Kaskus

News

annisa2019Avatar border
TS
annisa2019
Jangan Jadikan AS “Kambing Hitam” Pelemahan Rupiah. Lalu Siapa?
Jangan Jadikan AS “Kambing Hitam” Pelemahan Rupiah
12/03/2015, 08:55 WIB 

Jangan Jadikan AS “Kambing Hitam” Pelemahan Rupiah. Lalu Siapa?
Dollar AS(KOMPAS.com/ FIRA ABDURACHMAN) 

JAKARTA, KOMPAS.com – Ekonom yang kini menjabat sebagai Staf Ahli Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Destry Damayanti meminta pemerintah tidak menjadikan alasan penguatan dollar AS menjadi penyebab rontoknya rupiah. Walapun dia mengakui bahwa pelemahan nilai tukar mata uang negara-negar di dunia, termasuk rupiah disebabkan tren penguatan dollar AS. 

“Tapi kalau saya lihat jangan terlalu menjadikan itu sebagai alasan, karena negara lain enggak separah kita. Contohnya Thailand,” kata Destry ditemui di sela-sela Microfinance Forum 2015  di  Jakarta, Rabu (11/3/2015). 

Destry melihat nilai tukar mata uang Thailand dan Malaysia tidak separah Indonesia. Rupiah telah melemah sebesar 7 persen year to date (YtD). Destry menengarai penyebabnya adalah kurangnya pasokan dollar AS, sementara permintaan akan dollar AS sangat tinggi. 

“Untuk impor, bayar Utang Luar Negeri. Nah pasokan dollar AS ini kan kita dapatnya dari eksportir. Eksportirnya mau masukin enggak dollar AS ke sini?” sambung Destry. Seharusnya, kata Destry, pihak yang bisa mengambil manfaat dari pelemahan rupiah ini adalah para eksportir komoditas dan manufaktur. Tetapi, lagi-lagi hal tersebut nampaknya sulit dilakukan. Sebab, menurut Destry, sebesar 76 persen bahan baku didatangkan dari impor, dan 17 persen barang modal juga dari impor. 

“Jadi hal produktif pun semuanya impor. Biaya impor yang akan naik ini memukul pengusaha,” imbuh dia. Selain itu, dia menambahkan, melemahnya nilai tukar rupiah akan mengganggu pencapaian target inflasi tahun ini. Diperhitungkan, tiap depresiasi 10 persen akan memberikan kontribusi terhadap inflasi sebesar 0,8 persen. 

"Sekarang depresiasi sudah 7 persen, maka akan ada penambahan inflasi 0,6 persen. Ini akan memberatkan target pemerintah dan Bank Indonesia untuk mencapai target inflasi,” ucap Destry.
https://edukasi.kompas.com/read/2015/03/12/085500126/Jangan.Jadikan.AS.Kambing.Hitam.Pelemahan.Rupiah

Jokowi: 
Pelemahan Rupiah Akibat Faktor Eksternal yang Datang Bertubi-tubi
05 Sep 2018, 11:00 WIB
Jangan Jadikan AS “Kambing Hitam” Pelemahan Rupiah. Lalu Siapa?
Presiden Joko Widodo. (Biro Pers Setpres)


Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo (Jokowi) angkat suara terkait pelemahan nilai tukar rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (USD) yang nyaris menyentuh 15.000. Menurut Jokowi, pelemahan nilai tukar Rupiah ini merupakan imbas dari berbagai faktor eksternal.


"Pelemahan kurs tidak hanya di Indonesia. Ini adalah faktor eksternal yang bertubi-tubi, baik yang berkaitan dengan kenaikan suku bunga di AS, baik yang berkaitan dengan perang dagang AS dan China, baik berkaitan krisis yang ada di Turki dan di Argentina," ungkap Jokowi saat ditemui di Indonesia Kendaraan Terminal, Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (5/9/2018).

Meski demikian, mantan Wali Kota Solo ini mengaku tetap mewaspadai dampak dari gejolak perekonomian dunia tersebut. Terlebih dalam hal ini, pemerintah akan terus melakukan koordinasi di berbagai sektor.

"Saya selalu melakukan koordinasi berkaitan sektor moneter, sektor industri, pelaku usaha. Koordinasi yang kuat ini menjadi kunci sehingga jalannya itu dari semuanya," imbuh Jokowi.


"Kuncinya memang ada dua yang saya sampaikan. Di investasi terus meningkat dan ekspor yang juga harus meningkat sehingga bisa menyelesaikan defisit transaksi berjalan," ucap Jokowi.


Diketahui, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) masih betah di level 14.900-an per USD. Angka ini melemah dibanding beberapa hari lalu, di mana rupiah masih bertengger di level Rp 14.700-an per USD.


Mengutip data Bloomberg, pagi ini rupiah dibuka pada posisi 14.925 per USD atau menguat tipis dibanding penutupan perdagangan kemarin di 14.935 per USD.

https://www.liputan6.com/bisnis/read/3636878/jokowi-pelemahan-rupiah-akibat-faktor-eksternal-yang-datang-bertubi-tubi

---------------------------

Saya coba memahami dalam-dalam, mengapa Presiden Jokowi menyampaikan ke rakyatnya selama ini, bahwa terpuruknya RUPIAH atas US DOLLAR bukanlah disebabkan karena faktor dalam negeri (INTERNAL), tetapi lebih banyak disebabkan oleh faktor NEGARA ASING (EXTERNAL) sebagai biang keroknya!

Lalu tadi pagi ada netter yang memposting pendapatnya yang sangat menarik, tentang pola yang sama dan berulang-ulang setiap ada krisis ekonomi dan keuangan sedang melanda Dunia... dan dia melihatnya biang keroknya yaa dari Amerika Serikat, khusus dari kebijakan The FED. The FED adalah Bank Sentral AS tapi bukan milik Pemerintahan Gedung Putih, melainkan milik Swasta, tepatnya milik sekelompok keluarga saja sebenarnya.


Saya muat lagi pandangan si netter ybs dibawah ini.
Juga hasil browsing di Youtube, saya menemukan 2 video menarik tentang siapa sesungguhnya yang menguasai sistem keuangan di Dunia selama ini. Dan bagiamana negara seperti INDONESIA yang rentan dalam dunia ekonomi global saat ini yang sistemnya didominasi dan dikendalikan oleh sistem keuangan Barat, khususnya yang dari AS itu.


Quote:



PENGUASA EKONOMI DUNIA
Kalian tahu, siapa penguasa Perbankan dan Keuangan Dunia?
PART.1



PART.2


PART.3


PART.4


KRISIS DAN KERENTANAN EKONOMI INDONESIA



emoticon-Maluemoticon-Takutemoticon-Malu
Diubah oleh annisa2019 06-09-2018 08:36
0
1.8K
29
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan