tidak benar karena ketika ada SiLPA yang sudah ada peruntukannya atau ada penerimaan pembiayaan, itu sebenarnya di dalam situ ada KDP,” urai Bupati Deno.

Namun saat Deno hendak memaparkan postur APBD Perubahan Tahun Anggaran 2018, Marsel Ahang justru menginterupsi dengan nada meninggi sambil menggebrak meja. Di saat yang sama, pimpinan sidang Paul Peos menghardik Marsel untuk bertindak sopan.

Cara Marsel Ahang yang sangat emosional membuat Matias Masir yang duduk di deretan bagian timur langsung berdiri dan menegur Marsel agar bertindak sopan di ruang sidang. Perang mulut dua orang wakil rakyat ini pun tak terhindarkan dilanjutkan saling tantang duel sambil membanting meja dan kursi. Beruntung petugas keamanan cepat-cepat melerai keduanya.

Akibat keributan ini, sidang dengan agenda penyampaian Tim Badan Anggaran DPRD terhadap KUA-PPAS (Kebijakan Umum Anggaran dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara) untuk Perubahan APBD Tahun 2018 diskors. Sekira 30 menit kemudian sidang kembali dilanjutkan hingga selesai.

Dalam keributan ini, Marsel Ahang terkena pukulan Satpol PP yang melerai perkelahiannya dengan Matias Masir yang menyebabkan kader PKS itu terluka di pipi kanannya.

“Ada anggota Satpol PP yang megayunkan tangannya ke saya sambil melerai. Saya tidak terima dan saya akan polisikan dia. Saya tahu ini sengaja, orang-orang itu suruhan Bupati,” Kata Marsel tanpa menyebut nama oknum yang memukulnya.

Anggota DPRD dari PKS itu kemudian melaporkan dugaan penganiayaan yang menimpanya ke Mapolres Manggarai. Usai menerima laporan Marsel Ahang, polisi langsung melakukan olah TKP.

“Saya sudah lapor dan menjalani visum et repertum,” ujarnya Rabu petang.

Keributan antara Ahang dan Masir bukan kali ini saja terjadi. Seteru ini sebelumnya juga terlibat berantem di tengah-tengah sidang dewan. Ironisnya, baik Marsel Ahang pun Matias Masir sama-sama berasal dari parpol pengusung Bupati Deno Kamelus dan Wakil Bupati Victor Madur pada Pilkada 2015 lalu.

https://www.viva.co.id/berita/nasion...edium=autonext