Di Indonesia kita mengenal Raisa dan Isyana Sarasvati yang beberapa tahun terakhir mencuri perhatian dengan lagu-lagu cinta dan bertemakan anak muda. Dua penyanyi solo ini bisa dikatakan adalah ikon dari kultur musik pop di Indonesia setelah sempat dilanda demam band-band berbagai genre dari murni pop hingga pop melayu. Kini muncul lagi nama Via Vallen yang lebih membumi dengan musik dangdutnya. Berawal dari lagu 'Sayang' berbahasa Jawa yang viral itu, Via Vallen sukses menjadikan dirinya sebagai salah satu penyanyi papan atas dengan bayaran fantastis untuk sekali manggung. Indonesia punya Raisa, Isyana, dan Via. Bagaimana dengan Korea Selatan?

Dalam dua dekade terakhir, ada sederet nama solois perempuan di Korea Selatan yang dicintai oleh masyarakat dari segala usia dan generasi. Beberapa merupakan jebolan dari girlband yang sudah bubar atau sedang hiatus, beberapa yang lain memang disiapkan untuk menjadi penyanyi solo. Jika kurun waktunya dipersempit jadi satu dekade terakhir, kita akan mendapatkan lebih sedikit nama solois perempuan yang popularitasnya masih terjaga hingga saat ini. Dan IU akan jadi yang paling menonjol di antara semuanya.
IU debut di tahun 2008 dengan lagu berjudul 'Missing Child' yang disebut kurang appealing ke masyarakat. Awal kariernya terbilang biasa-biasa saja sampai akhirnya dia merilis lagu berjudul 'Good Day' di tahun 2010 dan semua orang mulai membicarakan high-note 3 oktafnya di jelang akhir lagu tersebut. Pujian demi pujian datang buat pemilik nama asli Lee Ji Eun tersebut. Gelar 'Nation's Little Sister' pun diberikan padanya. Memang sih bukan gelar resmi yang diserahkan oleh presiden atau apa. Namun ketika masyarakat sudah memberikan label 'Nation's Little Sister' kepada seorang selebriti, itu berarti popularitasnya sudah sangat luar biasa karena seluruh negeri pasti mengenal sosok tersebut.

Setelah 'Good Day', lagu-lagu IU dari album berikutnya pasti sukses meski dia tidak secara aktif mempromosikannya di acara musik televisi. IU kerap merajai chart-chart musik digital di Korea Selatan sehingga dia pun dijuluki 'Digimon' alias 'Digital Monster'. Sejak 'Good Day' hingga saat ini, IU sudah banyak merilis lagu-lagu yang juara di chart digital. Dari tahun ke tahun musiknya terus berkembang menjadi lebih dewasa mengikuti usia sang penyanyi yang lahir di tahun 1993 tersebut. IU pun lebih diberikan kebebasan untuk menulis sendiri lagunya sesuai dengan jenis dan genre yang sedang dia sukai. Meski perubahan jenis musik yang dibawakannya sangat terasa, ada satu hal yang tetap sama dan sudah jadi mantra kesuksesan buat lagu-lagu IU: judulnya harus tiga suku kata. Tiga suku kata di sini maksudnya dalam judul asli bahasa Korea-nya ya!
Nah, berikut daftar lagu-lagu IU yang sukses berkat "mantra" tiga suku kata tersebut:
Quote:
1. Good Day - Joh-eun Nal
Dinyanyikan oleh IU ketika usianya baru menginjak 17 tahun, lagu ini jadi lagu wajib di setiap penampilan IU di panggung-panggung off air atau di konser solonya. 'Good Day' seolah jadi track yang sangat dihormati oleh penyanyinya sendiri karena tanpa lagu ini, IU mungkin tidak akan menjadi solois yang diperhitungkan di industri musik Korea Selatan hingga saat ini. Nada tinggi 3 oktaf yang ditampilkan IU di lagu ini sangat ikonik dan selalu ditunggu-tunggu penampilan live-nya kala itu. Meski kini IU tidak selalu menyanyikan part itu dalam penampilannya karena kalau terlalu sering menyanyikan nada tinggi 3 oktaf akan berbahaya untuk kesehatan pita suaranya. Ini ada video kompilasi ketika IU menyanyikan nada tinggi 3 oktaf di lagu 'Good Day'.
2. You and I - Neo-rang Na
'You and I' dirilis menyusul kesuksesan 'Good Day' dan jadi lagu andalan di album full kedua IU yang berjudul 'Last Fantasy'. Album ini berisi beragam lagu mulai dari yang ceria hingga ballad. Ada lagu-lagu yang punya nuansa negeri dongeng, ada juga lagu-lagu yang dibawakan dengan orkestra. 'You and I' berkisah tentang seorang anak perempuan yang jatuh cinta pada seorang laki-laki, namun dia merasa mereka tidak bisa bersatu untuk saat ini, jadi dia ingin mempercepat waktu dan bertemu di masa depan ketika dia sudah lebih dewasa dan lebih siap.
3. Peach - Bok Sung-A
'Peach' diciptakan IU karena terinspirasi oleh teman dekatnya, Sulli (member grup f(x)). Lagu ini terdengar sederhana dan nyaman di telinga karena minim instrumen. IU hanya mengandalkan instrumen gitar di lagu ini. 'Peach' dirilis pada sebuah musim semi di tahun 2012 dalam sebuah album berjudul 'Spring of Twenty Year Old'. Judul album ini merujuk pada usia IU (usia Korea) di tahun itu yang sudah memasuki 20 tahun (di tahun yang sama secara internasional berarti usianya 19 tahun--di usia 19 tahun, orang Korea menyebutnya sebagai coming-of-age, berarti dia sudah diperbolehkan menikah, minum alkohol, merokok, dan ikut pemilu).
4. Twenty Three - Se-mul Set
'Twenty Three' dirilis setelah IU sempat vakum selama dua tahun merilis album karena fokus merambah ke dunia akting. Lagu ini adalah title track untuk album mini yang diberi judul 'CHAT-SHIRE' dan dirilis di tahun 2015. Lewat album mini ini, IU lebih bebas dalam mengekspresikan dirinya dalam bermusik. IU menulis lirik dan menggubah sebagian besar tracklist di album tersebut. 'Twenty Three' sendiri merupakan lagu yang menggambarkan kegundahan seseorang ketika memasuki usia 23 tahun. Lagu yang akan relate banget buat mereka yang sedang berada di usia ini.
5. Through the Night - Bam Pyeon-ji
'Through the Night' dinobatkan sebagai Song of the Year di 32nd Golden Disc Awards tahun 2017 lalu. Golden Disc Awards adalah penghargaan musik sekelas Grammy di Korea Selatan. Lagu ini ditulis liriknya dan dikomposisi langsung oleh IU, bernuansa ballad dan menggambarkan kerinduan yang mendalam terhadap seseorang yang dicintai. Setelah perilisannya, 'Through the Night' menempati puncak tangga lagu digital di Korea dalam waktu yang cukup lama. Banyak juga dinyanyikan dan di-cover oleh para idola KPop.
6. The Red Shoes - Bun-hong Sin
'The Red Shoes' dirilis tahun 2013 dalam sebuah album berjudul 'Modern Times'. Lagu dan koreografinya dibuat bernuansa grande, seperti menyaksikan sebuah musikal. IU tampil untuk pertama kalinya dengan rambut diwarnai kecoklatan. Video klipnya menampilkan banyak musisi senior di industri musik. Lagu ini terinspirasi dari kisah dongeng klasik karya hans Christian Andersen, tentang sebuah sepatu terkutuk yang membuat penggunanya tidak berhenti menari.
7. Palette - Pal-let-te
Ini adalah lagu andalan dari album solo terbaru yang dirilis IU di tahun 2016 lalu. Album tersebut berjudul sama seperti lagu yang dinyanyikan IU bersama G-Dragon ini. Lewat 'Palette', IU menyanyi tentang dirinya yang kini memasuki usia 25 tahun. Tentang bagaimana dia lebih stabil dan lebih bisa menentukan apa yang dia suka dan apa yang dia tidak suka. Dia menggambarkan kehidupannya di usia 25 seperti palet yang punya berbagai warna.
8. Every End of the Day - Ha-ru Kkeut
'Every End of the Day' adalah track kedua di album 'Spring of Twenty Year Old'. Lagu ini sebenarnya adalah lagu andalan di album single tersebut namun ternyata plot twist-nya 'Peach' pun disukai. Sehingga pernah dalam satu episode acara musik televisi, dua lagu tersebut bertarung untuk merebutkan piala juara pertama di chart mingguan. Video klip 'Every End of the Day' dibuat dalam bentuk film dokumenter pendek yang syutingnya dilakukan di Venice.
9. dlwlrma - I Ji-geum
Judul lagu ini dalam bahasa Inggris memang agak aneh 'dlwlrma'. Diambil dari username Instagram pribadi IU. Tidak jelas bagaimana pengucapan yang benar dari judul lagu ini. 'dlwrma' punya judul bahasa Korea 'I Ji-geum' yang berarti 'right now'/'saat ini'. Kata 'dlwlrma' muncul dari padanan huruf-huruf hangeul (aksara Korea) di atas keyboard QWERTY yang roman/latin.
10. Bad Day - Si-reun Nal
Punya lagu berjudul 'Good Day', IU pun melengkapinya dengan lagu berjudul 'Bad Day' yang jadi b-side track album 'Modern Times'. Lagu ini menceritakan tentang bagaimana seseorang tengah merasakan hari yang buruk sehingga mood-nya kacau dan semua yang terjadi di sekelilingnya terasa menyebalkan. Lagu ini punya nuansa gloomy sehingga ketika mendengarkannya seolah-olah kita pun sedang merasakan hari yang buruk. Tidak ada video klip untuk lagu ini.